TAEHYUNG POV
Setelah makan malam,Jimin,Joy dan dua pengacara Park masih asik menikmati minuman mereka dan mengobrol di taman halaman belakang rumahku.
Sementara aku dan Jennie mengantar Ayah dan ibu mengunjungi ruangan tempat peristirahatan EunHa di lantai dua.
"Ibu turut perihatin untuk apa yang terjadi pada Eun Ha.Eun Ha sudah aku anggap seperti putriku sendiri.Ibu berharap dia bisa tenang di surga sekarang melihat Kakak yang sangat dia sayangi menjalani hidup dengan lebih baik"
Aku bisa merasakan ketulusan dari setiap kata katanya.Dia memberiku pelukan kasih sayang seorang ibu untuk memberiku semangat.
***
"Kenapa tidak menginap saja Bu?"Pinta Jennie,saat Ayah dan Ibu berpamitan pada kami.
"Benar,menginap saja.Aku sudah menyiapkan kamar untuk Ayah dan ibu"
kataku meyakinkan mereka.
"Kami tetap harus membuka restoran besok"
"Besok Natal Ayah,kenapa tetap berjualan?"
Jennie masih mencoba membujuk mereka.
"Haissh...Justru liburan seperti ini wisatawan luar negeri banyak berkunjung.Restoran akan ramai sepanjang hari"
"Ayah,kenapa keras kepala sekali??"
Jennie menyerah membujuk mereka,jadi aku meminta supir untuk mengantar Ayah dan Ibu pulang.
"Terimakasih karena Ayah dan Ibu sudah datang kerumah"
"Aku juga berterimakasih untuk bingkisan Natal dari kalian"
"Lain kali jangan sungkan untuk menginap dirumah ini"
Kataku membungkuk memberi hormat pada mereka.
"Tentu saja.Kami pulang dulu ya"
"Hati hati dijalan.Sampai jumpa"
Aku dan Jennie melambaikan tangan untuk mereka.
***
"Apa kamu lelah?"Tanyaku mengkhawatikan Jennie.
"Eumm"
"Ayo naik ke kamar.Kita istirahat ini sudah lewat tengah malam"
Setelah membersihkan diri Jennie naik ke ranjang dan tidak lama aku sudah mendengar suara dengkuran halus darinya.
Dia pasti sangat lelah,karena sedari pagi dia sibuk menyiapkan seluruh acara malam Natal ini.
Aku masih betah menatap lekat wajahnya yang terlihat sangat damai dalam tidur.
Aku ingin dia bisa seperti ini selamanya,menjalani hidup dengan bahagia.Tidak ada lagi kerut di dahinya karena mengkhawatirkan sesuatu.
Aku terbangun sedikit terkejut dan melihat jam dinding menunjukan pukul 3 pagi.Sepertinya aku ketiduran saat menemani Jennie.Tidak bisa memejamkan mata lagi aku memutuskan keluar kamar.
Satu batang rokok aku sulut saat aku berjalan melewati satu kamar tamu.
Aku memgernyitkan dahi karena karena mendengar suara desahan menggila dari dalam kamar.
"Park Jimin dan Joy?!Dasarr brengsek!!Apa tidak bisa lebih pelan..?!"
Aku hanya tersenyum acuh,melewati kamar mereka.
Berbatang batang rokok aku habiskan ditemani whiskey favoritku menghangatkanku dari dinginnya malam ini.
Aku duduk sendiri di balkon lantai dua.Pikiranku berkecamuk akhir akhir ini.Aku masih ragu apa keputusan yang aku ambil adalah keputusan yang tepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive You (pengampunan)
FanfictionTakdir mempertemukan mereka untuk saling menghancurkan satu sama lain hingga jatuh bersama kedasar kehancuran. Namun keadaan justru membuat mereka saling berpegangan,saling menguatkan dan akhirnya saling menyelamatkan satu sama lain. "Wanita wanita...