|33.| Perkara Telur Gulung

95 15 1
                                    

Baca PELAN-PELAN❗
Karena akan ada cerita tentang siapa Isna.

🔥VOTE & KOMEN! 🔥

•••

"Persiapan yang tak pernah usai adalah persiapan untuk menyambut perpisahan."

🥑🥑🥑


Kita hidup di dunia yang penuh misteri. Tanda-tanda memang ada, tapi tak semua bisa menangkapnya. Lantas, wajar bukan apabila kia sebagai manusia biasa memiliki ketakutan?

Hal itu terjadi pada Raya. Mungkin, orang melihat hidupnya yang nyaris sempurna. Terlahir dari keluarga berada, punya orang tua utuh yang sangat mencintainya, seorang kakak lelaki yang sedikit posesif tapi perhatian layaknya idaman para anak perempuan pertama, dan calon suami seorang dokter.

Tapi, Raya tetaplah manusia biasa. Ya, Tuhan memberinya gift dengan bisa berinteraksi dengan mereka, namun nyatanya Raya adalah sosok yang penakut.

Tidak. Tidak.

Lebih tepatnya, trauma.

Malam itu, hari dimana Raya sedang liburan bersama keluarganya. Libur kenaikan kelas 11. Sedari sore, ia mendapat banyak panggilan tak terjawab dari Isna. Sahabatnya.

Isna juga mengirim pesan yang isinya meminta mereka untuk segera bertemu. Raya mencoba telepon balik sahabatnya itu, tapi tak ada jawaban hingga panggilan ke 5. Akhirnya, Raya membalas pesan Isna, ia akan pulang 3 hati lagi dan mereka bisa bertemu saat itu.

Tak ada balasan. Raya pikir, mungkin Isna sedang sibuk. Keduanya yang sama-sama dari keluarga cemara membuat Raya mengira Isna juga sedang menghabiskan waktu bersama keluarga gadis itu.

Tapi nyatanya, Raya salah.

Sehari setelah pulang, Raya ke rumah Isna. Namun, ia tak menemukan sahabatnya itu. Raya bertanya pada orang tua Isna, tapi tetap tak mendapat penjelasan apapun.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Isna?

Akhirnya, Raya memutuskan untuk mencari Isna. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk menemukan dimana gadis itu. Menurut keterangan Lilac, Isna sedang berada di sekolah.

Sontak hal itu membuat Raya bergegas menuju sekolahnya. Meski dalam keadaan bertanya-tanya, apa yang Isna lakukan Hari Minggu begini di sekolah?

•••

Begitu sampai, Lilac berkata Isna sedang ada di rooftop. Tanpa basa-basi, Raya menyusul. Namun saat baru selangkah masuk, Raya mendengar suara yang membuat langkahnya terhenti.

"Anak sialan. Kenapa lo harus hidup di perut gue? Oke. Kalau lo nggak mau mati sendiri, kita mati sama-sama."

Raya menegang usai mendengar ucapan singkat itu. Isna hamil? Sahabatnya dirusak oleh laki-laki brengsek?

Melihat Isna bergerak ke pinggir gedung seolah hendak loncat, Raya yang panik cepat-cepat teriak, "ISNA STOP!"

Isna yang semula sudah siap terjun, menoleh ke belakang. Senyum sinis otomatis terukir melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Halo, Ay."

"Lo ngapain di sini? Kita pulang sekarang!" Raya perlahan maju.

"Stop disana!" teriak Isna. "Jangan coba-coba halangi gue."

"Isna, dengar. Apapun masalahnya, kita bisa selesaiin---"

Isna tertawa remeh. "Apapun masalahnya lo bilang? Masalah kali ini beda, Ay. Lo nggak akan paham apa yang gue rasain. Jadi, jangan bersikap seolah lo paling tahu tentang gue."

RALILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang