Peluh membasahi pelipisnya, dadanya naik turun dengan tempo cepat dan jantungnya berdebar.
Hermione menegakkan punggungnya dan meraih gelas disamping kasurnya dan menenggak habis susu yang masih hangat didalamnya.
Suara petir yang menggelegar diluar membuat perasaannya semakin tidak nyaman selain karena sisi lain kasurnya yang dingin.
Dia berdiri, menyelipkan kakinya kedalam slippers berwarna putih dengan karakter kepala serigala yang lucu lalu mengikat jubah tidurnya dengan benar. Surai brunettenya sudah dikepang kesisi kiri bahunya.
Hermione menyusuri lorong Manor yang sedikit gelap karena pencahayaan yang disihir agar tidak terlalu terang di malam hari , sesekali matanya menatap keluar jendela, memperhatikan burung merak putih yang berlindung dibawah bangunan kecil milik mereka sendiri ditaman sementara hujan membasahi bumi.
Bahkan burung merak mendapat fasilitas terbaik disini.
“Ayo kita temui daddy” ucap Hermione pelan sambil mengusap perutnya yang membesar diusia kehamilannya yang menginjak delapan bulan.
Kakinya kembali melangkah, namun telinganya mendengar bisikan samar dari lukisan para leluhur keluarga Malfoy saat melihat Hermione.Bahkan setelah dua tahun dia menyandang predikat Mistress Malfoy, para lukisan keparat itu masih mengumpat padanya.
Namun suatu hari saat suaminya mendengar kalimat tidak ramah dari Abraxas Malfoy yang ditujukan untuk Hermione, Draco yang murka langsung meminta lukisan kakeknya agar diletakkan di loteng, ditutup dengan kain putih dan disihir agar Abraxas tidak bisa keluar dari lukisannya dan mengunjungi lukisan lain. Sejak ancaman tanpa kata dari suaminya itu, ketenangan bisa sedikit Hermione dapatkan.
“Hermione?” suara parau Lucius Malfoy dari dalam ruangan kerjanya mengagetkan Hermione.
Wanita itu mendekat dan membuka pintu mahogany besar itu dan terlihat ayah mertuanya sedang membaca buku dikursi meja kerjanya.Kacamata yang bertengger di hidungnya sedikit menurun, dan alisnya bertaut.
“aku tidak bisa tidur” ucap Hermione perlahan mendekat kearah Malfoy senior yang menutup bukunya dan melepas kacamata bacanya
“ambilah buku dan bawa ke kamarmu, aku akan minta Tinky membuatkanmu susu dan cheesecake” mendengar tawaran baik ayah mertuanya Hermione ingin mengiyakan namun dia justru menggeleng.
“Aku tidak ingin makan cheesecake, tapi terima kasih Lucius” pria itu berdiri, dan membuka lengannya agar digandeng oleh putrinya dan disambut oleh Hermione, mereka berjalan keluar ruangan Lucius.
“kau harus mengurangi kopi dimalam hari, lihatlah pola tidurmu yang tidak sehat ini” ucap Hermione sambil menatap kearah lorong sepi didepannya
“Seseorang harus mengawasimu yang suka menyelinap ditengah malam, bagaimana jika kau tersandung dan jatuh dari tangga?” nada Lucius datar, namun Hermione bisa merasakan kekhawatiran didalamnya.
Sejak Hermione menyampaikan berita kehamilannya pada Lucius dan Narcissa, pasangan Malfoy senior itu mulai merenovasi Malfoy Manor, merubah cat dinding yang sebelumnya cenderung berwarna gelap dan abu-abu terkesan dingin dan kaku, menjadi warna Ivory, atau hijau sage sehingga terasa lebih hangat dan ramah bagi Hermione.Bahkan Lucius yang biasanya sangat bangga dengan lantai dan tangga marmer di gedung utama, mulai menutupnya dengan karpet persia agar Hermione tidak akan terpeleset jika naik atau turun tangga.
Memang benar, Lucius tidak ramah diawal pertemuan mereka saat Draco memperkenalkan Hermione sebagai kekasihnya beberapa tahun yang lalu, namun seiring berjalannya waktu, Hermione mampu merubah sikap kaku dari sang Malfoy patriar.
“kau pasti akan menjadi kakek yang hebat Lucius” pria paruh baya disampingnya hanya menaikkan sedikit sekali ujung bibirnya saat mendengar kalimat Hermione
“Aku tidak berhasil menjadi ayah yang baik Hermione, aku yang membuat Draco seperti ini” Hermione menoleh pada ayah mertuanya dan tersenyum sedih
“kau membuat pilihan yang salah, itu benar tapi voldemort yang melakukan ini pada Draco. Bukan kau”
Langkah mereka terhenti saat suara geraman terdengar diujung lorong.
Lucius refleks menarik Hermione kebelakang tubuhnya, sementara Hermione menaikkan tongkatnya.
Namun amber Hermione membulat lebar saat sepasang mata kuning keemasan itu bersinar saat pantulan cahaya dari petir menembus jendela Manor.

KAMU SEDANG MEMBACA
Piece Of Her
Roman d'amourKumpulan kisah (one shot dan series) yang diceritakan dari sudut pandang dua orang manusia.