Apa kabar, Prend?
❗ VOTE ❗
•••
"Ketika hadirnya seseorang memicu bungah hati, lalu perginya menorehkan luka abadi."
🥑🥑🥑
Baru masuk kelas, Raya dikejutkan dengan sosok perempuan yang tiba-tiba mengadangnya.
"Laila?"
Hari ini Raya memang datang lebih pagi. Pukul 06.20 ia sudah sampai di kelas. Raya berangkat bersama Dokter Cakra, sekalian laki-laki itu ada jadwal praktek, katanya.
"Ada apa?" Raya meletakkan tas ranselnya di kursi dengan santai. Sempat terkejut dengan kehadiran Laila yang akhir-akhir ini hanya memperhatikannya dari jauh.
Sebelum kejadian Malika, Raya menegaskan pada Laila. Ia akan membantu mengusut pelaku di balik tabrak lari yang dialami sosok itu. Namun, Laila juga harus membantu Raya mencari bukti yang akurat. Raya juga bilang, Laila boleh mendatanginya kembali saat ia tahu di mana Raya bisa mendapat bukti itu.
"Mobil ... teman kamu."
Kedua alis Raya bertaut heran. "Mobil temanku? Maksudnya?"
"Kamera ... belakang ... ada aku."
Raya diam sejenak. Gadis itu menatap Lilac, meminta penjelasan. Namun, rupanya Lilac juga kurang mengerti maksud ucapa Laila.
"Bukti tabrak lari dia," sahut Rokky.
"Maksudnya, ada kamera belakang mobil orang yang nggak sengaja ngerekam kejadian tabrak lari itu, dan yang punya mobil ini temanku, gitu?"
Laila mengangguk.
"Siapa?" tanya Raya lagi.
🥑🥑🥑
Setelah dua jam pelajaran berkutat dengan angka, akhirnya murid kelas XI IPS 1 bisa menjernihkan kembali pikiran mereka.
Kantin tampak begitu penuh. Semua penjual bahkan sampai tak terlihat karena antrian panjang. Meski demikian, tak menyurutkan antusias para murid untuk memberi makan cacing-cacing di perut mereka.
Ponsel Raya berdering saat ia sibuk berbincang dengan Malika. Mereka memang bertugas mencari tempat makan di tengah sesaknya kantin, sementara Nadia dan Aletta sedang antri di warung bakso.
"Kenapa, Yo?" tanya Raya sesaat setelah menerima panggilan dari Gio.
"Lo siap-siap sekarang, kita pulang."
"Hah? Maksud---"
Belum sempat Raya menyuarakan kebingungannya, sambungan telepon diputus sepihak oleh Gio.
"Ada apa, Ray?"
Raya menggeleng. "Nggak tahu, Gio tiba-tiba ngajak gue pulang."
Mendengar itu, Aletta pun turut merasa heran. "Tapi, kan, ini belum waktunya pulang."
"AY!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RALILAC
Horror"Ada yang bisa bikin kamu pergi dari aku nggak?" "Ada." "Apa?" "Kalau bola mataku ketemu." *** Ini kisah 'sederhana' antara Raya dan teman tak kasat matanya, Lilac. Si setan gemoy yang selalu ada di setiap momen dalam hidup Raya, meski Lilac sendiri...