AB-ES|| Chapter 14

232 52 121
                                    

¤¤
||
¤¤
¤¤
||
¤¤
¤¤

Happy Reading💙
__________

Make yourself happy first.
_____________
AB-ES

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari ini, tepat tanggal 24 November, International Darmawangsa High School resmi melaksanakan camping. Mereka berangkat ke lokasi menggunakan bus. Ada sekitar sepuluh bus yang akan pergi.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, Arkan dan Aireen kembali tak terpisahkan. Mereka duduk disatu baris yang sama. Duduk berdampingan dengan posisi Aireen yang berada di dekat jendela. Aireen suka melihat jalan selama perjalanan. Itu bagaikan hiburan tersendiri baginya.

"Diem-diem, bae! Nyanyi, kuy!" Riko sebagai anak yang tidak bisa diam, sudah membuka suara untuk memecah keheningan agar tidak sempat membentuk kesatuan.

"Kuy!" jawab seisi bus, terutama yang ada di barisan tengah ke belakang, posisi ternyaman anak-anak 'super aktif'.

Belum juga sampai dua menit bus bergerak meninggalkan lingkungan sekolah, tapi bus rombongan kelas 11 IPA 2 sudah mulai aktif dengan tingkahnya. Mengisi keheningan yang tercipta dengan kericuhan penuh semangat yang membara.

Jreng. Jreng. Jreng.

Seperti perundingan sebelumnya, Deden benar-benar membawa gitar andalannya. Kebetulan Deden, Riko, Yoga, Robby dan Andi duduk di bangku paling belakang. Sehingga mereka dapat dengan mudah menjelma menjadi pemain handal. Sekelas profesional panggung bus lainnya.

"Puan-puan dan tuan-tuan. Nyanyi apa nih kita enaknya?" tanya Riko.

"Ada yang mau request kagak?" seru Robby menawarkan.

"Kami team sorak hore tepuk tangan aja," sahut Malika menanggapi.

"Ngamen yang rajin ya, Nak, biar gak jadi beban lagi," celetuk Rendi berlagak seperti orang tua yang sedang menasehati anaknya.

"Hahaha." Sontak saja ucapan Rendi tadi berhasil mengundang tawa setiap insan yang mendengarnya.

"Kampr*t lu."

"Sumpah, baru juga nih bus jalan, perut gue dah sakit karena ketawa. Gimana nanti pas sampe?"

"Udah copot kali, ah."

"Hahahaha."

"Udah nape, ketawa mulu dari tadi, kapan nyanyinya?" kesal Riko.

"Gaskeun, Bang Bos!"

"Ok deh, karena gue orangnya cinta Tanah Air, jadi gue pilih lagu daerah. Tapiiiii, ada peraturan untuk kali ini. Gimana kalau kita nyanyi lagu daerah sesuai asal daerah masing-masing. Kalau gak tau, lagu yang lain juga boleh. Dan semua yang ada di bus ini wajib ikut, tanpa terkecuali. Termasuk Pak Bondan. Setuju?!"

Seluruh penghuni bus menyetujui saran yang Riko berikan.

Terkejut, Pak Bondan "Alamakjang, aku pun ikut?" tanya Pak Bondan.

"Iyala, Pak. Bapak kan di bus ini juga," jawab Deden.

"Karena Bapak yang paling, ... hemm tua, jadi Bapak yang pertama nyanyi."

"Apa kau cakap?!" Pak Bondan melotot, melihat kearah Riko. Mau bagaimanapun, jiwa mudanya memberontak mendengar kata tua dari mulut Riko.

Panik. Riko mencari kosa kata lain untuk menyelamatkan dirinya. "Bu-bukan gitu, Pak. Maksudnya dewasa. Iya dewasa. Iya gak, guys?" Memandang teman-temannya melas. Memohon bantuan.

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang