¤¤
||
¤¤
¤¤
||
¤¤
¤¤Happy Reding💙
___________"Kali ini kita mau kemana? Nanti yang lain pada nyariin? Kalau kita ditinggal gimana? Ka-"
"Ssttt." Arkan menempelkan jari telunjuknya pada permukaan bibir Aireen, guna menghentikan kekhawatirannya. "Tenang, gue udah atur semuanya. Lagian mereka juga gak mungkin ninggalin kita. Gue juga udah pesan ama Riko. Jadi lo bisa tenang."
Aireen masih mematung dengan telunjuk Arkan yang berada di bibirnya. Mencoba mencerna apa yang terjadi saat ini. Ditambah, dersiran darah yang kian meningkat. 'Tenang, Rin. Jangan pingsan. Lo harus tahan. Jangan mau kalah sama pesona seorang Arkan Alattas Algatra. Walau udah kalah, setidaknya jangan di depan orangnya langsung!'
"Udah tenang?" Aireen mengangguk.
Arkan menyadari reaksi tubuh Aireen yang menegang saat ia sentuh, tapi pria itu tidak ingin ambil pusing. Meraih tangan Aireen untuk ia gandeng. Berjalan bersama.
Mereka kembali melanjutkan jalan menuju tempat yang Aireen sendiri tidak tahu kemana. "Gue jamin, lo juga pasti suka sama yang satu ini. Bentar lagi kita pulang, dan baru tadi malam kita dapat waktu berdua." Arkan terus bicara tanpa menghentikan langkah sedetik pun. Menoleh kebelakang. "Jadi, pagi ini, ayo kita kembali menikmatinya!"
Senyum mengembang tak dapat ditahan. "Ayo!!" Aireen berseru antusias.
Terus berlalu kian menjauh dari posisi tenda yang sudah akan dirubuhkan sebentar lagi.
"Danau!" pekik Aireen bahagia.
Sudah lama ia ingin berlibur ke danau, tapi selalu urung karena pekerjaan Alvenan yang lagi sibuk-sibuknya beberapa waktu ini. Ditambah, belum masanya libur sekolah, semangkin mendukung ditundanya acara berlibur tersebut.
"AAAA. Makasih, Arkaaan! Aku bener-bener senaaaang banget!" Refleks, Aireen memeluk Arkan. Meluapkan rasa bahagianya saat ini. Tubuh Arkan menegang, mendapat serangan tiba-tiba dari Aireen. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Sejurus kemudian, Arkan sudah bisa kembali menguasai diri dan membalas pelukan Aireen.
Sepasang muda mudi itu berjalan beriringan menelusuri pinggiran danau hijau.
"Mau coba naik perahu?" tawar Arkan.
"Emang bisa?" Aireen ragu.
"Bisa. Ayo!" Menghampiri perahu yang terdapat tak jauh dari tempat mereka berdiri. Membantu Aireen untuk naik dengan hati-hati. Barulah mereka mendayung menjauh dari tepi.
"Ar, lo bawa HP, kan? Foto, kuy!"
Arkan mengangguk. Memberikan gawainya pada Aireen. Membiarkan gadis pemilik mata coklat terang itu berfoto ria. Terkadang foto bersama dan terkadang Aireen akan memotret Arkan dengan sesuka hati. Kebanyakan hasil fotonya candid. Bukan masalah bagi Arkan. Pemuda blaster itu sadar, diambil dari angle mana pun ia akan terlihat tampan.
Tadi malam mereka tidak cukup banyak mengambil foto, sebab HP keduanya lowbet, kehabisan batrai. Bahkan, video yang diambil pun terpotong.
Sejak mendudukkan Aireen pada batu yang cukup tinggi, Arkan sudah merekam aktivitas mereka dengan meletakkan HP-nya pada salah satu batu yang cukup besar sebagai penyanggah. Mereka tidak akan melewatkan moment berharga seperti kemarin. Walau bisa saja kembali berkunjung ke tempat ini, tapi rasanya tidak akan sama lagi. Jika hal itu terjadi kembali, maka biarlah itu menjadi kenangan baru lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!
Spiritual'Ketidakpekaanmu adalah musuh terbesarku.'-Aireen Alaskar Atmadja. 'Ternyata begini rasanya jatuh cinta sama sahabat yang tidak peka?'-Aireen Alaskar Atmadja. 'Kulamar kau dengan bismillah. Kuikat kau dengan qolbitu nikahaha. Kubimbing kau dengan a...