Just something I can turn to
Somebody I can kissSomething Just Like This-Coldplay, The Chainsmokers
"Lo nampar Rora?" tanya Miss Zoya
"Biasa"
"Gila lo. Habis nampar Mora sekarang Rora" tawa miris dari Miss Zoya disertai tepuk tangan seolah tindakan Sea itu hebat.
"Dia yang duluan"
"Gue tau, tapi menurut anak-anak sekolah lo yang salah. Semangat aja, btw lo udah dapat wali buat kenaikan kelas nanti?"
"Belum"
"Aman. Nanti gue aja yang jadi wali lo"
"Terimakasih Zoya" kata Sea sambil tersenyum kearah Miss Zoya. Mereka berdua sekarang sedang menikmati indahnya matahari terbenam dipinggir sungai.
Sea dan Miss Zoya larut dalam diam. Mereka berdua sangat menikmati saat-saat mereka sekarang, sebelum badai datang alangkah baiknya kita menyimpan memori indah untuk dinikmati saat badai datang.
"Zoya dia nepatin janji dengan ngilangin data kita beruda"
"Ya. Tapi suatu saat nanti ada harga yang harus kita bayar buat dia. Dan itu pasti" jawaban dari Miss Zoya membuat Sea sadar bahwa didunia ini tidak ada yang gratis.
"Ayo gue antar pulang, udah mau malam anak perempuan nggak baik ada diluar rumah kalau udah jam segini" selepas dari kata-kata Miss Zoya itu mereka berdua tertawa. Perempuan ya? Sudah lama rasanya Sea tidak dengar kata itu
The Lust
Karena persediaan makanan yang ada dirumah Sea, sudah habis terpaksa dia harus keluar malam untuk membeli beberapa kebutuhan khusus. Cuaca malam ini benar-benar sedang tidak bersahabat, angin yang sedikit kencang menghantarkan hawa yang sangat dingin.
Sea telah tiba disebuah supermarket kecil, Sea tidak membeli banyak kebutuhan karena dia harus menghemat uang yang ada. Gajinya dicafe untuk bulan ini belum ada, karena ini masi awal bulan sedangkan dia terima gaji saat pertengahan bulan.
Setelah selesai Sea mulai berjalan kearah kasir dan membayar belanjaannya lalu bergegas pulang karena sedikit lagi hujan. Saat Sea sedang jalan hujan deras turun dengan tiba-tiba, Sea bingung mau lari kemana tidak ada tempat untuk berteduh. Saat melihat kearah yang lebih jauh ternyata ada sebuah halte.
Sea memilih untuk berteduh dihalte itu, sambil berusaha mengeringkan bajunya yang sedikit basah meskipun itu percuma. Sea menyesal keluar rumah hanya menggunakan celana trening dengan baju lengan pendek berwarna putih.
"Baju gue nerawang" Sea baru sadar kalau bajunya ternyata transparan.
Sebuah mobil berhenti tepat didepan Sea, Sea tidak sadar kalau sedari tadi ada sebuah mobil yang memperhatikanya dari jarak lumayan jauh. Pemilik mobil itu keluar, Sea terpaku.
"Masuk"
Sea tidak bergeming sama sekali. Kenzie yang sudah tidak sabar akhirnya menarik tangan Sea dengan pelan sambil menuntunya kedalam mobil.
"Ini" kata Kenzie sambil menyodorkan baju lengan pendek warna hitam miliknya.
"Nggak usa" tolak Sea sambil membuang muka ke kaca mobil.
"Lo bikin gue nafsu kalau lo nggak ganti. Gue laki-laki normal Sea" ujar Kenzie dengan tenang.
Sea melirik kearah baju yang ada ditangan Kenzie. Sea tidak ada pilihan. "Ngadap sana"
Kenzie mengikuti perintah Sea. Tapi Sea lupa, kalau Kenzie masi bisa melihat Sea membuka baju karena dia menghadap kearah kaca mobil. Kenzie masi setia memandang Sea dari pantulan kaca mobilnya.
"Sudah"
Kenzie melajukan mobilnya ditengah guyuran hujan, tangan kanan milik Kenzie memegang stir mobil sedangkan tangan kirinya menarik perlahan tangan Sea dan mendekatkanya dimulut miliknya sambil meniup tangan Sea agar terasa hangat.
Sea terpaku dengan tindakan Kenzie. Otaknya menyuruh Sea untuk menarik tangnnya tapi hati Sea lebih egois dengan memilih untuk tetap pada posisinya dan membiarkan Kenzie melakukan apa yang Kenzie mau.
Mereka sampai didepan rumah minimalis milik Sea. Sea perlahan membuka pintu mobil, belum sempat pintu terbuka Kenzie dengan tiba-tiba menarik tangan Sea dengan kuat sehingga bibir mereka berdua bertemu.
Sea terdiam dengan tindakan Kenzie, dia mengumpulkan kesadarannya dan menarik diri. Tapi Kenzie tetap mempertahankan posisi mereka, Kenzie menahan tengkuk milik Sea sambil memiringkan kepalanya, Kenzie menikmati apa yang dia lakukan sedangkan Sea masih terpaku dengan tindakan Kenzie.
"Balas gue Sea" suara serak milik Kenzie membuat pipi Sea panas.
Kenzie kembali medekatkan wajahnya, sea yang melihat tindakan Kenzie memilih untuk menutup matanya. Mereka sama-sama larut dalam ciuman itu. Tidak ada niat untuk berhenti, malahan ciuman mereka lebih panas.
Kenzie menarik Sea kepangkuannya, dan Sea melingkarkan tangannya pada leher Kenzie. Sea yang sadar kalau mereka sudah terlalu jauh memilih untuk manarik diri.
"Ini salah" kata Sea sambil berusaha mengumpulkan keawarasanya dan mengatur nafasnya yang sedikit memburu.
"Jangan sakit. Gue nggak suka" Kenzie membelai wajah Sea sambil tersenyum.
Malam itu hujan, bintang dan semuanya menyaksikan bagaimana kedua anak manusia yang mencoba menikmati malam mereka dengan ciuman panas yang menghantarkan hangat tetapi mungkin akan membawa petaka.
The Lust
"Kadang kita tidak tau kapan kita akan jatuh cinta"
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUST
Teen FictionKenzie bukan anak yang dapat dikatakan baik,terlalu banyak misteri yang Kenzie simpan selama ini. waktu seolah tidak mengizinkan orang lain mengetahui siapa kenzie sebenarnya. Hal misterius yang dimiliki Kenzie menjadi daya tarik tersendiri bagi sis...