Once Upon A Time (3)

1.1K 111 29
                                    

Kaki ranjang tua miliknya selalu berdecit setiap 10 menit karena Hermione yang terus menerus mengubah posisi tidurnya dengan frustasi.

Hari sudah terlalu malam ketika Hermione selesai mengirim surat untuk kedua orangtuanya, sedangkan kedua teman sekamarnya sudah tertidur setelah pesta di asrama Gryffindor selesai saat tengah malam.

Hermione bahkan tidak memiliki semangat untuk menonton pertandingan Quidditch Gryffindor melawan Ravenclaw, apalagi untuk menghadiri pesta kemenangan tim asramanya sendiri, karena itu dia memilih mengisolasi dirinya di perpustakaan diantara tumpukan buku.

Mungkin karena dia selalu menghabiskan waktunya dengan Draco kecuali saat mereka menghadiri kelas yang berbeda, Hermione merasa harinya tiba-tiba berbeda.

Tidak menyenangkan.

Dengan Draco, Hermione selalu tertawa karena lelucon garing yang pria itu berusaha keluarkan meskipun masih dengan aura dingin Draco yang khas, Hermione juga selalu menunggu waktu makan di Aula Besar karena mereka akan berkomunikasi lewat buku catatan ajaib yang pria itu berikan untuk Hermione dan mereka akan membicarakan makanan, atau terkadang para professor dan murid lain.

Hermione akan tiba-tiba tertawa ditengah makan dan semua mata teman-temannya terarah padanya dan buku catatannya namun dengan cepat gadis itu mengalihkan perhatian temannya dan melirik Draco sambil tertawa pelan.

Setelah mereka mendapat sertifikat aparasi legal, ketika akhir pekan Hogsmeade , Draco dan Hermione akan menyelinap ke rumah Draco di Wales untuk sekedar menyantap makan siang disana dan berbincang dengan Narcissa.

Lalu ketika liburan musim panas dimulai, Draco akan menginap di Granger Manor selama dua hari dan mereka akan melakuka riset di perpustakaan Manor, mempelajari mantra baru, berburu bahan-bahan ramuan di hutan ajain dibelakang Manor dan Draco akan banyak belajar dengan Helena Granger tentang ramuan karena ibu Hermione adalah seorang Potion Master dan kepala Healer di St.Mungos.

Hermione lupa kapan terakhir kali dia merasa sekosong ini.

Dia dan Draco adalah satu paket.

One deal and the unstoppables.

“Come on Crooks” ucap Hermione berbisik pada kucing kneazlenya, Crookshanks yang nampaknya tidurnya juga terganggu karena majikannya.

Hermione membuka pintu kamarnya perlahan dan menyelinap keluar menuju Common Roon yang sepi.

Api unggun masih menyala diperapian sehingga sofa diruangan itu tidak terasa dingin ketika Hermione duduk disana menghadap perapian sambil mengelus bulu Crookshanks yang mulai nyaman di pangkuannya.

“belum tidur Mi?” Hermione menoleh pada Ron yang berjalan gontai dan duduk disebelahnya.

“Aku tidak bisa tidur, apa yang kau lakukan disini Ron? Biasanya kau sudah menghilang ke langit ketujuh setelah pesta kemenangan Quidditch” uca Hermione seraya tersenyum menggoda Ron yang menghela nafas.

“Aku ingin berhenti bermain” mata Hermione membulat lebar

“Kenapa? Bukankah kau menyukai Quidditch?”

Ron mengangguk lalu kepalanya tertunduk

“kau tau Mione? Hari ini saat semua orang berpesta dan memuja-muja Harry karena berhasil mendapatkan Golden Snitch, aku menyadari sesuatu. Aku benci Quidditch”
Hermione masih menatap sahabat pria keduanya dengan inten, tak percaya dengan kalimatnya.

Ron selalu memiliki cita-cita menjadi seorang Keeper Quidditch terkenal, dia hidup dengan Quidditch.

“Aku benci ketika aku disebut sebagai sidekick Harry Potter yang terkenal, atau mendapat posisiku karena Harry adalah Kaptennya. Aku benci itu Hermione hingga aku ikut membenci Quidditch. Kupikir aku harus tetap berpegang pada mimpiku sebagai keeper terkenal lalu--tiba-tiba semuanya menghilang begitu saja.
Aku kehilangan keinginan itu, seakan mimpi seorang anak sejak berusia 4 tahun itu hanyalah khayalan semata, mimpiku berubah” ucap Ron lalu menoleh pada Hermione.

“Aku ingin menjadi Auror” Hermione menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan berhanbur memeluk Ron.

“Itu mimpi yang lebih hebat Ron, tapi kenapa Auror?” tanya Hermione seraya melepas pelukannya

“Sebenarnya aku kagum pada Draco, dia selalu siap melindungimu dalam keadaan apapun, lalu suatu hari aku melihatnya menangkis sebuah bludger yang entah bagaimana bisa keluar dari lapangan dan  akan menghantammu ketika kau sedang ngobrol dengan gadis-gadis yang lain di koridor terbuka. Dia membuatku menyadari cinta yang sesungguhnya dan membuka mataku tentang mimpi yang baru” Hermione menatap Ron bingung

“Bludger? Ka—kapan?” Alis Ron bertaut

“Kau ingat saat Draco dan aku tiba-tiba absen pelajaran Runik Kuno? Sebenarnya dia bersamaku di Klinik, jari kelingkingnya patah” gadis itu masih terdiam dan suara detik jam yang berjalan dan suara Crookshanks yang tertidur menemani mereka.

“aku seharusnya tidak mengatakan ini padamu, Draco akan
membunuhku nanti” gumam Ron

“Aku memang akan membunuhnya setelah ini” ucap Hermione pelan.

“Draco membuatku ingin memiliki seseorang yang penting dalam hidupku, aku ingin bisa melindunginya, menyayanginya dan melakukan semua hal terbaik untuknya. Jadi jika aku tidak menemukan wanita yang kucintai seperti Draco menemukanmu, kurasa akan menyenangkan bisa melindungi orang lain setiap hari” Ron tersenyum pada Hermione lalu meraih tangannya.

“apa kau bilang?” pria berambut merah itu memutar matanya lalu melepas tangan Hermione

“Sampai kapan kalian ingin mengelak bahwa kalian saling menyukai? Aku bisa melihat semuanya diwajah kalian Mi” Ron tertawa pelan

“Kau benar Ron, kurasa aku memang jatuh cinta padanya” Hermione menunduk, menatap kucingnya yang pulas dipangkuannya

“Lalu apa yang menghentikkanmu?” Hermione meneguk ludahnya

“Aku tidak pernah pandai dalam hal lain selain belajar Ron, aku mungkin bisa menulis 10 lembar essay tentang sapu terbang tapi aku tidak bisa mengendarainya, sedangkan Draco, dia berbakat. Dia bisa melakukan segalanya, bahkan ibuku berharap Draco akan mengajukan diri sebagai Healer Trainee untuk St.Mungos tahun ini ksrena dia memiliki potensi. Sedangkan aku? Orang mengenalku karena keluargaku, mereka tidak menaruh harap pada seorang pewaris manja hanya karena aku mendapat nilai yang bagus di sekolah” ucap Hermione seraya menghela nafas dan suara tawa Ron terdengar

“itu juga alasanku ingin menjadi Auror, aku ingin melepaskan bayang-bayang nama Weasley. Kau juga bisa melakukan hal itu Mi, kau lebih hebat dari yang kau bayangkan” Hermione menatap Ron dengan mata berkaca-kaca.

“tapi aku merasa sangat marah sekarang Ron, kenapa kau baru mengatakan jika orang-orang menyebutmu sebagai sidekick Harry? Kau, Ronald Weasley, adalah pria yang lebih hebat dan keren. Dan akan kukatakan dengan lantang bahwa Harry Potter tidak lebih berbakat darimu, kau adalah dirimu sendiri, dan Harry adalah dirinya sendiri. Kau hebat Ron, tapi kau juga benar, menjadi Auror terdengar lebih cocok untukmu” sontak senyum lebar pria itu mengembang

“Benar kan? Kalau begitu kau juga harus mengatakan pada Draco tentang perasaanmu” Hermione memutar matanya dan menyenderkan kepalanya pada sofa

“Kurasa dia sedang marah padaku, dia tidak bicara bahkan tidak mengajakku pergi ke rumahnya kemarin”

“Apa ada yang terjadi?” tanya Ron namun Hermione menggeleng
“entahlah, aku tidak tau, hanya saja tiba-tiba sikapnya berubah saat—” kalimatnya terhenti, dia tiba-tiba menegakkan kepalanya dan menatap perapian dengan mata membulat lebar

“Oh astaga” pekiknya seraya mengingat kejadian sebelum sikap Draco mulai berubah.

“Kenapa?”

“Kurasa dia mendengar Harry mengajakku ke pesta kelulusan” alis Ron bertaut

“well, kalau begitu kurasa kita tau jawabannya jika Draco tiba-tiba berubah sikapnya padamu, apa kau menerima ajakan Harry?” Hermione menggeleng cepat

“Aku menolaknya karena ingin pergi dengan Draco seperti biasanya” mulut Ron Terbuka dan dia menjetikkan kedua jarinya

“Itu artinya dia tidak mendengar jawabanmu Mione, kau tau apa arti perubahan sikapnya itu?”

“Tidak”

“He loves you” Hermione merasa jantungnya berhenti berdetak sesaat sebelum berdetak dua kali lebih cepat dan pipinya memerah.

Rasa optimis dalam dirinya meningkat tapi optimisme adalah perasaan yang berbahaya.

“Aku akan menunggunya di stasiun setelah ini” gumamnya sambil bersemangat karena ini adalah hari minggu artinya dia bebas selama seharian penuh.

“kau tau, sepertinya kau bisa keluar sekarang, lalu beraparasi di Hogsmeade ke Wales, bagaimana?” Ron memainkan alisnya kearah Hermione yang memandangnya terkejut

“Kau tau?”

“Aku tau segalanya yang terjadi pada murid Gryffindor Mi” pria itu menyenderkan tubuhnya ke sofa dan memejamkan matanya.

“Kalian sebaiknya sudah menjadi kekasih saat kembali atau aku akan menikahkan kalian” Ron mendengar suara Hermione yang terkekeh lalu diikuti sebuah kecupan hangat di pipinya.

“Thanks Ron, I love you!”

“Mione, pria lain bisa salah paham padamu! Astaga pantas saja mereka belum pacaran” gerutu Ron kesal lalu merasakan bola bulu menyentuh kakinya.

“Oh poor cat, kau dibuang begitu pemilikmu mendapatkan kewarasannya, aku kasihan padamu” ucap Ron seraya mengangkat Crookshanks dan menidurkan kucing itu ke pangkuannya dan mendengarkan suara pintu yang tertutup.

Piece Of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang