AB-ES|| Chapter 5

329 61 94
                                    




Happy Reading💙
___________

'Lo kan sahabat gue. Yang namanya sahabat harus setia. Susah senang bersama. Biar tau rasanya berjuang bersama.'

Aireen Alaskar Atmadja
____________


Pagi ini, Arkan tidak mau kalah start lagi seperti kemarin, hingga ia memutuskan untuk datang lebih awal ke rumah Aireen.

Namun, sepertinya Aireen sengaja ingin mempermainkan Arkan. Buktinya, kata Mami Riana--Maminya Aireen--justru sekarang gadis itu masi tidur. Padahal jam sudah menunjukkan pukul enam kurang sepuluh pagi.

Selagi menunggu Aireen, Arkan menunggu di meja makan dtemani Maami Riana sekalian sarapan.

"Kamu mau sarapan pakai apa, Ar?" 

"Mau roti aja, Mi. Pakai selai coklat." 

Mami Riana mulai mengambil roti tawar dan mengolesinya dengan selain coklat, sesuai dengan request Arkan.

"Gimana, Aireen di sekolah? Bandel nggak dia?"

"Masi sama kaya biasanya, Mi. Masi sering buat ulah, tapi nyeret Arkan juga."

"Terus ya, Mi,' tambah Arkan, "Masaan asal ditanya kenapa harus seret aku? Aireen selalu jawab 'Lo kan sahabat gue. Yang namanya sahabat harus setia. Susah senang bersama. Biar tau rasanya berjuang bersama.' Kan gak nyambung banget, Mi. Apa hubungannya sama berjuang bersama coba? Gak ada kan, Mi?"

Arkan bercerita dengan menggebu-gebu. Mengeluarkan semua unek-unek yang sudah ditahannya beberapa waktu ini. Tidak-tidak, tapi selama ini! Bahkan demi mendalami peran, Arkan menirukan gayaAireen saat mengatakan hal tersebut kepadanya.

Arkan yakin, waktu satu hari penuh tidak akan cukup untuk menceritakan kekesalannya pada Aireen. Namun, entah mengapa dia juga akan merasa senang. Arkan bingung menjelaskannya.

"Dia ngapain sampai kamu sekesal itu?" Mami Riana terus memancing Arkan untuk menceritakannya. Karena topik yang paling menarik untuk dibahas dengan pemuda ini adalah putrinya sendiri, Aireen. Sejujurnya Mami Riana sangat menyukai Arkan. Anaknya humble pada orang tua, pandai membaca situasi. Menurutnya, sejauh ini, Arkan belum pernah salah dalam bersikap.

"Banyak, Mi, sampai pusing mau mulai dari mana. Pokoknya banyak."

'Orang kaya mati.
Orang miskin mati.
Raja-raja mati.
Rakyat j'lata mati.'

"Ghibah terooos. Terobos aja batas dosanya. Gapapa, kok. Dosa tanggungan pribadi. Pahala ngalir ke aku. Jadi senang. Lanjut-lanjut."

Hening.

Riana yang baru membuka mulut hendak menanggapi perkataan Arkan, terhenti. Bibirnya kembali terkatup saat mendengar suara Aireen, dan mencerna dengan baik isi lirik yang dinyanyikan Aireen, Riana meringis. Begitupun dengan Arkan.

"Kenapa diem? Enggak mau dilanjutin? Lanjut aja, aku gak ganggu, kok. Aku cuma mau numpang sarapan." Aireen duduk di bangku sebelah Mami Riana, berhadapan langsung dengan Arkan, dan mulai menyendokkan nasi goreng ke piring, menambahkan ayam goreng sebagai lauk, mulai melahapnya dengan nikmat.

Aireen adalah salah satu dari jutaan manusia, yang kalau belum kena nasi dibilang belum makan. 'Kalau gak makan nasi tuh rasanya gimanaaa gitu, kayak ada yang kurang,' ujar Aireen ketika dia ditanya mengapa belum kenyang, padahal sudah makan sangat banyak, dan itu makanan berat.

"Kenapa pada bengong, gini?" Tiba-tiba suara baritone terdengar dari arah kanan. Sudah entah sejak kapan, Papi Alveenan--Papi Aireen--sudah duduk anteng di kursinya.

"Eh, Papi?! Kapan duduk di situ? Kok Mami gak liat?"

"Sudah dari tadi. Kamu Saja yang keasikan sama Arkan ghibahi anak sendiri, sampai gak sadar suami sudah duduk di sampingmu." Papi Alvenan menjawab dengan tenang, tetapi tidak dengan Mami Riana yang kini telah memamerkan gigi putihnya cengengesan.

"Ya maaf, Pi."

"Lo masih lama gak? Kalau iya, mending gue naik ojek aja. Lumayan bisa digodain sama Abangnya." Aireen terlihat meletakkan serbet yang disediakan setelah memakainya untuk membersihkan mulutnya kalau-kalau saja aja noda ang masi tertinggal di sana, kemudia berdiri dan pergi ke luar setelah mencium pipi Papi dan Maminya. Seakan tersadar, Arkan segera mengambil dua lembar roti yang ada di depannya.

"Arkan berangkat dulu, Mi, Pi."

Tidak ada waktu kalau harus menghabiskan rotinya di meja makan. Yang ada Aireen benar-benar akan pergi dan digoda sama tukang ojek. Bahaya!

'Gak! Itu gak boleh terjadi! Masa gak jadi diculik sama Om-Om Girang jadinya malah sama Abang-Abang Genit! Nggak, nggak, nggak. Itu gak boleh terjadi!' batin Arkan.

"RIRIN TUNGGUIN GUE!"

Arkan tunggang langgang mengejar Aireen yang sudah keluar lebih dulu. Begitu sampai di luar, Arkan dibuat terbengong dengan aksi Aireen. Benar, sesuai dengan perkataanya tadi, dia mau digodain sama Abang ojek, dan itu benar-benar terjadi!

Segera, Arkan mengambil langkah lebar menuju tempat Aireen yang sekarang sedang menggoda? Aireen yang menggoda tukang ojek genit itu? Oh My God!

'Gak boleh dibiarin, nih!'

"Abang ganteng, mau enggak, jadi Ayah dari anak-anak Aireen nanti." Aireen bertanya dengan malu-malu.

"WHAT!"

Berkat suara menggelar Arkan, akibat terkejut dengan apa yang didengarnya, pandangan orang yang ada di sekitar pangkalan ojek, termasuk Aireen dan Abang ojek kini tertuju padanya.

"Apaan nanya kaya gitu! Gak ada. Gak ada! Ini lagi si Abang! Genit banget jadi orang! Mau-mau aja digodain sama anak bau kencur kaya dia! Masi pake seragam sekolah dia, Bang!! Abang pedofil, ya?!" sewot Arkan dan tuduhan di akhir kalimatnya.

"Hah?"

Abang ojek yang menjadi korban keceriwisan Arkan, melotot tak percaya mendengar penuturan pemuda di hadapnnya ini. Terlebih pada kalimat terakhirnya. Apakah dirinya terlihat berpotensi menjadi seorang pedofil? Tidakkah pemuda ini melihat ekspresi tertekannya sedari awal?

'Ya Tuhan, baru juga keluar. Niat mau nyari nafkah, kenapa malah kejebak drama kacang remaja masa sekolah? Nasib tukang ojek pangkalan!' batin ojek tersebut.

Tanpa peduli sekitar, Arkan langsung menarik lengan Aireen menuju mobilnya, dan berlalu begitu saja meninggalkan Abang ojek yang masi mematung, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.

Aireen? Jangan ditanya. Dia tidak menyangka berujung dirinya berperang dengan degup jantung dan wajah yang memerah bak tomat. Senjata makan tuan.




TBC


Gimana untuk part ini? Isudah memiliki keputusan untuk lanjut atau berhenti?

Kasih emot untuk part ini dong👉

_____________________________

Tolong bantu bantu Vote, comments, dan share cerita ini, biar ramai.

Oh iya, tolong juga bantu tandai kalau ada typo ya😉

Love you untuk kalian yang sudah baik untuk voment💙


Thank you & See you ♡

27 April 2022

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang