AB-ES|| Chapter 23

204 41 89
                                    

¤¤
||
¤¤
¤¤
||
¤¤
¤¤

Happy Reading💙
___________


Tolong tandai typo-nya ya.
____________________________

Saat manusia dikuasai oleh nafsu, derajatnya jadi lebih rendah daripada binatang. Saat manusia berhasil menguasai nafsu, derajatnya melesat melampaui malaikat.
____________________
Imam Al Ghazali.

"Gimana keadaan Aireen, Ar?"

Arkan yang semulanya bejongkok dan menunduk otomatis mendongak begitu mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.

"Dokternya belum keluar sampai sekarang, Mam. Mami ... Aireen bakal baik-baik, aja, kan?"

Riana merasa terenyuh dengan pertanyaan Arkan. Ia Ibu Aireen, tapi sepertinya Arkan sangat terpukul dengan kejadiaan ini. Menarik Arkan dalam pelukannya, guna menenangkan pemuda tersebut.

Mengelus punggung Arkan lembut. "Tenang, ya. Aireen pasti baik-baik aja. Dia anak Mami. Dia pasti kuat."

"Arkan takut Aireen kenapa-napa, Mam. Arkan takut, hiks." Riana lemah dengan suara tangisan. Ia yang awalnya bisa tegar, kini berkaca-kaca, hingga cairan bening itu mengalir dan kian deras.

Riana yakin, Aireen pasti akan sangat bahagia mengetahui pemuda yang selama ini ia sukai mengkhawatirkannya. Pemuda yang selama ini ia sayangi takut kehilangan dirinya. Pemuda yang selama ini ia cintai, kini menangis karenanya, merasa takut kehilangan.

Namun, kembali lagi. Aireen tidak melihat semua ini. Ia justru masih berada di ruangan itu, bersama para dokter dan perawat yang sedang berjuang. Entah bagaimana kondisi anaknya, tak ada yang tahu. Kini, dua manusia itu berpelukan saling menguatkan yang sebenarnya rapuh.

Alvenan sendiri juga sedih, anak kesayangannya, princess kecilnya, putri kesayangannya, tuan putri hatinyanya, terbaring lemah di ranjang persakitan. Ia merasa gagal tidak mampu melindungi Aireen sebagai Ayah.

Setelah tangisan itu mereda, Riana melepas pelukannya dari Arkan. Menatap lurus pada manik legam Arkan. "Boleh, Mami tau apa yang sebenarnya terjadi?"

Menarik napas, mengangguk kemudian. Hingga mengalirlah bagaimana ia bisa menemukan Aireen dengan keadaan mengenaskan dalam cekikan perempuan sialan itu, hingga berakhir di rumah sakit seperti saat ini.

Setelah mendengar penjelasan Arkan, jelas Alvenan marah. Ia dan istrinya, yang notabenya adalah orang tua kandung Aireen tidak pernah keras apalagi main tangan dengan anaknya. Dan, apa ini, berani-beraninya perempuan gila itu melukai anaknya. Alvenan berlalu dari sana dan menghubungi seseorang.

"Cari tahu siapa yang sudah berani melukai putri saya"

"Dengan keluarga Aireen Alaskar Atmadja?"

"Saya Ibunya, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?"

"Jadi begini, Buk. Pasien ... ."

🔹🔹🔹

"Lo gila, hah!!?"

"Gue gak habis pikir dengan jalan pikiran lo. Gue kira, setelah lo dapat penolakan dan bahkan perlakuan kasar dari dia, lo bakal sadar diri. Tapi apa, lo malah nekat. Dan lo liat sekarang, semuanya sia-sia. Lo masuk rumah sakit. Perusahaan bokap lo bangkut. Lo di D.O dari sekolah."

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang