🔥FOLLOW DULU BESTIE!!!🔥
VOTE & KOMENNYA CANTIKKK!!! 💙
Spam "🥑"
UDAH SIAP LIHAT TINGKAH SI SETAN GEMOY DAN KAWAN-KAWAN?
Typo? Tandain.
ENJOY!!!
•••
"Untuk menjadi yang sebenar-benarnya manusia, tak cukup hanya dengan bisa bernapas."
🥑🥑🥑
Gio mencoba menelepon Raya berkali-kali, namun tak ada jawaban sekalipun. Entah mengapa, perasannya mendadak tidak enak. Gio memasuki area indoor, berniat mencari sang adik. Langkahnya semakin cepat kala mendapati Nadia yang duduk bersama seorang pria.
"Raya mana?" tanya Gio.
"Tadi sama Afta," jawab Nadia.
Melihat tak ada tanda-tanda Raya berada di sana, Gio kembali mengedarkan pandangannya. Kerumunan di depan sana menyita perhatian Gio. Cowok itu bergegas menghampiri pusat keramaian.
"Aya!"
Kondisi Raya yang sudah tergeletak dengan mata tertutup membuat Gio buru-buru mengangkat tubuh mungil sang adik. Langkanya melesat cepat keluar area kafe. Kini, fokus Gio hanya pada Raya.
"Pakai mobil Akmal aja," ucap Nadia yang tiba-tiba muncul di dekat Gio.
Kepalang panik, Gio akhirnya mengangguk. Mereka berempat menuju rumah sakit dengan mengendarai mobil Akmal.
Tak sampai sepuluh menit, sampailah mereka di rumah sakit. Gio yang membawa Raya dalam gendongannya, diikuti Nadia dan Akmal, berpapasan dengan Dokter Cakra yang baru akan pulang setelah shift malam.
Dokter Cakra yang melihat hal itu, bergegas menuju ruang UGD---tempat Raya dibawa.
"Raya kenapa?" tanya Dokter Cakra pada ketiga orang di hadapannya.
Gio menggeleng. "Saya juga nggak tahu, Dok. Dia udah pingsan waktu saya temukan tadi."
Tanpa mengatakan apapun lagi, Dokter Cakra menghampiri salah satu brankar tempat Raya berbaring. Ekspresi panik tercetak jelas di wajah sang dokter. Kejadian ini, mengingatkannya pada saat 2 tahun lalu.
Usai memeriksa Raya, Dokter Cakra menghela napas berat. Lima bulan terakhir, perkembangan kesehatan Raya terus meningkat. Panic attack yang gadis itu alami pun jarang muncul. Tapi sekarang, kondisi Raya memburuk. Ada sesuatu yang memancing traumanya kembali mencuat ke permukaan.
Tapi, apa?
"Lho? Dokter Cakra? Bukannya shift Dokter sudah selesai dua jam lalu?" Seorang dokter magang bernama Wira bertanya.
"Ini pasien saya," jawab Dokter Cakra sembari menatap ke arah Raya yang masih terlelap.
"Sakit apa, Dok?"
"Cuma kecapekan."
Wira manggut-manggut sambil tersenyum tipis. "Syukurlah. Saya permisi kalau gitu. Mari, Dok."
Dokter Cakra mengangguk singkat. Bola matanya kembali tertuju pada Raya. Tangan kekar sang dokter mendarat di puncak kepala Raya, lalu mengusapnya pelan. "Apa yang sudah terjadi, Ray?"
Dokter Cakra keluar, berniat menemui Gio dan kedua teman Raya. Ternyata, di sana sudah ada Rose dan Gilang juga. Dara? Gadis mungil itu sudah dititipkan ke rumah eyangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/289920185-288-k342791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RALILAC
Horror"Ada yang bisa bikin kamu pergi dari aku nggak?" "Ada." "Apa?" "Kalau bola mataku ketemu." *** Ini kisah 'sederhana' antara Raya dan teman tak kasat matanya, Lilac. Si setan gemoy yang selalu ada di setiap momen dalam hidup Raya, meski Lilac sendiri...