26. It's Ok, I'm Here

1.9K 46 2
                                    


"Kau aman"

M2r


Jika dilihat dengan baik, Noah ternyata lumayan ganteng. Gadis itu terkekeh dengan pemikirannya, mereka berdua sedang menikmati sunset dicafe yang ada diujung kota. Ditemani secangkir kopi dan minuman dingin, Paradise Café.

Salah satu café terkenal yang ada diujung kota, café ini menyajikan suasana vintage yang sangat kental. Ada beberapa barang kuno yang sengaja dipasang untuk menambah kesan vintage dari café itu.

Lokasinya sangat strategis berada dipuncak bukit tapi memiliki jalan yang tidak curam, malahan jalan manuju Paradise Café sangatlah bagus sudah diaspal. Noah memilih café ini karena lelaki itu menyukai segala macam yang berbau kuno, contohnya saja Noah memiliki beberapa jenis mobil jadul.

Lelaki melirik pada gadis yang berada disebrang tempat duduknya, gadis itu lebih banyak diam dari hari-hari sebelumnya. Noah tau kalau gadis itu sedang menghadapi suatu masalah.

"Mau cerita hm?" tanya Noah dengan pelan. Pandangan mereka tak lepas dari matahari yang mulai tenggelam dibalik gunung. Gadis menggelengkan kepalanya. "Jangan takut, ada gue" lanjut ujar Noah seolah menenangkan Sea, meskipun dia tidak tau masalah apa yang Sea hadapi.

"Mau pulang?" ajak Noah karena tujuan utama mereka memang hanya untuk melihat sunset dari Paradise Café. Sea memilih untuk pulang jika boleh jujur kepalanya sedikit pusing memikirkan beberapa hal.

Mobil Ferari Roma abu-abu itu melaju dengan kecepatan sedang, hanya suara radio yang terdengar. Sea dan Noah memilih bungkam atau lebih tapatnya Noah yang memilih untuk tidak bertanya terlalu jauh pada Sea.

"Mau cerita" lirih Sea yang masih terdengar oleh Noah. Gadis itu menarik pelan tangan kanan Noah yang nganggur karena lelaki itu sering sekali bahkan selalu membawa mobil dengan satu tangan.

Sea mengusap pelan tangan Noah, entah mengapa Sea merasa sedikit gugup disini. "Salah kalau gue pacaran dengan Kenzie?" tanya Sea dengan pelan masih dengan posisi awal dimana gadis itu mengusap tangan Noah.

Tidak ada jawaban yang Sea dapat, hanya saja Sea melirik kearah jalanan yang tidak menuju rumah. Noah memutar arah dan berbalik menuju pantai. Jantung Sea berdegup dengan kencang, tidak ini bahaya. Laut, ombak, dan pasir pantai memang indah tapi itu tidak berlaku bagi Sea.

Noah memberhentikan mobilnya dekat halte yang berada dipinggir pantai. "Udah mau cerita?" tanya Noah kemudian mengambil tangan Sea mencoba menenangkan gadis itu, Noah tidak bodoh dia tau kalau gadis yang saat ini berada disampingnya mempunyai phobia lautan.

"Jangan takut, liat gue" Noah menarik kepala Sea pelan, mencoba mengalihkan pandangan gadis itu dari lautan. Sea menatap Noah dengan mata yang sudah berkaca-kaca, dan tangan yang dingin gemetar.

"Tarik nafas, buang" Sea mengulangnya dua kali sesuai perintah Noah. Gadis itu mulai tenang meskipun tangannya masih terasa dingin digenggaman Noah.

"Sea pacaran dengan Kenzie" lapor Sea seperti anak kecil. Noah terkekeh dengan sikap gadis ini.

"Iya nggak apa-apa, kalau nanti udah cape bertahan sama Kenzie bilang ke gue" nasehat Noah terdengar seperti Sea memiliki seorang kaka laki-laki. Sea mengangguk dengan antusias, lalu gadis itu menumpahkan semua air mata yang sudah ditahanya sejak pagi.

Sea menangis terseduh-seduh didada Noah, sedangkan Noah memilih mengusap punggu Sea. lelaki itu mencium puncak kepala Sea dengan sayang. "Udah jangan nangis nanti matanya bengkak" Noah perlahan menarik kepala Sea yang berada didadanya, dia mencium mata Sea kemudian mengusap sisa air mata yang ada.

THE LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang