Hai, apa kabar semuanya?
Gimana hari ini?
Are you okay?
Lanjut nggak nih?
SI SETAN GEMOY COME BACK!
•••
"Ibarat sudah merantau sampai ke luar pulau, eh jodohnya tetangga sendiri."
🥑🥑🥑
"Kamu, alasan saya bertahan dan menjadi seperti sekarang. Kamu, adalah motivasi utama di hidup saya, Raya."
"Ma-maksud Dokter?" tanya Raya bingung.
"Kamu ingat, anak laki-laki yang dulu kamu panggil 'Kak Aka'?"
Raya refleks mengangguk. Tiga detik berikutnya, gadis itu melotot kaget. "Jangan bilang kalau Dokter ...."
Dokter Cakra tersenyum penuh arti. Tangannya bergerak menyalakan ponsel, lalu mengulurkannya pada Raya. "Coba lihat."
Perempuan itu menatap sang dokter bingung. Untuk meyakinkan, Dokter Cakra mengangguk. Kemudian, Raya mengambil alih benda pipih dari tangan lelaki di dekatnya dengan ragu.
Benar dugaan Dokter Cakra. Setelah meneliti ponselnya, Raya pasti terkejut. Sangat. Terbukti dari bola mata gadis itu yang tampak membulat sempurna.
"Akhirnya Pak Dokter ngaku juga," celetuk Pingkan.
"Lilac? Ini beneran?" tanya Raya. Gadis itu masih sibuk meneliti ponsel Dokter Cakra. Sebuah album dengan judul 'Aya ❤️' yang kebanyakan isinya foto Raya saat masih kecil. Dan yang paling mengejutkan adalah foto terakhir. Seorang anak laki-laki dengan postur tubuh berisi yang tengah merangkul gadis mungil dengan raut wajah kesal.
"Benar, Ay. Dia Kak Aka. Orang yang kamu cari selama ini."
'DUAR!'
Runtuhlah keraguan Raya kalau Lilac sudah mengonfirmasi. Jadi, Lilac dan kawan-kawan sudah tahu bahwa Dokter Cakra adalah teman masa kecil Raya yang selama ini ia cari? Jadi, hanya Raya yang bodoh di sini karena tidak menyadari kehadiran sosok teman kecilnya?
Tunggu!
Jangan bilang ....
"Iya. Keluarga kamu juga tahu siapa Dokter Cakra. Mangkanya, Rose sangat mendukung Dokter Cakra deketin kamu," jelas Lilac, seolah tahu apa isi kepala Raya. Memang tahu, sih.
Ponsel hitam dalam genggaman Raya seketika meluruh. Ia syok berat. Tentu saja.
"Hey, kenapa?" Tangan kekar Dokter Cakra mendarat di bahu Raya.
Gadis itu masih menunduk. Menatap pasir di bawahnya dengan tatapan kosong. Raya bingung harus bereaksi seperti apa. Memang, Raya sangat ingin bertemu kembali dengan anak laki-laki yang dulu ia panggil Kak Aka. Tapi, Raya sama sekali tak menyangka bahwa orang itu selama ini ada di dekatnya. Bahkan, orang yang membantunya melewati masa-masa terpuruk.
Dokter Cakra yang merasa gemas, mengangkat pelan dagu Raya menggunakan jemarinya. Ia kira, perempuan ini akan senang jika dirinya mengaku sekarang. Mengingat betapa inginnya Raya bertemu dengan 'Kak Aka', berdasarkan cerita Rose.
Begitu manik mata mereka bertemu, Dokter Cakra dapat melihat mata Raya berkaca-kaca. "Lho, kok nangis?"
Runtuh sudah pertahanan Raya. Tangannya bergerak merengkuh pinggang sang dokter. Kepalanya tenggelam pada dada bidang laki-laki itu. Meski sedikit terkejut, Dokter Cakra membalas pelukan Raya. Diusap-usapnya lembut punggung mungil itu. Cukup lama. Sampai akhirnya, Raya mulai berhenti menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
RALILAC
Terror"Ada yang bisa bikin kamu pergi dari aku nggak?" "Ada." "Apa?" "Kalau bola mataku ketemu." *** Ini kisah 'sederhana' antara Raya dan teman tak kasat matanya, Lilac. Si setan gemoy yang selalu ada di setiap momen dalam hidup Raya, meski Lilac sendiri...