|10.| Nyentrik

329 62 94
                                    

Jangan lupa FOLLOW, VOTE & KOMEN sebelum baca 🔥🔥🔥

•••

"Mereka yang tidak senasib, tak akan bisa benar-benar merasakan apa yang kita rasakan."

🥑🥑🥑

Untuk kesekian kalinya, Dokter Cakra menepuk jidat. Raya sudah memeluk 5 boneka, namun tak ada satupun yang berbentuk lucu. Semua yang Raya pilih, menyeramkan!

Mulai dari boneka berbentuk pocong, boneka Annabelle, Barbie berambut gimbal, dan teman-temannya. Ekspektasi tentang Raya yang akan memilih boneka beruang besar, lucu dan menggemaskan dalam angan Dokter Cakra, runtuh sudah.

"Kamu yakin mau beli semua ini, Ay?" tanya Dokter Cakra. Ngeri juga lihat tampang boneka yang Raya peluk itu.

"Kenapa? Kebanyakan, ya? Nanti aku ganti deh uangnya. Aku butuh buat kamar temen-temen."

"Buat kamu sendiri mana?"

"Ini." Bola mata Raya melirik boneka berbentuk pocong seukuran guling.

"Nggak mau yang lain?"

Raya menggeleng. "Dokter, kan, tahu boneka kesukaanku."

Dokter Cakra menghela napas pasrah. Raya memang tidak berubah, ada saja kelakuannya. Nyentrik.

"Udah, nih?" tanya sang dokter sekali lagi, memastikan keinginan Raya terpenuhi.

"Udah." Raya meletakkan boneka-boneka dalam pelukannya di meja kasir.

Bersamaan dengan itu, Dokter Cakra melenggang pergi. Raya melihat lelaki itu menuju salah satu lorong, kemudian mengambil sebuah boneka beruang berukuran kecil. Dokter Cakra meletakkan di meja kasir sebagai tambahan.

 Dokter Cakra meletakkan di meja kasir sebagai tambahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu buat siapa?" tanya Raya penasaran.

"Dara."

Raya manggut-manggut saja. Moodnya membaik setelah membawa para boneka pilihannya pulang. Di rumah, Raya tak punya banyak, sebab ia bukan seperti gadis lain yang hobi mengoleksi boneka. Raya hanya punya satu boneka pocong pemberian Kak Aka dulu.

Sebenarnya ada, tapi punya Dara. Teman-teman Raya jadi sering ke kamar bocah itu untuk istirahat. Oleh karenanya, Raya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk membelikan rumah bagi teman-temannya.

Niat hati ingin cepat sampai rumah, tapi Raya lupa kalau ini pukul 16.30---jam pulang kerja. Ponsel dalam genggaman Raya bergetar, sebuah pesan masuk dari Nadia.

Nad Nad 🍒
Besok lo sekolah kan?

Me
Y. Knp?

Nad Nad 🍒
Ada UH geografi, gue lupa kasih tau lo

RALILAC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang