JENNIE POV
Sebelum bertemu denganya hidupku baik baik saja,semua berjalan dengan lancar meski aku tidak di besarkan dengan bergelimang harta.
Sampai pada hari dimana aku bertemu denganya, segalanya berubah dengan cepat.Bumi tempatku berpijak seperti terbolak balik dibawah telapak kakiku.
Aku berjalan cepat di tengah udara dingin musim gugur,beberapa taxi berlalu lalang terisi penuh oleh penumpangnya.
Tidak ada lagi air mata,aku benci setiap kali aku harus menangis karenanya. Semua sudah berakhir bagiku,aku akan menggunakan sisa harga dirku untuk berdiri tegak di depanya sampai tidak ada lagi yang tersisa dariku.
Sebuah taxi kosong akhirnya aku dapatkan. Tanpa ragu aku meminta taxi mengantarku ke kantor pusat perusahaan milik Kim Taehyung.
Di dalam taxi aku menyempatkan mengecek ponsel miliku. Ibu dan Ayah belum menghubungi atau mengirim pesan padaku.Aku menyimpulkan mereka belum tau tentang masalah ini,membuatku cukup lega saat ini.
Mataku menatap dingin tinggi gedung perusahaan milik Kim Taehyung. Dari gedung kantor pusat miliknya ini seluruh bisnisnya yang tersebar di seluruh Asia dijalankan.
Aku berjalan penuh keyakinan memasuki lobi gedung . Seorang resepsionis segera menyapaku ramah.
"Selamat pagi nona,ada yang bisa saya bantu??"
"Aku ingin bertemu Kim Taehyung!"
Jawabku tanpa basa basi.
"Maaf,apa anda sudah membuat janji nona??"
Aku tahu ini sia sia,tanpa menjawabnya aku segera pergi,mencoba memasuki gedung untuk mencari sendiri bajingan itu.
"Nona...tunggu!"
Resepsionis itu memanggilku mencoba menghentikanku.
Saat aku tidak merespon panggilanya,resepsionis itu dengan panik meminta bantuan security
"Security...tolong hentikan nona itu!!"
Dengan cepat seorang security berhasil menghentikan langkahku.
"Anda tidak bisa masuk nona!!"
"Lepaskan aku!! Biarkan aku bertemu Kim Taehyung!!"
"Maaf tidak bisa nona!! Anda harus keluar..!!"
"Lepaskan kataku!! Jangan menyentuhku brengsekj!!"
"Ada apa ini...??!!"
Suara tidak asing terdengar berteriak dari kejauhan. Park Jimin berlari kecil menghampiri keeibutan yang kubuat.
"Kim Jennie...! Apa yang kamu lakukan disini??"
Aku tersenyum sinis mendengar pertanyaan. Apa dia gila bertanya untuk apa aku disini??!Aku yakin dia orang yang Taehyung suruh untuk menyebarkan vidio sialan itu.
"Dimana Taehyung ??!!"
Jimin terlihat cukup terkejut melihat amarahku,tapi aku masih bisa melihat rasa simpatinya padaku.
"Dia di ruanganya. Dengar Jennie kamu tidak bisa menemuinya sekarang...!"
Aku tidak perduli lagi dengan yang mereka semua katakan. Aku mencoba menerobos memasuki gedung lebih jauh.
"Tahan dia...!"
Perintah Jimin pada dua security di dekatnya.
Langkahku kembali terhenti,saat dua security kembali menahanku.
"Lepaskan aku Park Jimin!! Jika kamu masih memiliki sedikit hati nurani,biarkan aku bertemu Taehyung!"
Aku kalah,janjiku pada diriku untuk tidak menangis lagi tidak bisa ku tepati. Rasa sakit di hatiku begitu menyesakan,tidak mudah bagiku untuk melewati semua ini seoramg diri.
Park Jimin terlihat menelpon seseorang yang aku duga adalah Kim Taehyung. Dia memberitahukan tentang keberadaanku yang membuat keributan di perusahaanya.
"Oke Taehyung.Lepaskan dia!"
Perintah Jimin lagi setelah menutup teleponya.
"Aku akan mengantarmu Jennie"
Aku mengikuti Park Jimin yang berjalan di depanku,mengantarku menemui Kim Taehyung .
Jantungku berdebar kencang karena untuk pertama kalinya aku akan melihatnya lagi setelah malam itu.
TAEHYUNG POV
Dering telepon di meja kerjaku,membuyarkan fokusku memeriksa tumpukan berkas kerjasamaku dengan para mitra perusahaan.
"Halo"
"Taehyung,Kim Jennie ada disini??"
"Jennie...??"
"Dia memaksa masuk ingin bertemu denganmu"
Aku yakin dia akan membuat perhitungan denganku karena vidio itu.
"Biarkan dia masuk"
"Oke Taehyung"
Sejujurnya aku sangat merindukannya,tapi bayangan dia berciuman dengan laki laki idiot itu membuatku membuang jauh perasaan rinduku.
Sekilas justru ide sialan terlintas di otakku untuk menyambut kedatangan Jennie ke ruanganku.
"Joy...kemarilah"
Aku menelepon joy untuk datang keruanganku.
tok...tok...tok
"Kau memanggilku Taehyung?"
Aku berdiri dari kursiku,berjalan menghampiri Joy sambil melepas jas miliku dan melemparnya sembarang. Aku juga mengendurkan ikatan dasi dileherku.
Joy sedikit terkejut saat kedua tanganku menangkup pipinya,dan bibirku mulai melumat rakus miliknya.
Dia segera mengimbangi permainanku tahu benar apa yang harus dia lakukan.
Aku terus melumatnya dengan kasar,menghimpitnya hingga membentur tembok di samping meja kerjaku. Aku melepas blazer merah yang dia kenakan menyisakan tanktop seksi berwarna hitam dengan renda.
Joy terengah saat aku menurunkan satu tali tanktop miliknya.Bibirku beralih melumat lehernya,memberi gigitan kecil menimbulkan bekas berwarna merah keunguan.
"Aahhhh...jangan berhenti Taehyung...jangan berhenti aku mohon. Akhirnya kamu mau menyentuhku lagi. Lakukan apapun yang kamu inginkan. Jangan berhenti..ahhhhhh"
Mulutnya berisik,sibuk mendesah mengemis kenikmatan dariku.
"Bbrraakkkkkk....."
Pintu terbuka dengan keras dan tentu saja Kim Jennie dengan mata bulat berkaca kaca masuk ke dalam ruanganku menyaksikan semua yang aku lakukan pada Joy.
"Apa kamu tidak tahu cara mengetuk pintu??!!"
Dengan santai aku menerima kedatangan Jennie.
Aku merapikan bajuku yang berantakan,dan mengancingkan lagi kancing kemejaku yang dibuka lincah tangan Joy.Jennie masih berdiri mematung,air matanya kini sepenuhnya lolos dari sudut matanya.
"Kalian sungguh menjijikan!!"
Aku hanya tersenyum sinis menanggapi komentarmya.
"Apa yang membawamu datang kesini? Apa kamu merindukanku Jennie?"
Aku menikmati setiap kata kataku yang semakin membuatnya marah padaku.
"Bajingan...!! Apa yang kamu inginkan brengsek...!! Kenapa kamu menyebarkan vidio menjijikan itu...??!! Apa masih belum puas menghancurkanku...??!!"
Tangisnya benar benar pecah saat ini,penuh amarah dan kebencian padaku.
**********
pengen getok Taehyung 😌Happy reading,terimkasih supportnya 💚💜
![](https://img.wattpad.com/cover/288237976-288-k143357.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive You (pengampunan)
FanfictionTakdir mempertemukan mereka untuk saling menghancurkan satu sama lain hingga jatuh bersama kedasar kehancuran. Namun keadaan justru membuat mereka saling berpegangan,saling menguatkan dan akhirnya saling menyelamatkan satu sama lain. "Wanita wanita...