|39.| Aksi

79 11 0
                                    

SEMESTER 3 HECTIC BGT WOYYY!!! TOLONGGG!!! 😭😭

Anyway.
Jangan lupa VOTE & KOMEN❗

🥑🥑🥑

Pagi-pagi sekali Raya sudah siap dengan setelan kasual yang melekat apik di tubuhnya. Celana kulot berbahan jeans, dipadukan dengan kaos putih polos serta outer warna biru dongker menjadi pilihan outfit Raya hari ini. Sebelum berangkat, Rose meminta Raya dan Dokter Cakra untuk sarapan di rumah terlebih dahulu. Karena Dufan baru buka pukul 10.00, mereka pun mengiyakan permintaan Rose.

Suasana meja makan di kediaman Bimantara sedang hangat saat ponsel Gio berdering. Sontak situasi berubah hening. Gio berdeham sejenak sebelum berkata, "Gio permisi angkat telepon." Lalu pemuda itu beranjak dari tempatnya.

"Ay, nanti pulangnya Mama nitip belanja sekalian ya?" Rose yang peka terhadap suasana tegang di sana berusaha untuk kembali mencairkan suasana.

"Belanja apa?" tanya Raya.

"Nanti Mama kirim list lewat chat."

"Tumben. Biasanya Mama belanja sama Papa."

Gilang menyahut, "Hari ini Papa mau ngajak Mama ke kantor. Paling dua sampai tiga jam, habis itu kita bakalan kencan."

Rose menoleh cepat ke arah suaminya. Kedua alis wanita itu bertaut heran. Matanya menatap penuh tanda tanya pada Gilang. Sementara bapak-bapak itu hanya mengedipkan sebelah matanya sebagai respon.

"Serius mama sama papa mau kencan?" tanya Raya.

"Iya dong!" jawab Gilang cepat. "Emang kamu doang yang boleh? Mama sama papa juga butuh quality time kali."

"Gaya banget." Rose mencibir. "Emang mau kemana nanti?"

"Kemana pun kamu mau, Sayang."

Raya tertawa ngakak mendengar panggilan sayang yang Gilang lontarkan untuk istrinya. "Geli banget kedengerannya, Pa."

"Enak aja!" seru Gilang tak terima. Tiga detik berikutnya, lelaki paruh baya itu menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal. "Tapi iya juga, sih."

Jadilah keempat orang di meja makan itu tertawa bersama. Termasuk Gio yang baru saja usai bicara dengan sang pacar. Hari ini, ia akan beraksi.

🥑🥑🥑

Wajah sumringah Raya mengiringi langkahnya memasuki area Dufan. Satu kata yang mendedinisikan tempat wisata itu hari ini, ramai. Sangat ramai. Wajar, mengingat sekarang adalah weekend. Saat dimana orang-orang berniat melepas penat dari kesibukan sehari-hari.

"Mau naik apa?" tanya Dokter Cakra. Jemarinya menggengam erat jari-jari Raya di sepanjang langkah.

Raya menoleh sejenak. Tepat saat itu, satu tangan Dokter Cakra yang bebas menyelipkan rambut terurai gadisnya ke belakang telinga. "Gimana kalau naik Kora-Kora?"

"Sure. Tapi rambutnya dikuncir dulu ya?"

Raya mengangguk saja. Gadis itu membuka tas selepang putih miliknya, mengambil pita warna krem di sana. Belum sempat bergerak lebih, Dokter Cakra lantas menyahut benda itu dari tangan Raya. "Hadap sana. Biar saya aja."

Sembari menahan rona merah di pipi, Raya balik badan. Ini memang bukan pertama kali Dokter Cakra bersikap romantis, tapi entah mengapa Raya tak pernah terbiasa.

Setelah memastikan rambut Raya terikat rapi, kedua sejoli itu melangkah beriringan menuju wahana.

"Di sini aja ya?" Dokter Cakra menunjuk bangku wahana yang ada di tengah-tengah.

RALILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang