AB-ES|| Chapter 20

257 52 151
                                    

¤¤
||
¤¤
¤¤
||
¤¤
¤¤

Happy Reading💙
___________

Sesuai yang dikatakan Aireen tadi, maka di sinilah mereka berada saat ini. Mall. Namun, bukan hanya mereka berdua, Arkan juga ikut serta. Mana mungkin pemuda itu membiarkan adik kesayangannya pergi tanpa pengawasannnya. Bukan ia tak percaya pada Aireen, tapi sebagai bentuk perlindungan yang lebih efektiv, tidak ada salahnya, bukan?

Berjalan bergandengan tangan dengan Aireen di sisi kiri dan Arkan di sisi kanan, sungguh mampu membuat Ana merasa sangat bahagia.

Orang-orang yang melihat pasti akan mengira mereka adalah keluarga kecil bahagia, yang memutuskan menikah muda dan Ana berperan sebagai anak mereka. Keluarga cemara.

Ana mendongak. Menatap Aireen. "Kak Arin, kita ke Time zone, ya? Mau main di sana," pinta Ana dengan puppy eyes-nya. Menggemaskan.

Aireen menoleh pada Ana dan tersenyum tipis. "Iya, kita ke sana."

Mereka terus berjalan menuju ke tempat bermain tersebut. Time zone ada di lantai empat, dan untuk ke sana, mereka harus menaiki escalator sebagai penghubung di setiap lantainya.

"Ini kita naik escalator, nanti kalau Kakak suruh lompat, Ana lompat. OK?"

"OK, Kak!"

Saat sudah berada di depan escalator, Aireen mulai memberikan aba-aba untuk Ana melompat. Arkan masih tetap di posisinya. Hanya saja ketika berada di atas escalator, ia berdiri satu tangga di belakang Ana dan Aireen. Ia hanya membantu mengangkat tangan Ana yang ada di genggamannya saat akan melompat.

"Satu. Dua. Tiga, lompat. Hap. Pintar."

Ana tertawa karena berhasil melakukan perintah Aireen tanpa kendala, terlebih saat mendengar pujian dari Aireen. Ana senang.

Arkan hanya diam melihat interaksi adik perempuan dan sahabat karibnya itu. Ia hanya sesekali tersenyum tipis saat melihat tingkah menggemaskan Ana, atau melihat ekspresi gemas Aireen pada tingkah Ana.

Hingga sampailah mereka di tempat tujuan. Di lantai yang dipenuhi oleh berbagai macam mesin yang disenangi anak-anak bahkan dewasa. Time zone.

"Kak, ayo cepat. Ana mau main." Berlari kecil memasuki tempat menyenagkan tersebut dengan tangan yang masih di genggaam oleh Arkan dan Aireen. Ana sangat bersemangat bermain di Time zone. Semburat kebahagiaan tidak dapat disembunyikan dari wajahnya. Rasanya sudah cukup lama ia tak berkunjung ke tempat yang dipenuhi mesin canggih tersebut.

"Iya, Ana. Sebentar, ya," tutur Aireen seraya tersenyum pada Ana.

Menoleh pada Arkan, Aireen menjulurkan tangan, memberikan sesuatu berbentuk persegi panjang tipis pada pemuda jangkung yang berdiri sejajar dengannya. "Ar, nih kamu isi cardnya. Aku sama Ana nunggu di sana." Airern menunjuk bangku yang disediakan di dekat salah satu wanaha anak yang banyak digemari. Tidak menjawab, Arkan mengambil card yang disodorkan Aireen dan mengisinya.

Selain suasana dan obrolan yang mendukung, saat bersama dengan Ana, mereka juga akan menggunakan Aku-Kamu saat berbicara. Bukan tampa alasan. Ana masih kecil, jadi sebaiknya ia dikenalkan dan di biasakan dengan hal-hal yang baik. Contoh sederhananya ya seperti ini, tidak menggunakan Lo-Gue saat berbicara. Karena berkemungkinan Ana akan meniru gaya bicara mereka. Bisa saja kalau Ana menggunakannya pada yang seusianya, kalau sama yang lebih tua?

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang