34. . Happy without...

1.6K 48 5
                                    


Karena hadirku bukan inginmu.

M2r



"Loh kenapa kamu tiba-tiba mau berhenti kerja nak?" tanya Pak Harto selaku pemilik toko ramen tempat Sea berkeja.

Gadis itu bingung mau menjawab apa pada Pak Harto. "Saya mau fokus sekolah Pak sudah kelas duabelas soalnya" ujar Sea. Nyatanya itu hanya alibi semata gadis itu sendiri juga tidak tau maksud dari perkataan Noah yang menyuruhnya untuk berhenti bekerja disemua tampat dia bekerja paruh waktu.

Pak Harto hanya bisa mengagguk beliau yang tidak tau apa-apa hanya bisa percaya dengan perkataan Sea. "Baik kalau begitu ini uang kerja kamu terakhir nak. Semangat ya sekolahnya" kata Pak Harto sambil menyodorkan amplop hasil kerja Sea.

"Iya Pak. Kalau begitu saya pamit" kemudian gadis itu menyalimi tangan Pak Harto. Pak Harto salah satu orang baik yang Sea kenal dikota ini.

Sea berjalan menuju halte setelah dari kedai ramen gadis itu akan menuju ditempat kerjanya yang lainnya, hari ini dia akan menuntaskan semua urusanya berhubung hari ini adalah hari sabtu. Sambil menunggu bus yang belum datang Sea membuka ponselnya yang ternyata ada pesan dari Noah.Lelaki itu menyuruhnya untuk tidak naik bus karena lelaki itu akan menjemputnya.

Sekitar sepuluh menit Sea menunggu akhirnya Noah datang, gadis itu bergegsa masuk kedalam mobil milik Noah. lelaki itu akan menemani Sea untuk menyelesaikan segala urusanya.

Setelah segala urusan Sea sudah selesai Noah memacu kendaraanya menuju rumah Sea, selama dalam perjalanan baik Noah maupun Sea tidak ada membuka percakapan.

Keduanya hanya diam hingga tiba dirumah Sea ternyata lelaki itu juga ikut masuk kedalam rumah. Noah memperhatikan seluruh isi rumah Sea sebelum bertanya. "Ada barang penting disini?" tanya Noah, lelaki berjalan menuju dapur mengambil nasi lalu memakannya dengan lauk yang ada.

Sea menggeleng "Nggak ada" jawab gadis itu sambil menungakan air kedalam gelas Noah.

"Siapin semua barang lo kita pindah" kata lelaki itu dengan tiba-tiba.

"Pindah?"

"Iya, kita pindah dari kota ini. lo butuh tempat dimana nggak ada satupun orang yag kenal sama lo disana, nanti kita bisa hidup layaknya orang baru" jelas lelaki itu.

Mungkin ini jalan terbaik menurut Noah agar gadis itu tidak lagi merasakan sakit. Sudah cukup Noah mendengar makian Rora pada Sea malam itu, sebenarnya tanpa Sea ketahui Noah bereda tak jauh dari pekarangan rumah gadis itu sambil memperhatikan semuanya.

Suara tv sama sekali tidak mengealihkan keterdiaman Sea. pindah? Hidup baru? Gadis itu memandang belakang punggung Noah yang mulai menghilang  menuju taman belakang rumah.

Sea berlari lalu  meloncat dalam gendongan Noah. Gadis itu menangis, Noah sendiri tidak tau kenapa gadis dalam gendongannya saat ini tengah menangis.

"Kenapa hmm?" tanya Noah sambil berjalan menuju kursi, masih dengan posisi Sea dalam gendongannya.

Tangis Sea semakin lebih keras, gadis itu meremas baju belakang Noah. Dia menuangkan semua air matanya pada pundak Noah. "Makasih" ujar Sea masih sesegukan.

The Lust.

Sudah sejak sejam yang lalu orang itu memperhatikan rumah Sea dan sudah sejam juga dia hanya memandang kegiatan Sea yang tengah membersihkan halaman rumah.

Memindahkan bunga, membuang sampah dan beberapa kegiatan lainnya. Bosan? Tentu saja tidak orang itu menungggu waktu yang tepat untuk bertamu dirumah gadis itu.

Dia kembali melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul delapan. Orang itu memandang kembali kearah rumah Sea sebelum dia melajukan mobilnya perlahan hingga tiba didepan rumah Sea.

Sea yang mendengar suara mobil yang berhenti didepan rumahnya mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam rumah, gadis itu memandang seseorang yang sedang berjalan menuju kearahnya.

Lelaki, dia siapa? Gadis itu sendiri tidak mengenal lelaki yang mendatangi rumahnya itu. "Ada perlu apa ya?" tanya Sea sopan. Kalau dilihat dari kendaraan dan outfit lelaki ini bisa dipastikan jika lelaki ini berasal dari keluarga atas.

"Gue mau bicara sama lo" kata lelaki itu lalu masuk kedalam rumah Sea tanpa persetujuan dari tuan rumah. Sea menyusul lelaki itu yang sudah duduk diruang tamu dengan kaki yang diletakan keatas meja.

Lelaki itu mengisyaratkan untuk Sea duduk dengan kedua matanya. "Mau ngomong penting biar lo sadar diri kalau lo itu siapa" kata lelaki itu, tetapi bukanya berbicara atau bahkan memperkenalkan diri lelaki itu malah mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana dan memutar rekaman cctv.

Sedikit ragu tetapi gadis tetap mengambil ponsel yang disodorkan oleh lelaki itu. Sea memutar rekaman cctv itu, awalnya dia tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh orang-orang yang ada didalam cctv itu.

Semakin lama saat mendekat akhir dari rekaman cctv itu Sea mendengar suatu berita yang sama sekali tidak pernah dia duga. Sesuatu yang membuat dunianya berguncang setelah semua yang terjadi apa lagi ini? Dunia memang tidak pernah menyukainya.

Air mata gadis jatuh dengan cepat diusapnya meskipun lelaki yang ada dihadapanya sudah melihat. Sea mematikan ponsel lelaki itu lalu mengembalikan pada pemiliknya, gadis itu sedikit merapikan bajunya saat berdiri menuju dapur.

Sambil membuka kulkas Sea bertanya pada lelaki itu. "Mau minum apa? Tenang nggak gue racunin kok" katanya.

"Terserah" jawab lelaki tu yang masih memandangi punggu Sea. Apa gadis itu tidak sedih? Tanyanya dalam hati.

Nampan yang berisi segelas jus jerik serta beberapa jenis cemilan kecil-kecil, gadis itu meletakan semuanya dimeja yang ada didepan lelaki itu. "Silahkan dicoba" ujar Sea kemudian gadis itu kembali duduk dikursi yang bersebrangan dengan lelaki itu.

"Kenalin gue Orland" kata lelaki itu sambil menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh Sea.

"Gue Sea"

"Udah tau" geurut Orland.

Setelah selesai menikmati semua yang Sea sediakan perlahan Orland mulai bengkit "Udah selesai. Itu aja yang mau gue bilang" kata Orland lalu berjalan menuju pintu keluar rumah Sea yang diikuti oleh Sea dibelekangnya.

Sea menahan tangan Orland dengan tujuan untuk menghentikan lelaki itu. "Makasih udah kasi tau gue" ucap Sea dengan jujur bahkan gadis itu masih bisa tersenyum tulus kearah Orland.

The Lust 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lebih jahat mana tau dari orang lain atau tau dari orang itu sendiri?

THE LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang