AB-ES|| Chapter 8

271 56 64
                                    

¤¤
||
¤¤
¤¤
||
¤¤
¤¤
Happy Reading💙
__________

Nabi Muhammad ﷺ mengabarkan bahwa Allah berfirman, "Aku sesuai persangkaan baik hamba-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka kepada-Ku sebagaimana yang ia mau"
=====
HR. Ahmad

Berhenti overthinking, itu gak baik untuk kesehatan. Jika bukan kamu yang perduli dengan dirimu sendiri, siapa lagi?
___________________________
AB-ES

Riko sudah berusaha agar teman-temannya mengganti dare mereka. Minimal orang yang menjadi sasaran dari dare itu saja. Tidak lebih. Masa cowok sekeren dan setampan dia harus menggoda tante-tante yang modelnya begitu. Bisa disangka berondong kekurangan belaian dia.

"Gak ada yang lain apa. Itu, tuh, cewek itu aja. Cantik, tuh. Ya sekalian biar bisa pdkt-an gitu. Biar gak jomblo mulu gue," pinta Riko sambil menunjuk gadis berbandana merah muda berbentuk telinga kelinci bertengger manis di kepalanya.

"Kag-"

"Boleh kok boleh." Perkataan Deden terpotong oleh persetujuan Aireen.

"Loh, Rin?" protes Deden,

"Seriusan, Rin? Boleh? Lo emang terbaik," ujar Riko dengan binar kebahagiaan. Riko sangat senang, seakan dia baru saja memenangkan lotre gratis keliling dunia. Jangan lupakan caranya mengucapkan kata 'terbaik' yang mengikuti karakter kartun pemilik kuasa tiga.

"Iya, boleh. Setelah lo jalani dare lo."

Wajah yang awalnya sumringah berubah menjadi datar. Riko paham sekarang. Tidak ada yang namanya sahabat terbaik saat bermain TOD. Tidak akan pernah ada!

"Udah cepat sana," usir Karin

"Senyumnya yang manis, dong. Masa mau godain cewek cantik mukanya butek gitu, sih," celetuk Malika.

"Cantik mata lo fucek," gerutu Riko dan dengan sangat berat hati Riko memaksakan bibirnya untuk tersenyum.

Riko berdiri dan mulai berjalan ke arah Tante--sebut saja Tante Kuningan--Kuningan dengan kaku. Bahkan jalannya saja sudah mirip pinguin dengan keringat yang mulai bercucuran di pelipis.

"Pe-permisi, Ta-tante," sapa Riko saat tepat berada di sisi meja Tante Kuningan.

Tante Kuningan yang awalnya menunduk dan fokus pada gawainya mendongak, seketika wajahnya pun langsung sumringah begitu melihat siapa yang baru saja menyapanya.

"Eh, ganteng. Ada apah~" sahut Tante Kuningan dengan jenis suara yang haram didengar kaum sejenis Riko.

"Ekhem. Tante sendiri aja di sini?" tanya Riko basa-basi, sembari berpikir apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Jujur, ini pengalaman pertama Riko untuk menggoda tante-tante, dan dia bersumpah, ini adalah pengalaman pertama dan terakhir untuknya. Tidak akan lagi-lagi dia mau melakukan hal serupa. Suer.

"Iyahh nih gantenggh."

Riko bergidik ngeri mendengarnya.

'Gue harus ngapain ya ampun. Demi ayam jantan yang bertelur, gue mau kabur sekarang!' batin Riko menjerit.

"Kenapah diaam ajah, gantenggh?" jawab Tante Kuningan dengan napas berlebih di setiap akhir kata. Riko curiga, sepertinya Tante Kuningan mengidap bengek kelas kakap, yang dengan mudah bisa dapat give away jalur VVIP menuju 'cahaya Ilahi'.

"Eh, bu-bukan apa-apa Tante, saya salah orang. Permisi, Tan." Tanpa menunggu jawaban dari Tante Kuningan, Riko sudah lari terbirit kembali ke mejanya. Dia tidak perduli pada Tante Kuningan yang keselek akibat terus berteriak memanggilnya.

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang