Traditions

1.7K 160 22
                                    

Malam natal, the night full of joys.

Jika di masa kecilnya malam natal berarti adanya Pesta Dansa megah Malfoy yang sudah terkenal dan disusun langsung oleh Narcissa Malfoy, dimana Manor akan dipenuhi oleh pria dan wanita dengan posisi penting dan para darah murni lainnya yang berpakaian dari gaun sutra terbaik atau perhiasan paling mahal berkumpul.

Mereka akan membicarakan omong kosong seperti proyek baru puluhan ribu galleon mereka, saling memuji riasan dan pakaian pejabat lain dan untuk para keluarga yang berasal dari lingkaran 28 suci, adalah sebuah keharusan untuk memperkenalkan putri mereka kepada para patriar Malfoy.

Mencoba peruntungan mereka agar bisa menikahkan putri mereka dengan pewaris dua keluarga darah murni tertua sekaligus, Black dan Malfoy.

Jadi berapa nilai Draco Malfoy? Tidak terhitung.

“smile daddy!” pekik Cassiopeia sambil memeluk leher Draco dan tersenyum lebar pada kamera didepan mereka.

“Sekali lagi!” teriak Orion, si bungsu yang duduk di pangkuan ibunya tepat disamping lantai tempat Draco duduk.

Draco menatap istrinya yang tersenyum cerah pada kamera sambil memeluk tubuh putra bungsu mereka dengan penuh cinta. Cassiopeia masih pada posisinya dan kedua Malfoy senior, duduk dibelakangnya, tepatnya diatas sofa dengan Scorpius Malfoy duduk ditengah kakek dan neneknya.

Mengejutkannya, mereka semua tersenyum pada kamera didepannya.

“Yey, kita akan memajang fotonya di ruang tengah kan Gwampa?” suara Cassie yang antusias membuat Draco tersenyum.

“Yes my dear, mum kalian akan mencetaknya dulu lalu kita akan memajangnya diseluruh sudut rumah yang hatimu inginkan “ ucap Lucius menanggapi cucu keduanya dengan tatapan mata paling lembut yang Draco pernah lihat.

Ew, apa aneh merasa jijik melihat ayahmu yang dingin ibaratkan kulkas sepuluh pintu, bisa menjadi seperti marshmallow lembut yang baru dipanggang?

“Howayyy!!!” entah mengapa, seakan atmosfir kebahagiaan berputar diruang tengah Manor, hingga Orion ikut berteriak senang.

“Draco dear, ada apa?” tanya Narcissa yang menyerahkan Ginger Ale kearah Draco yang nampak masih duduk dispot foto keluarga tadi sementara anggota keluarga yang lain sudah bergerak melanjutkan aktifitas mereka.

Istrinya memeriksa kaus kaki warna warni yang dipajang diatas perapian dengan Scorpius, sementara Cassie berada di pundak Lucius sambil menghias pohon natal dan Orion asik menikmati muffin cokelat yang baru diantar oleh peri rumah mereka.
Tahun ini, mereka semua sepakat mengenakan sweater berwarna putih.

“Semakin lama, natal keluarga Malfoy lebih terasa seperti natal Muggle, benar kan Mother?”  Draco menoleh pada ibunya yang mengeluarkan suara dengusan tawa.

“Oh maafkan aku dear. Kita sudah melakukan ini selama berapa? Ah, 12 tahun dan kau baru menyadarinya?” Ucap Narcissa sambil menatap menantunya bercengkerama dengan suaminya tentang bintang dipuncak pohon natal mereka yang hampir selesai dihias.

Benar, sudah 12 natal terlewati seperti ini bersama kedua orangtuanya, dan 5 natal sebelumnya hanya berdua dengan istrinya yang dulu masih menjadi kekasihnya.

17 tahun bersama, dan getaran itu masih sama.

Luar biasa bagaimana cinta bisa merubah seluruh jiwamu.

“kau membuat keputusan terbaik saat menolak gadis Greengrass itu. Karena aku bahkan sudah tidak bisa membayangkan malam natal selain dengan pohon natal yang dihias sendiri, memakai sweater senada , dan berfoto didepan perapian dengan senyum terbaikku.” Ucap wanita yang sudah menyusun pesta natal termegah selama beberapa dekade sejak dia menjadi nyonya Malfoy.

“karena aku memilih Hermione Granger, semuanya terasa benar mother” koreksi Draco yang dibalas putaran mata oleh ibunya.

“Aku tidak percaya bagaimana di umur kalian yang sudah hampir kepala empat, kalian masih bertingkah seperti anak sekolah” ucap ibunya meledek dan tawa  Draco pecah.

“Mother, baru tadi pagi aku harus melihat kau dan father bercumbu diruang piano for God's sake! Dan berapa umur kalian?” Narcissa menatap putranya tak percaya sebelum menyeringai.

“78 tidaklah tua bagi seorang penyihir dear, sebaliknya, energi Lucius meningkat lima kali lipat dan kami bisa—” Draco membuat wajah jijik lalu melambaikan tangannya didepan wajah ibunya yang tertawa.

“No mother, astaga—aku tidak mau mendengar cerita seks mu dan father di malam natal, oh God no”

Narcissa tertawa, dan hampir semua orang diruangan itu tertawa.
Sinar api perapian membuat surai brunette istrinya nampak bersinar dan Draco tidak sabar ingin menautkan jemarinya disana seraya membuat Hermione menatap matanya ketika Draco membuatnya klimaks.

Astaga.

Bisakah malam ini bergerak lebih cepat?

“Salju!” pekik ketiga anaknya bersamaan menatap langit-langit ruangan yang dimantrai agar bisa membiarkan salju pertama turun didalan Manor.

“Oh ini salju pertama” ucap Narcissa yang memperhatikan salju turun namun menghilang sebelum bisa menyentuh lantai Manor.

Insting Draco mengatakan agar segera mendekati istrinya setelah mengayunkan tongkatnya kearah langit-langit.

“Kiss me” ucap Draco pada Hermione yang menatapnya aneh.

“Ta-tapi ada orangtuamu disini” bisik Hermione namun Draco menatapnya yakin.

“lihat keatas” Hermione menghela nafas

“Iya aku tau ini salju pertama Draco—” kalimat Hermione terpotong ketika Draco menyentuh dagunya dan mengadahkan kepalanya untuk melihat keatas kepalanya.

Mata Hermione membulat saat melihat puluhan mistletoe yang indah mengambang diatas langit-langit, dilewati oleh salju yang jatuh.

Dan satu mistletoe tepat berada diatas kepala Hermione.

“Aku sudah memasang ratusan mistletoe di Manor, jadi dimanapun kita berdiri saat salju pertama turun, aku bisa mencium—” kali ini bibir Hermione menghentikkan kalimat Draco.

Draco tersenyum dibalik ciumannya dengan Hermione dan melingkarkan tangannya dipinggang istrinya

“ 17 tahun memiliki tradisi yang sama dan baru kali ini kau berinisiatif melakukannya sendiri” ucap Hermione ketika ciuman mereka selesai.

“Bisa dibilang aku berusaha melestarikan tradisi” jawan Draco sambil mengeratkan tangannya di pinggang Hermione lalu memberi gestur dengan matanya untuk melihat keujung ruangan.

Mata Hermione seketika berair melihat Narcissa dan Lucius berciuman dibalkon, Scorpius memeluk Cassie dan mengajak adik kecilnya berdansa, sementara Orion menari asal yang terlihat menggemaskan bersama Bink, peri rumah mereka.

“Merry Christmas, and Happy Anniversary Granger. Kuharap kau masih bersedia bersamaku saat aku berubah menjadi pria tua menyebalkan yang sering membuat istrinya marah ” bisik Draco di telinga Hermione.

“memang sekarang kau tidak menyebalkan?” tanya Hermione dengan kedua alisnya terangkat

“Tapi aku masih tampan dan muda” Hermione tertawa pelan mendengar pernyataan sombong suaminya lalu melihat kedalam mata yang selalu hangat saat menatap Hermione bahkan setelah 17 tahun bersama.

“I love you” ucap mereka bersamaan yang membuat mereka tertawa pelan.

Tidak ada obrolan bisnis, tidak ada gaun sutra ataupun sepatu kulit naga, ataupun dansa formal yang harus Draco hadiri, kini hanya ada pelukan erat, gelak tawa anak-anak mereka dan pemandangan langka melihat Malfoy senior mengenakan sweater muggle dengan warna yang sama seperti Draco dan Hermione.

Terasa aneh, dan disaat yang bersamaan terasa tepat.

Draco tau dia berada di rumah yang benar.

The End.

Gimana? Gimana?

Author ucapkan terima kasih untuk support kalian semua selama ini, no more words can describe how i feel so grateful🥺♥️



Piece Of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang