JENNIE POV
Jadi,apa artinya aku dan dia sekarang??Pernyataan hatinya untukku,apakah aku bisa mempercayainya??Bagaimana jika semua ini hanya permainanya??
Keraguanku tidak membuatku bisa menghentikan tubuhku yang selalu dengan senang hati merespon sentuhanya.Aku mengikuti permainanya dan berharap semua ini tidak semakin membunuhku.
Ciumanya kini beralih turun ke leherku,sensansi hangat dan lembut lumatanya membuatku meloloskan desahan desahan kecil,tanganya bahkan semakin dalam bermain dibalik sweater yang kukenakan.
Tidak lama Taehyung menghentikan semuanya,dia seperti orang yang baru tersadar akan sesuatu.Matanya bertemu mataku yang sedikit kebingungan.Apa aku melakukan kesalahan??Kenapa dia berhenti??
"Kamu masih harus banyak istirahat Jennie..."
Dia mencium keningku lembut.Aku rasa dia mengkhawatirkan lemahnya kondisi fisik dan kehamilanku.
"Ingin wafle hangat??"
Tanyanya masih di depan wajahku,mencairkan kecanggungan.
"Eumm"
"Oke.Tunggu disini,akan aku belikan"
Aku menghela nafas panjang menetralkan 'ketegangan' pada diriku.Cermin mobil aku turunkan untuk mengecek penampilanku saat ini.Bibirku terlihat sedikit bengkak dan merah karena berciuman,selebihnya semuanya baik baik saja.
Tidak lama Taehyung datang dengan dua buah wafle hangat.Rasanya sangat enak,manis dan lembut.Aku bahkan menghabiskanya dengan cepat,entah mengapa aku bisa makan dengan baik saat Taehyung berada di dekatku.
"Mau pesan lagi??"
Aku sedikit malu saat Taehyung menyadari aku menghabiskan wafleku dengan cepat.
"Ahhh...ini sudah cukup Kak"
Jawabku tersenyum,tersipu malu.
"Boleh aku tanya lagi??"
Kataku memulai pembicaraan.Dia tersenyum dan mengangguk menjawabku.
"Sekarang kamu terlihat tidak sesibuk dulu??"
"Aku sedang istirahat Jennie"
"Istirahat?"
"Emm,sejak kepergian Eun Ha aku merasa semua yang ku lakukan tidak ada artinya lagi.Tenang saja,ada Park Jimin yang menghandle semua urusan perusahan."
"Sampai kapan??"
"Belum tahu.Setelah bertemu lagi denganmu aku ingin memperpanjang waktu istirahatku.Jenn...."
Aku menoleh untuknya,saat dia memanggilku.
"Kapan aku boleh bertemu Ayah dan Ibumu??"
Aku masih belum tahu apa tujuanya ingin bertemu orangtuaku.
"Boleh aku tahu apa yang ingin kamu coba bicarakan pada orangtuaku?"
"Aku ingin menikah denganmu"
Apa aku tidak salah dengar?Dia ingin menikahiku?Jadi dia sungguh sungguh dengan semua yang dia katakan?
"Apa kamu bersedia jika aku melamarmu?"
Aku belum bisa menjawabnya.Aku tidak pernah membayangkan akan menikah secepat ini.Terlepas dari kondisiku yang sedang mengandung anaknya,haruskah kami menikah?
Pernikahan bagiku adalah sesuatu yang sakral dan aku hanya ingin melakukanya sekali seumur hidupku.
Dari hatiku terdalam,masih begitu banyak keraguan yang perlu kupertimbangkan.Aku membutuhkan waktu lagi untuk bisa mengenalnya lebih dalam,begitu juga denganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive You (pengampunan)
Fiksi PenggemarTakdir mempertemukan mereka untuk saling menghancurkan satu sama lain hingga jatuh bersama kedasar kehancuran. Namun keadaan justru membuat mereka saling berpegangan,saling menguatkan dan akhirnya saling menyelamatkan satu sama lain. "Wanita wanita...