|15.| Sesuatu di Rumah Malika

298 55 58
                                    

TERIMA KASIH UNTUK 1K PEMBACA 🥺🤩

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN!

•••

"Mungkin bukan sekarang. Tapi suatu hari, kamu akan merasakan RUGI dari iri dan dengkinya hatimu hari ini."

🥑🥑🥑

Raya menyusuri jalan aspal di sekitar rumah Malika sambil sesekali menyeka keringat di pelipisnya. Gadis itu melangkah dengan mengikuti arahan Lilac. Ia juga mengabaikan Afta yang terus mengekor dengan mulut terkatup rapat.

"Awh!"

Hampir saja Raya tersandung batu yang menghalangi jalannya jika Afta tak sigap menangkap tubuh gadis itu dari belakang.

"Gapapa?" tanya Afta sesaat setelah Raya sadar dan segera berdiri tegak.

Raya menggeleng sambil tersenyum tipis. "Thank's."

Raya kembali berjalan. Mencari sosok Malika yang entah di mana keberadaannya.

"Ray," panggil Afta.

"Hm?" Raya menoleh sejenak.

"Gue ... minta maaf soal Kak Andra. Gue nggak tahu kalau dia---"

"Udah nggak usah dibahas," potong Raya cepat. Bukan apa-apa, gadis itu mulai merasa jantungnya berdebar. Jangan sampai panic attack Raya kambuh di saat seperti ini. "Fokus cari Malika."

Tanpa sepengetahuan Raya, Rokky, Romi, dan Pingkan saling pandang. Ketiga sosok yang berada tepat di belakang Lilac itu seolah saling bertanya 'kita sepemikiran, kan?'.

Sampai di persimpangan jalan, langkah Raya terhenti. Manik matanya menatap lurus pada sebuah warung kecil sederhana yang tampak diselimuti kabut hitam. Seperti ada yang sengaja menutupnya.

"Itu warung nasi jagung tempat ibu Malika jualan. Penghasilannya memang tidak seberapa, tapi cukup untuk kebutuhan Malika dan ibunya sehari-hari. Sampai suatu saat, ada seseorang yang kirim ilmu hitam untuk nutup warung itu. Selama seminggu, warung benar-benar sepi. Sama sekali nggak ada yang beli," jelas Lilac.

"Karena itu Malika nggak masuk sekolah?"

Lilac menggeleng. "Malika dan ibunya pantang menyerah. Warung sepi, akhirnya mereka memutuskan untuk jualan keliling. Awalnya semua baik-baik aja. Mereka dapat hasil dari jualan nasi jagung keliling. Tapi rupanya, orang yang kirim ilmu hitam untuk nutup warung ibunya Malika, nggak suka dengan tindakan mereka."

"Maksud kamu, ibunya Malika disantet?"

"Iya. Tiap jam satu malam, ibunya Malika akan mengalami hal-hal di luar nalar. Seperti muntah darah, BAB terus-menerus, kepala yang seperti ditusuk-tusuk, dan ... kejang-kejang."

"Siapa yang ngirim guna-guna itu?"

"Tetangganya yang baru buka warung."

Raya menggeleng-gelengkan kepala, takjub. "Ada ya orang sejahat itu," batinnya. "Terus? Penyebab Malika nggak masuk sekolah selama empat hari?"

"Raya? Afta?"

Belum sempat Lilac menjawab, perhatiannya dialihkan oleh suara bernada lirih dari arah belakang. Dua orang yang namanya dipanggil sontak membalikkan badan, mendapati Malika dalam balutan kaos oblong lengan panjang warna kuning langsat dan bawahan celana training yang merupakan seragam olahraga SMAGA.

"Penyebab Malika nggak masuk sekolah, karena menggantikan ibunya jualan," ucap Lilac yang dapat didengar jelas oleh Raya.

"Ngapain kalian di sini?" tanya Malika saat melihat kedua temannya hanya diam.

RALILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang