Ini hari yang sangat indah.
Matahari bersinar hangat, membantu pohon-pohon menumbuhkan kembali daun mereka dan bunga-bunga bermekaran.
Harry mengeratkan pegangannya pada buket bunga kesukaan sahabatnya itu dan berjalan mendaki bukit kecil yang lapang dan menjadi tanah subur untuk bunga-bunga musim semi tumbuh bebas.
Dia masih ingat jika sahabatnya itu sangat menyukai bunga forget-me-not, bunga biru dengan sedikit akesn kuning ditengahnya, kecil dan tidak menyebarkan wangi yang terlalu semerbak.
Sederhana, namun dicintai banyak orang karena indahnya dan artinya yang berarti 'kesetiaan dan cinta sejati.
Seperti sahabatnya.
“Hi Mione, maaf aku baru berkunjung, menjadi kepala Auror memberiku banyak hal dan tidak hanya gaji besar dan sakit kepala, tapi juga laporan tak berujung dan lembur berjam-jam. Aku baru kembali dari Diagon Alley untuk membeli perlengkapan keperluan Scorpius dan Cassie untuk hari pertama mereka di Hogwarts.” Ucap Harry dengan senyuman.
Dia meletakkan buket bunga itu diatas sebuah gundukan tanah yang tetutupi rumput yang dipangkas rapi dan diatasnya ada sebuah batu marmer.Makam sendirian itu dinaungi pohon wisteria ungu yang cantik dan rindang.
“Aku tida membawa wine kesukaanmu Malfoy, aku tidak bisa mendapatkannya dipasar dan aku tidak mau pergi ke rumah kalian. Lagipula, kenapa kau minum wine yang sangat mahal? 300 galleon untuk sebotol wine, kau gila.” Gerutu Harry dengan senyuman kecil di bibirnya.
“and Mal—Draco, kau pasti sangat bangga disana karena Cassie, putri kecilmu sangat tidak sabar untuk disortir ke asrama Slytherin. Dia terlalu mirip denganmu. Well, sebenarnya mereka berdua mirip denganmu, maafkan aku Mione tapi itu kenyataannya, rambut cokelat Scorpius semakin pirang belakangan ini dan meskipun sifat pemberani dan brilianmu ada padanya, tapi aku juga bisa melihat Draco didalam diri gadis kecilmu” Harry tertawa diakhir kalimatnya, dia duduk didepan gundukan tanah itu, kepalanya tertunduk seraya tangannya menyentuh permukaan tanah itu.
“Scorpius pasti akan menjadi seeker handal nantinya, dia sangat pandai dengan sapu terbangnya, aku tidak sabar menunggunya bertanding membela asramanya apapun asramanya nanti. Ah, dia juga sudah menyiapkan dirinya menjadi Gryffindor, itu artinya dia akan satu asrama dengan James juga. Dia—dia bilang..ingin menjadi Gryffindor kedua didalam keluarga Malfoy—aku” kalimat Harry tertahan di tenggorokan karena perasaan sesak didadanya.
“kalian tidak perlu khawatir, mereka seperti malaikat, selalu membawa buku kemanapun, aku yakin mereka berdua akan menjadi yang paling pintar di kelas seperti kalian berdua.. Molly jatuh cinta pada mereka dan selalu membuat perut mereka membuncit setiap kali dia berkunjung ke rumah. Atau kau bisa bilang jika Molly selalu mencari alasan agar bisa melihat Scorpius dan Cassie” pria berkacamata itu mengadahkan kepalanya dan menatap langit yang biru.
“aku selalu ingin bertanya seperti apa diatas sana, atau apakah--kau--kalian—bertemu dengan orangtuaku? Jika Draco bertemu dengan Fred, aku yakin kalian akan akur dengan cepat..dan—Good God, Mione, meskipun sudah enam tahun, Ron masih menangis setiap kali dia menatal mata Scorpius dan Cassie, karena itu dia hampir tak pernah datang ke rumahku. Aku ingin berpura-pura baik-baik saja, tapi nyatanya aku kehilangan seorang adik perempuan dan seorang sahabat yang baik”
Harry meringis namun merasa sedih dalam waktu yang bersamaan karena akhirnya Harry Potter menyebut Draco Malfoy sebagai sahabatnya.
“Draco, saat kau bilang ingin mengajak Hermione berkencan ke tempat yang indah saat itu, aku berpikir kalian akan pergi ke sebuah pantai di karibia atau menginap di chetaeu Malfoy di Perancis—aku tidak pernah berpikir jika—itu adalah terakhir kali kita bicara.” Harry menumpukan tubuhnya dengan kedua tangannya menyangga dibelakang tubuhnya sementara kepalanya tetap mengadah menatap langit
“Kau menunjukkan padaku betapa kau mencintai Hermione setiap saat, sungguh sayang aku tidak bisa mengejekmu lagi karena mengenakan apron dan topi chef jelek itu setiap kali kau memasak untuk Hermione dan anak-anak kalian” perlahan Harry berbalik dan menatap gundukan tanah dibelakangnya.
“Scorpius memberikan hadiah ulang tahun Cassie tahun ini dengan uang jajannya yang dia tabung, dia memberikan adik perempuan sebuah kalung dengan liontin yang berisi foto kalian berdua, Cassie tak berhenti menangis sepanjang malam ulang tahunnya, sementara Scorpius tak mau melepas adiknya meskipun sebentar. Mereka merindukan kalian—hell,banyak sekali yang merindukan kalian” Harry melawan rasa berat dimatanya dengan berusaha tersenyum dan menatap sekelilingnya.
“aku ingin berada lebih lama tapi Ginny pasti akan menyusul dengan anak-anak kesini, lalu aku harus berusaha kuat saat mereka mulai menangis. Aku buruk dalam menguatkan seseorang kau tau?” Harry meraih sesuatu dari dalam saku jubahnya dan menatap benda itu sebentar dengan bibir yang terkatup rapat menjadi senyuman tipis.
“aku tau kalian tidak ingin ada foto kalian disini, tapi aku tidak bisa menahannya—jadi aku akan meletakkannya disini” pria itu meletakkan sebuah bingkai foto ajaib yang bergerak berisi foto Draco dan Hermione tepat setelah pengucapan sumpah mereka saat acara pernikahan mereka beberapa tahun yang lalu.
Hermione nampak cantik dengan gaun pengantin mermaidnya, wajahnya bersinar sambil menatap suaminya yang juga menatapnya, kedua tangan mereka memegang erat satu sama lain dan senyuman mengembang lalu berubah menjadi tawa.
Harry tersenyum menatap foto itu dan berjalan mendekati batu marmer putih yang duduk diatas kepala gundukan tanah itu dan perlahan mengusapnya, menghilangkan debu dan noda yang tak pernah ada lalu tangannya bersandar sebentar diatas marmer itu seraya perasaannya meluap.
Disini terbaring:
Draco Lucius Malfoy & Hermione Jean Malfoy nee Granger.
‘hidup dan matiku ada padamu, cintaku, belahan jiwaku'
Satu air mata menetes membasahi kalimat cintaku yang menjadi potongan kalimat dari sumpah mereka berdua dihari pernikahan mereka.
“kuharap Draco membuatmu bahagia dengan kencan abadi kalian Mione. Suatu hari nanti—aku juga akan mengajak Ginny bergabung dan mengganggu kencan kalian disana, tunggu aku okay?” dengan usapan terakhir, Harry berjalan menjauhi pemakaman itu dan menuruni bukit.
Dadanya terasa berat dan air mata masih mengancam untuk turun seraya langkah kakinya terus menuruni jalan berbatu di Wiltshire itu.
‘Potter, tolong bawa Scorp dan Cassie bersamamu saat kau menjemput James will you? Aku sudah memesan tempat untuk kencan malam ini dengan Hermione, and by the way, tempatnya sangat bagus, mungkin aku akan merekomendasikannya untukmu nanti karena aku baik, tentu saja. Aku sudah menyiapkan semuanya didalam tas ini, dan terima kasih untuk bantuanmu, aku akan pastikan untuk mengatakan jasamu pada Hermione' adalah kalimat terakhir Draco yang dia katakan saat dia datang ke perapian Harry di rumahnya lengkap dengan seringaian diwajah tajamnya.
Untuk menjemput anak-anaknya dan membiarkan mereka tinggal dengan Harry sementara orangtuanya pergi berkencan kesuatu tempat.
Biasanya, Draco akan menyisipkan kalimat 'kami akan kembali besok' atau Hermione akan mengatakan jika mereka akan kembali dipagi hari untuk bergabung sarapan dengan Harry dan Ginny seperti biasanya.Tapi hari itu, Hermione hanya menitipkan ucapan terima kasih pada Draco untuk Harry karena mau menjaga Scorpius dan Cassie sementara hingga mereka kembali.
Harry tidak pernah mengira jika laporan yang dia terima beberapa jam setelah itu akan merubah hidupnya selamanya, yang mengatakan bahwa sebuah kecelakaan mobil yang parah terjadi di Sussex, dan dua orang korbannya adalah seorang penyihir.
Draco dan Hermione meninggal ditempat didalam mobil mereka, tangan mereka saling bertaut saat sebuah truk yang kehilangan kendali menabrak mereka dari arah yang berlawanan dengan kecepatan tinggi.
Mereka pergi meninggalkan dua orang anak kembar mereka, Scorpius Draco Malfoy dan Cassiopeia Jean Malfoy yang masih berumur 5 tahun dan seluruh masyarakat sihir yang berduka karena kehilangan Gadis emas mereka yang brilian, sedangkan hak asuh si kembar Malfoy diambil alih sepenuhnya oleh Harry dan Ginny Potter nee Weasley tepat dihari itu.
Harry menghentikkan langkahnya untuk mengadahkan kepalanya dan menatap langit.
A beautiful place for date indeed.
The End
:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece Of Her
RomanceKumpulan kisah (one shot dan series) yang diceritakan dari sudut pandang dua orang manusia.