AB-ES|| Chapter 30

210 19 25
                                    

Tolong tandai typo, ya. Terima kasih.
______________________________________

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Positifkan pikiranmu. Lupakan sedihmu. Bahagiakan hatimu. Langitkan doamu. Dan jagalah istighfar-mu.

___________________________
AB-ES

Lusa adalah hari dimana ujian akan dimulai setelah sempat tertunda seminggu lamanya. Beberapa hari terakhir pula, Aireen intens berkomunikasi dengan Kak Una. Perempuan yang memiliki selisih usia tiga tahun darinya, dan Aireen pun aktif menanyakan tentang berbagai hal padanya.

Sampai kemarin, Kak Una berpesan padanya. "Aireen, jika kamu ingin tenang. Kamu ingin lega. Kamu ingin lebih fokus dan serius memperbaiki diri, coba deh, untuk memaafkan masa lalumu. Maafkan orang-orang yang sekiranya pernah menyakiti hatimu. Nanti kalau kamu sudah ikhlas, kamu sudah tenang, kamu sudah lega, insyaa Allah, kamu akan lebih fokus memperbaiki diri. Tanpa harus terbebani dengan hal-hal yang membuat hatimu merasakan sakit. Kalau tidak bisa berhadapan langsung, bawa dia ke sholat-mu. Sebut namanya dalam sujudmu, katakan, "Ya Allah, aku sudah memaafkannya. Semoga Engkau juga memaafkanku." Coba deh. Biar hatimu juga tidak terhalang oleh rahmat-Nya Allah Subhanahu Wata'alla. Beraaaat banget rasanya, tapi dengan begitu kamu naik kelas. Dan hati kamu akan terasa lebih plong."

Hingga di sinilah Aireen sekarang, berdiri menghadap meja Arkan dan Riko. Menarik napas panjang, dan menghembuskannya perlahan. 'Bismillah.'

"Arkan, aku mau ngomong sama kamu."

Baru saja Aireen berkata demikian, Arkan sudah akan pergi menghindarinya lagi.

"Please, aku mohon kali ini aja, Ar," lirih Aireen menatap Arkan melas seraya menahan tangan Arkan agar tidak pergi menghindar.

"Hmm." Arkan hanya berdeham sebagai jawaban, dan menarik tangannya yang dipegang Aireen.

Segitu tidak maunya kah Arkan dekat dengannya? Bahkan dipegang yang masih terhalang oleh baju pun, Arkan sudah tidak sudi. Apa segitu hinanya ia sekarang di mata Arkan?

Fyuhh.

"Ar, sebegitu hinanya kah aku di matamu saat ini?" Aireen diam, menatap Arkan nanar, menunggu respon pemuda tersebut. Namun, setelah beberapa detik menunggu, tetap tidak ada respon dari Arkan.

"Ok, gak perlu dijawab."

Melihat situasi yang cukup ramai, terlebih temannya tidak mengalihkan pandangan barang sedetik pun darinya dan Arkan, Aireen memutuskan membawa Arkan ke tempat yang lebih kondusif.

Assalamu'allaikum Bestie! -Eh SUAMI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang