01. Forget me not

4.9K 240 26
                                    

Unable are the love to die,
For love is immortality

-Emily Dickinson

---

Pria itu membuka kelopak matanya perlahan, dia melihat kanopi tempat tidurnya dan melirik ketempat kosong disampingnya.

Dingin.

"Hermione?" Panggil pria itu, namun tidak ada yang menjawab.

Dia duduk di ujung kasurnya, berjalan ke arah kasur kecil yang terbuat dari kayu Mahogany, dan melihat seorang bayi tengah tertidur dengan tenangnya.

Dia tersenyum dan mengelus pipi putranya dengan sayang lalu menoleh setelah mendengar bunyi crack.

"Good morning master Draco, Master Lucius meminta anda bergabung untuk sarapan" ucap peri rumah yang memakai sarung bantal itu.

"Aku akan segera turun Timmy, tapi--" peri rumah itu menatap Draco, menunggu kalimat selanjutnya.

"Apa Hermione sudah sarapan?"

"Aa-master..su-sudah Master, Misstress Malfoy sudah sarapan" jawab Timmy sambil menunduk, Draco mengangguk dan mempersilahkan Timmy pergi.

Draco beranjak menuju kamar mandi, membersihkan dirinya dibawah pancuran shower hangat dan berjalan menuju walk-in closetnya setelah melihat bayinya yang masih tertidur.

Dia mengenakan kemeja hitam , dua kancing atasnya tidaj dikancing dan lengannya diangkat hingga siku, dan celana hitam senada.

Draco membawa bayinya digendongannya dan menuju ruang makan yang berada di lantai bawah Manor.

"Good morning mother, father" sapa Draco, Lucius dan Narcissa menegang saat melihat Draco masuk dan duduk diseberang mereka lalu menatap bayi digendongan Draco.

"good morning son" jawab Narcissa dengan senyum, sedangkan Lucius masih terdiam.

"Scorpius sangat tenang hari ini, dia bahkan tidak menangis tadi malam" ucap Draco sambil meletakkan bayinya diatas crib yang sudah tersedia disamping kursinya.

"Benarkah? Kalau begitu mungkin sesekali Scorpius harus tidur dengan kami saja Draco" ucap Narcissa sambil menatap Scorpius.

"mother tau kan Hermione bisa kena panic attack jika terbangun dimalam hari dan tidak menemukan putranya di kamar kami?" Draco tertawa pelan dan mulai mengisi perutnya dengan hidangan diatas meja.

Keheningan memakan Lucius dan Narcissa perlahan, hanya suara dentingan pisau dan garpu yang menggores piring China yang menemani mereka.

"Son, bisa kita bicara di ruanganku setelah ini?" tanya Lucius memecah keheningan diantara mereka.

"apa akan lama? Aku harus ke kantor father, ada rapat penting dengan investor dari Bulgaria hari ini" Lucius menelan Cottage pie nya sedikit sulit, seakan itu adalah sebuah batu yang tertahan ditenggorokannya.

"rapat itu diundur besok, sayangnya Mr.Viktor ada janji lain hari ini" Narcissa menatap piringnya seraya mendengar kalimat Lucius.

"Hm kenapa Blaise belum mengatakan apapun padaku" Draco mengerutkan keningnya lalu menatap Lucius.

"Kurasa Mr.Zabini masih sibuk son" jawab pria itu.

Draco mengangguk lalu menyelesaikannya makannya dengan cepat.

"Timmy"

"iya master Draco?"

"bisa kau buatkan susu untuk Scorpius?" peri rumah itu menatao Narcisaa sebentar sebelum akhirnya wanita itu mengangguk dan beberapa detik kemudian muncul dengan sebotol susu hangat di tangannya.

Piece Of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang