AB-ES|| Chapter 26

185 31 118
                                    

¤¤
||
¤¤
¤¤
||
¤¤
¤¤

Happy Reading💙
___________

Tolong tandai typo ya!!
________________________

Alhamdulillah, saya maraton balasin komen kalian yang unyu banget itu😅😁

________________________

Mengapa rasa ini tumbuh begitu besarnya kalau hanya untuk mendapatkan sakit?
_____________
Aireen Alaskar Atmadja.

"Arkan, aku suka sama kamu! Aku cinta sama kamu!"

Arkan mematung. Seakan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Perlahan, tapi pasti, Arkan memutar badannya seratus delapan puluh derajat. Menghadap sepenuhnya pada Aireen.

"Aku suka sama kamu Arkan. Bahkan aku sudah jatuh cinta sama kamu. Jatuh sejatuh jatuhnya pada dirimu," lirih Aireen.

"Aku capek liat kamu digoda sama ulat bulu! Aku udah gak sabar lagi menghadapi ketidakpekaanmu! Aku gak mau kehilangan kamu, Arkan! Aku gak mau."

"Apa salah aku suka sama kamu?"

"Apa dosa aku cinta sama sahabatku?"

"Apa segitu hinanya untuk jatuh dalam pesona sahabat sendiri?"

"APA SEGITU BESARNYA DOSA MENCINTAI SAHABAT SENDIRI?!!"

"Aku takut, hiks."

"Aku takut, Ar!"

Aireen yang semula berdiri dengan tegaknya, perlahan luruh. Kakinya mendadak lemas, tak mampu menopang bobot tubuhnya sendiri.

Aireen terisak di hadapan Arkan. Di hadapan sahabatnya sendiri. Di hadapan orang yang sudah berhasil membuatnya terjerat.

Terjerat pada pesosannya. Pada kelembutannya. Pada ketampanannya. Pada perhatiannya. Pada kesabarannya.

Aireen terjerat pada semua yang ada dalam diri Arkan!

Arkan masih terdiam di tempat. Ia mendengar dengan jelas, bahkan sangat jelas apa yang dikatakan Aireen. Namun, ia bingung harus berekspresi seperti apa.

Perlahan, Arkan berjalan mendekati Aireen, memegang bahunya, membantunya untuk berdiri. Membawa Aireen ke dekapannya. Mendekap dalam kebisuan.

Aireen menangis. Sekarang ia merasa sedikit lega, kesal, marah, bahagia. Rasanya nano-nano. Ia sendiri bingung menjelaskan bagaimana rasanya.

Aireen lega, karena akhirnya semua unek-unek dan perasaan yang selama ini dia pendam akhirnya dapat ia keluarkan.

Aireen kesal, karena Arkan mendengarkan semua. Ia yakin Arkan mendengarnya! Namun, pemuda tersebut masih tidak menunjukkan respon yang terlalu berarti bagi Aireen.

Aireen marah, karena Arkan tidak bisa menegaskan perasaannya, walau Aireen sudah lebih dulu memulai.

Namun, dari itu semua, Aireen juga bahagia. Karena Arkan masih menghargainya dengan tidak langsung pergi meninggalkannya setelah pernyataan cinta tadi. Semoga.

Menangis.

Untuk saat ini, hanya itu satu-satunya cara bagi Aireen untuk menenangkan diri dan hatinya.

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang