AB-ES|| Chapter 29

164 23 137
                                    

¤¤
||
¤¤
¤¤
||
¤¤
¤¤

Happy Reading💙
___________

⚠Alurnya maju mundur, saya harap kalian bisa mengikutinya😊⚠
______________

Tolong tandai typo, ya.
______________________

'Lepas apa yang membuatmu sedih. Apa yang menjadi milikmu akan menemukanmu.'
___________________________

Ali bin Abi Thalib

Mengurung diri di kamar.

Itulah yang dilakukan oleh Aireen. Ia hanya akan keluar dari kamar ketika akan pergi ke sekolah saja. Selebihnya, Aireen akan terus mendekam diri di kamar.

Sudah dua hari berlalu sejak Aireen kembali berkunjung untuk bertemu Yusuf dan kawan-kawan. Dan saat ini, Aireen kembali pada fase mengurung dirinya. Bedanya, sudah tidak ada drama mogok makan, mendiami orang rumah, dan drama-drama lainnya yang tidak berguna. Untuk saat ini, Aireen berpikir demikian.

Sejak diumumkannya jadwal pengunduran ujian, Aireen sedikit merenggangkan otak. Karena acara belajar bersama ia dengan Arkan berantakan akibat pernyataan cintanya, Aireen harus pintar-pintar membagi waktu dan mandiri menyelesaikan setiap permasalahan tugas dan hatinya. Dan kamar, adalah tempat tervalid untuk situasinya saat ini.

Apakah itu membosankan?

Ohoho, tentu saja tidak. Mengapa? Karena Aireen bisa puas maraton drakor sebanyak yang ia mau. Bisa karokean sepuasnya. Bisa gila-gilaan sepuasnya. Bisa mengagumi pria lain selain Arkan--setidaknya untuk sesaat--dan yang paling penting, Aireen bisa sepuasnya menangis tanpa ada yang mengganggu.

Entah sejak kapan Aireen menyukai drakor, ia tidak ingat. Namun, satu yang pasti, mengurung diri dengan drakor itu adalah sesuatu yang menyenangkan.

Selama ini kehidupan Aireen hanya berporos pada Arkan saja, hingga ia tidak tahu, apa yang bisa ia lakukan jika tanpa Arkan.

Semua tempat yang pernah Aireen datangi, benda-benda yang ada di sekitarnya, orang-orang yang ia sayangi, semuanya berkaitan dengan Arkan.

Setidaknya, di dalam kamar ini, Aireen bisa sedikit mengalihkan rasa sakitnya, amarahnya, kekesalannya, dan emosi lain dalam dirinya kepada Arkan.

"Hiks. Jahat banget laki-lakinya, gak tau aja dia yang cewek udah banyak berjuang untuk dia, hiks."

"Usir pelakor dari bumi ini!! Usir! USIIIR!!!!"

"Uuuu, so sweet. Pengen jadi ceweknyaaa."

"Jangan pergi bodoh! Dia udah mau nyampe. Nanti nyesel lu!"

"AAAAAAA. GUE BAPER SAMA FILM. MANA VIRTUAL LAGI, GAK BISA DIGAPAI, MAMIII!" pekik Aireen kuat. Aireen menjatuhkan dirinya ke belakang, telentang dengan kaki terlipat persis seperti saat ia duduk tadi, dan laptop yang menayangkan jajaran nama pemain dan team yang terlibat di dalamnya.

"Gue terima kata-kata Karin yang bilang kalau virtual lebih menggoda dari pada real-life, tapi sayangnya itu cuma virtual. Gak bisa dimiliki! Kagak bisa digapai! Dia juga nggak tau kalau gue hidup! Terus yang paling penting, ITU SEMUA CUMA SETTINGAN! AAAAAAA!!!"

Dari semua bentuk cara mengekspresikan emosinya, yang paling kasihan adalah guling milik Aireen.

Aireen bahagia melihat ke-sweet-an pasangan di film tersebut, gulingnya digigit.

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang