AB-ES|| Chapter 47

114 8 1
                                    

Tolong tandai typo, teman!
______________________

Tolong tandai typo, teman!______________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kumohon, tetaplah bersandar padaku. Karena sejak akad atas dirimu kuucapkan empat tahun lalu, sejak itu semua tentang kita sudah menjadi satu. Aku dan kamu, sudah menjadi kita.
______________________________
Tirta Adiraka


Perempuan muda, yang masa itu menangis di taman kini terlihat sedang mengiris cabai dan bumbu dapur lainnya. Ia tampak lihai dan serius melakukan aktivitasnya. Di tengah keseriusan tersebut, ia merasa ada tangan kokoh yang melingkari pinggangnya dari belakang.

"Assalamu'allaikum, Sayang," bisikan itu terdengar lembut di telinga.

Perempuan itu berbalik. "Wa'allaikumussalam, Ta. Siniin tangannya dulu, aku mau salim."

Mencium punggung dan telapak tangan, pelipis dan kemudian dibalas serupa oleh si pria merupakan kegiatan rutin sepasang manusia itu ketika berjumpa. Menatap wajah satu sama lain, lelaki itu melongokkan kepalanya melihat apa yang wanitanya lakukan. "Mau masak apa?"

"Mau masak tumis kucai." Menoleh dan menunjuk ke arah kulkas. "Tadi aku lihat di kulkas ada brokoli, kacang kapri, wartel, sama bakso. Tiba-tiba teringin buat itu."

Lelaki itu mengangguk. "Baiklah." Mencium kening perempuannya sekali lagi, hingga matanya menangkap sesuatu yang cukup membuat ketenangan hatinya sedikit terusik. "Aku ke kamar dulu, ya?"

Dibalas anggukkan oleh sang istri. "Ada yang bisaku bantu?" lanjutnya memastikan.

"Enggak usah. Lebih baik kamu lanjutkan masaknya. Udah gak sabar mau makan masakan kamu," jawab lembut pria itu seraya menjawil hidung mungil di hadapannya yang dibalas senyum tak kalah manis lengkap dengan anggukan kepala.

"Aku ke kamar ya, Sayang? Hati-hati masaknya."

"Iyaaa."

Setelah melihat lelaki itu memasuki kamar, perempuan itu kembali melanjutkan kegiatan mem
asaknya.

Mereka bukanlah orang yang berada, tetapi juga tidak melarat untuk hidup. Sederhana saja, yang terpenting mereka bahagia. Hidup berdua, dengan orang yang bisa mengerti kondisi satu sama lain, dan tidak berusaha memojokkan salah satunya karena kekurangan yang dimiliki adalah impian setiap pasangan. Bebas berbicara tentang perasaan, keresahan, dan keinginan secara gamblang, semua itu cukup untuk membuat mereka merasa lebih tenang dari kehidupan sebelumnya. Benar, sebelumnya.

Allah telah mempertemukan dan menyatukan mereka dengan cara yang paling indah di waktu yang paling tepat. Karena jika lebih awal dipertemukan, belum tentu bisa saling menghargai kekurangan yang dimiliki. Begitupun  jika lebih lama dipertemukan, bisa jadi mereka sudah tidak tahan menghadapi kejamnya dunia memperlakukan.

Saat sedang menata makanan yang telah selesai ia masak, perempuan itu dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba mengecup pipi kirinya.

"Allahu Akbar! Ih, Taa ..., kamu ngagetin aja!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang