XXXIV

6.5K 291 20
                                    

Tiga bulan berlalu begitu cepat dan singkat.

Kandungan Lufi kini sudah memasuki minggu ke- 28 atau tepatnya bulan ke tujuh. Banyak perkembangan pesat yang terjadi, dari mulai jenis kelamin, besar perut sampai prediksi kelahiran.

Tidak ada banyak hal diluar praduga, selain kegiatan sepasang kekasih yang sering bergumul panas di atas ranjang setiap harinya.

Hubungan Lufi dan Egan pun kian membaik. Lufi mulai bisa menerima Egan dalam kehidupannya. Setitik kebahagiaan muncul, saat Egan bersikap layaknya ayah idaman.

"Lufi, apa kau tidak ingin pindah kerumah ini?" Tanya Egan hari itu.

Lufi menggeleng cepat. "Tidak, um ... maksudku, aku masih ingin tinggal bersama Lucian."

Egan hanya mampu tersenyum tanpa bisa melarang. Ia akan mengabulkan apapun keinginan putrinya.

Lufi mengulum senyum, ia mengusap bahu Egan yang telah kembali kekar pasca penembakan yang dirinya lakukan. "Dad, aku akan sering berkunjung kemari."

"Besok, Daddy akan terbang ke Las Vegas selama sekitar dua minggu," Egan menimpa tangan Lufi dibahunya. "Bersama Eric."

"Kak Eric? Kenapa dia ikut?"

"Eric harus melakukan pelatihan sebelum aku lengserkan tahta ketua mafia sialan ini."

Mereka tertawa bersama. Pasalnya, Eric benar-benar menolak menjadi penerus ketua clan Miller selanjutnya.

Ah, Eric, ia bercita-cita ingin menjadi seorang jaksa. Mana mungkin ia terjun ke dunia yang seharusnya menjadi musuh bebutannya. Mafia dan hukum adalah dua kutub yang saling bertolak belakang.

"Sayang, sudah selesai? Ayo, berangkat." Ucap Lucian pelan.

Lufi terlonjak kecil saat Lucian memeluknya dari belakang sembari berbisik. Ia membalikkan wajah, menghadap seorang lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Senyum simpul Lufi terbit, kala memandang wajah tampan Lucian dari jarak sedekat ini. Ini terasa seperti mimpi baginya.

Dua clan mafia terkejam sepanjang sejarah; Dhe Costra dan Van Miller, sepakat menghapus adat turun-temurun mereka, yaitu adat perjodohan sesama clan mafia.

Sebetulnya, dihapus atau tidak, Lucian akan tetap memilih Lufi sebagai pendamping hidupnya apapun yang terjadi. Rintangan sebesar samudera pun, Lucian tetap akan menerjangnya demi memiliki Lufi.

Lufiana, gadisnya itu sudah berganti status menjadi Lufiana Van Miller. Tunggu, sebentar lagi Lufi akan menyandang gelar sebagai Mrs. Dhe Costra, camkan itu!

Lufi menutup buku diary biru muda miliknya. Ia bangun dari duduknya, kemudian menarik clucth yang ada tak jauh dari sana.

"Ayo, aku sudah siap."

Cup Cup Cup

Lucian mengecupi seluruh wajah gadis itu, lalu ia beringsrut ke bawah, mencium juga memeluk perut Lufi yang kian hari semakin buncit. Ini, sebuah kebiasaan baru bagi Lucian.

"Cepatlah lahir, baby boy. Daddy sudah tak sabar ingin menikahi Mommymu!" Tutur Lucian setelah mencium lama perut Lufi.

Lufi tak melunturkan sedikit saja senyumannya. Tangan gadis itu terulur mengelus rambut sedikit ikal Lucian.

"Ayo, anak-anak pasti sudah menunggu kehadiranmu."

|▪︎|▪︎|▪︎|

AMICOS HOME MILAN

Lufi dan Lucian turun serentak dari mobil yang mereka tumpangi. Lufi tampak sangat berbinar senang, begitu juga dengan Lucian.

LUFICIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang