|16.| Berbalas

359 71 75
                                    

VOTE DAN KOMENMU SEMANGATKU!!! 🔥🔥

Jangan lupa FOLLOW juga, ya!

•••

"Bahkan semesta tertawa saat kamu bertanya, apa yang paling indah dalam hidup saya. Sebab jawabannya adalah dirimu sendiri."

🥑🥑🥑

Di tengah obrolan serius keluarga Bimantara, seseorang menekan bel rumah mereka. Rose yang membuka pintu rumah tampak terkejut sekaligus senang melihat siapa yang datang.

"Kamu ada janji sama Dokter Cakra, Ay?"

Raya, Gio, dan Gilang yang semula sibuk dengan pikiran masing-masing, menoleh ke arah Rose. Dokter Cakra berjalan di belakang wanita itu sembari menebar senyuman ramah.

"Dokter Cakra?" Gilang berdiri untuk menyapa calon menantunya itu.

Cia-elah calon mantu!

"Malam, Pak Gilang," sapa Dokter Cakra sopan.

"Ada janji sama Aya?" tanya Gilang, to the point.

Dokter Cakra menjawabnya dengan anggukan. Tatapannya beralih pada Raya yang tampak mengenakan pakaian rumahan. Apa gadis itu lupa kalau malam ini Dokter Cakra mengajaknya keluar?

"Jam sembilan harus udah di rumah!" Gio menyahut dengan nada sinis.

"Dih! Kok, ngatur?" balas Raya yang lantas dihadiahi pelototan tajam dari Gio. Membuat Raya semakin gencar menggoda kakaknya. "Aku ganti baju dulu."

🥑🥑🥑

Dokter Cakra mengajak Raya ke sebuah restoran seafood yang letaknya tak jauh dari kediaman keluarga Bimantara. Hanya butuh waktu 10 menit untuk mereka sampai.

Sejak dalam perjalanan tadi, Raya sudah bercerita banyak tentang kejadian di rumah Malika. Ia juga memberi tahu usul Rose yang meminta bantuan sahabat mamanya itu, Mita.

"Jadi, besok kamu bakal ketemuan sama tante Mita?" tanya Dokter Cakra setelah memesan menu makanan.

Menurut Raya, restoran ini bisa dibilang sepi. Hanya ada dua meja terisi, itu pun jauh di pojok sana. Entah apa penyebabnya.

Raya mengangguk. "Tadi mama udah telepon tante Mita, besok habis papa pulang kerja, kita sekeluarga bakal main ke rumahnya. Udah lama banget nggak main ke rumah tante Mita. Kangen deh sama Kak Arion."

Arion adalah anak pertama Mita yang kini menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran UI. Dia punya dua adik perempuan, Desya yang kini kelas 2 SMP, dan Pevita kelas 4 SD. Mita memang menikah sedikit lebih cepat daripada Rose.

Dokter Cakra berdecak keras, sengaja agar terdengar oleh Raya. Raya yang memang sengaja memuji Arion untuk melihat reaksi Dokter Cakra, kini terbahak-bahak.

"Kenapa? Dokter cemburu?" goda Raya.

"Kakak, Ay!" protes Dokter Cakra. Ingin rasanya menerkam gadis menggemaskan di hadapannya, lalu menculik dan mengurung dia untuk dirinya sendiri.

Raya kembali tertawa. "Iya ... Iya ... Kakak ...."

"Besok saya ikut aja, lah."

"Ikut kemana?"

"Ya, itu. Ke rumah tante Mita. Kemana lagi?"

Raya masih mendengar nada ketus di balik suara Dokter Cakra. Jujur, ia menyukainya. "Ngapain ikut? Kakak kan nggak kenal mereka."

"Biar kamu nggak digoda sama Arion-Arion itu." Dokter Cakra kembali berdecak malas. "Masalah Afta belum kelar, nambah lagi saingan saya!"

Lagi-lagi Raya tertawa puas. Kelopak matanya yang menyipit, serta tangan mungil yang refleks menutup mulut saat tertawa, semuanya indah di mata Dokter Cakra. Dua tahun sejak Raya menjadi pasiennya, ini pertama kali Dokter Cakra merasakan perkembangan besar dalam diri Raya.

RALILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang