|1.| Bimantara Family

773 72 124
                                    

HAI!
Panggil aku "Milo".

Kamu tau cerita ini dari mana?

Sebelum baca, jangan lupa follow, vote, dan komen ya! Satu vote dari kamu, 10 semangat buatku untuk terus berkarya.

Spam "🥑"

Typo? Tandain.

ENJOY!!!

"Nyatanya, seseram apapun wujud dari makhluk tak kasat mata, masih tak kalah seram dengan tingkah manipulatif manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nyatanya, seseram apapun wujud dari makhluk tak kasat mata, masih tak kalah seram dengan tingkah manipulatif manusia."

🥑🥑🥑

Koridor SMA 3 CAKRAWALA, atau yang lebih akrab disebut SMAGA itu tampak ramai. Maklum, bel pulang sekolah baru berdering 5 menit lalu. Seperti biasa, di mana ada Raya, maka di situ ada Nadia. Kedua siswi XI IPS 1 itu melangkah beriringan saat Raya tiba-tiba memanggil sahabatnya.

"Nad."

"Hm?" guman Nadia yang sedang sibuk mengetik balasan pesan dari pacarnya---Akmal.

"Sorry, tadi ...."

"Santai aja kali!" seru Nadia sembari melingkarkan lengannya ke belakang leher Raya, usai menyelipkan ponselnya ke saku rok abu-abu.

Raya menatap Nadia heran. Perasaan, Raya belum mengatakan alasan mengapa ia meminta maaf.

"Yang tadi geser bolpoin gue, Lilac, 'kan?" tanya Nadia.

"Bukan aku," jawab Lilac yang tiba-tiba muncul di samping kiri Raya.

Dua detik berikutnya, Raya terbahak. Kini, Nadia yang melayangkan tatapan heran. Gadis itu lantas berhenti melangkah, membuat Raya pun turut serta.

"Bukan," jawab Raya setelah puas tertawa. "Bukan Lilac."

Ekspresi Nadia lantas berubah panik. "Terus siapa, Ay?!"

"Yang di pohon mangga," sahut Lilac.

"Emang siapa yang di pohon mangga?" balas Raya dalam hati. Dia memang tak menemukan siapa makhluk yang dimaksud Lilac.

"Cewek yang muka rata."

Ekspresi Raya lantas berubah tegang. Bola matanya menatap Nadia dengan sorot prihatin. Merasa ada yang tidak beres, Nadia pun bertanya, "Siapa, Ay?"

"Yakin lo mau tahu?"

Nadia mengangguk ragu. Gadis itu sudah kepalang penasaran.

"Kata Lilac, sih, cewek yang muka rata."

Jawaban Raya membuat mata Nadia seketika melotot. Bayangan akan sosok hantu muka rata yang Raya bilang seolah otomatis terlukis dalam benak Nadia. Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat, berusaha mengenyah sosok menyeramkan dalam kepalanya.

RALILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang