WARNING: a few Sensitive and explicit words.
---
Kepalanya sangat sakit hingga Hermione merasa uratnya akan meletus, bola matanya terasa lelah dan kaku karena eratnya dua memejamkan matanya setiap malam.
Rasa sakitnya semakin intens setiap malam dan mantra atau ramuan apapun mulai tidak bereaksi.
Begitupula penggunaan kacamata, lensa kontak dan mantra untuk membantu penglihatannya.
Semuanya tidak lagi berguna.
Setiap pagi Hermione akan menatap pantulan dirinya didepan cermin kamar mandi kamarnya, dan melihat bahwa pantulan dirinya sendiri hampir menghilang.
Namun puncaknya ada malam itu, ketika Draco sudah terlelap diatas kasurnya sendiri, Hermione harus merapalkan silencing charm sebelum dia bisa merintih kesakitan hingga dia tertidur karena kelelahan dengan jejak air mata yang mengering di seluruh wajahnya dan mata yang sembab.
Biasanya di pagi hari, penglihatannya akan sedikit membaik hingga dia bisa melanjutkan harinya, tapi pagi itu, Hermione terbangun dengan nafas berderu, dia menatap sekelilingnya dengan cepat dan panik.
Dibandingkan kamar yang tidak terlalu gelap karena lampu diluar resort dan langit yang mulai Berwarna keunguan, Hermione hampir tak bisa melihat apapun.
‘mungkin karena jendelanya tertutup terlalu rapat' ucapnya dalam hati, hingga dia meraba lemari kecil disamping kasurnya mencari tongkatnya, namun saat dia hampir meraihnya, tongkatnya justru terjatuh dari nakas dan menggelinding kesuati tempat.
Dengan terpaksa, Hermione harus merangkak menuju pintu dengan pelan-pelan, takut bersuara dan membangunkan Draco yang pada akhirnya harus melihat bahwa istrinya sedang merangkak seraya meraba-raba lantai mencari jalan keluar.
Saat dia berhasil membuka pintu resort, udara yang masih lembab dan dingin menyapa kulit Hermione, perlahan, warna keunguan dan putih yang sama mulai menelisip kedalam penglihatannya.
“Ayolah” ucapnya pelan, masih terduduk didepan teras resortnya, tangannya mengusap matanya, berharap penglihatannya bisa lebih jelas.
Namun nihil.
Dia tidak bisa melihat apapun selain warna langit dan pasir yang mendominasi pemandangan didepannya.
Perlahan dia berdiri dan berjalan tanpa alas kaki menuju pantai, dia merasa putus asa dan berharap bisa melihat sesuatu jika dia berjalan lebih dekat menuju sesuatu yang tidak dia tau.
“Ow!” pekiknya saat kakinya terasa perih karena menginjak kulit kerang yang ada dibibir pantai.
Hermione terjatuh diatas pasir, dia memegangi kakinya yang sebenarnya tidak terlalu sakit, namun air mata tidak berhenti mengalir, dadanya begitu sesak.
Lalu seiring dengan suara deburan ombak, air dingin pantai Krabi seakan mencium kaki Hermione, dia kembali berjalan mendekati laut dengan badan sesekali membungkuk, tangannya meraba air yang terasa menyegarkan.
Haruskah dia merasa beruntung karena masih bisa melihat langit biru yang sangat indah kemarin?
Atau haruskah dia merasa sedih karena setelah hari ini, dia mungkin tidak akan bisa melihat lagi?
Lalu suara itu menyapa telinganya.
“Granger!” refleks kepala Hermione menoleh pada sumber suara yang berada dibelakangnya, tanpa mengetahui bahwa ada gulungan ombak kecil yang mendekatinya dan akhirnya menerpanya hingga tubuh mungilnya terhempas kedalam air yang ternyata semakin dalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/260576473-288-k536886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece Of Her
Roman d'amourKumpulan kisah (one shot dan series) yang diceritakan dari sudut pandang dua orang manusia.