AB-ES|| Chapter 41

116 12 11
                                    

Tolong tandai typo, teman!
____________________________

Allah tidak akan menyegerakan sesuatu, kecuali itu baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allah tidak akan menyegerakan sesuatu, kecuali itu baik. Dan tidak melambat-lambatkan sesuatu kecuali itu yang terbaik.
______________________
AB-ES

"Bundaa, besok kita puasa?"

"Anak Bunda pintar banget, iya sayang. Mulai besok kita puasa."

Sore ini, Bunda Kessya dan Ana sedang bersantai sembari bercerita di kursi dekat kolam ikan. Quality time antara ibu dan anak ini tidak pernah terlewat. Setiap ada kesempatan, mereka akan menikmati waktu berdua tanpa ada kejahilan Arkan ataupun Daddy Bryan.

"Puasa, yang gak boleh makan sama minum itu kan, Bunda?"

"Iya. Ana masih ingat?"

Ana mengangguk semangat sebagai jawaban. "Dulu itu, pas Ana masih kecil, Ana nangis-nangis mau makan sama Abang. Tapi Abang bilang, Abang belum boleh makan. Jadinya Ana enggak jadi makan."

Bunda Kessya sebisa mungkin menahan tawanya. Lucu rasanya mendengar anak usia lima tahun mengatai dirinya sendiri dengan, 'dulu pas masih kecil'. Apakah saat ini artinya ia sudah merasa besar?

Bunda Kessya terkekeh. "Ana kan emang masih kecil."

"Ih enggak, Bundaaa. Sekarang Ana tuh udah besar! Udah bisa bilang Rrrr. Udah bisa baca. Jadi Ana udah besar. Ibu guru aja yang enggak bolehin baju Ana ganti jadi warna merah sama putih. Masih pakai baju warna biru kuning terus," cemberut Ana.

Seminggu yang lalu, ketika sedang menunggu jemputan, Ana duduk ditemani oleh salah satu guru yang mengajar di playgroup tempat Ana di sekolahkan. Saat itu, Ana melihat anak dari kelas B bertanya kepada guru yang menemani mereka, apa yang tertulis di kertas yang ia pegang. Dan dengan percaya dirinya, Ana mengatakan apa yang tertulis sebelum guru menjawab. Sontak, beberapa anak yang mendengar bersorak dan bertepuk tangan dengan heboh karena menganggap Ana keren.

Melihat dan mendengar respon teman-temannya, Ana pun bertanya kepada guru yang menemani mereka.

"Miss, Ana udah bisa baca. Ana udah boleh ganti baju jadi warna merah putih kan besok?" Ana berpikir, karena ia sudah bisa membaca, itu artinya ia sudah bisa naik kelas.

Namun, jawaban dari guru tersebut ternyata tidak sesuai dengan harapan, "Ana, Ana memang sudah bisa membaca. Itu bagus dan Miss bangga lihatnya. Tapi, Ana belum boleh pakai baju warna merah putih. Kan belum waktunya pindah kelas. Ana gak mau ketemu Miss lagi ya, makanya mau cepat-cepat pindah?"

Belum sempat Ana mengeluarkan isi kepalanya, asisten pribadi sang Daddy sudah datang menghampiri untuk menjemputnya.

Kessya masih ingat dengan sangat jelas bagaimana Ana mencak-mencak menjelaskan kejadian yang baru ia alami selama menunggu jemputan dan mengatakan bahwa ia menyayangi Miss yang mengajarnya di playgroup.

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang