AB-ES|| Chapter 16

216 49 87
                                    

¤¤
||
¤¤
¤¤
||
¤¤
¤¤
Happy Reading💙
__________

Pagi ini, sebelum azan Subuh berkumandang, seluruh siswa sudah digedor untuk bangun. Baik muslim atau pun nonmuslim. Baik laki-laki maupun perempuan. Baik yang sedang menstruasi ataupun tidak. Semuanya wajib bangun.

Bagi mereka yang sedang tidak beribadah, bertugas untuk menyiapkan sarapan. Ketika yang lain sudah selesai melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama, barulah mereka juga akan bergabung untuk ikut serta membantu membuat sarapan untuk semua. Sebagian mencari kayu bakar. Sebagian lagi menyiapkan keperluan untuk memasak, seperti bawang, cabai, mie instan, tempe dan lain sebagainya. Jadi nanti ketika bahan bakar sudah terkumpul, mereka sudah tinggal masak tanpa perlu repot-repot memotong atau mengiris lagi.

Seperti yang dikatakan Kepala Sekolah kemarin malam, kegiatan mereka akan padat hari ini.

Setiap kelompok beranggotakan dua belas orang. Dan setiap peserta wajib berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilakukan. Seminimal-minimalnya dalam satu cabang perlombaan yang sudah disiapkan oleh panitia camping.

Setiap jam makan, mereka akan dibuat berseling antara perempuan dan laki-laki dari berbagai kelas. Yang artinya tidak hanya dari satu kelompok atau satu kelas saja, tapi dari seluruh kelas yang ikut dan itu akan ditentukan random oleh panitia.

Untuk sarapan kali ini, Arkan diapit oleh Aireen dan Resiska dari kelas 12 Ips 3. Sedangkan Aireen diapit oleh Arkan dan Bagas dari kelas 12 Mipa 1.

Namun, bukan itu yang menjadi perhatian Aireen sekarang, melainkan dengan gelagat Resiska yang terus menggeliat tak ubahnya seperti cacing kepanasan.

Sedikit-sedikit senggol Arkan! Sedikit-sedikit ngelendot ke Arkan! Sok-sok manja gitu.

Aireen tidak suka! Bukankah dia sudah pernah bilang kalau Arkan hanya boleh jadi miliknya? Apapun yang terjadi!!

"Arkan, coba deh yang punya aku, pasti kamu suka," ucap Resiska dengan nada yang sok dilebut-lembutin.

"Gak perlu. Semuanya sama di sini. Yang masak juga gue."

Bukan Arkan yang menjawab, melainkan Aireen. Dia sudah panas dingin dari tadi melihat ulat bulu itu mencoba mendekati Arkan dengan sangat terang-terangan.

"Heh! Gue gak ngomong ama lo, ya. Gak usah ikut campur lo," sentak Resiska.

'Tuh, kan. Tadi aja sok lembut ngomongnya, sekarang udah ngegas aja,' batin Aireen dongkol.

"Hih. Gii gik ngiming imi li yi. Gik isih ikit cimpir li. Ya jelaslah gue ikut campur, ulet bulu kaya lo gak pantas sama dia," balas Aireen yang sudah terlanjur kesal.

"Siapa sih lo? Kenal aja gak. Dia juga gak bakal mau kali sama lu."

Deg!

Kenapa sakit ya?

"Jelas dia bakal milih gue. Dia tau nama lu aja kagak, tapi berharap dipilih? In your dream."


🔹🔹🔹

Sarapan tadi dilewati dengan panas dingin oleh Aireen. Tidak-tidak, tapi panas-panas. Sebab Resiska, terus saja mencoba dekat dengan Arkan.

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang