30. No Regrets

1.5K 44 0
                                    

Do you know what's funny about us? I still love you even when you hurt me



Selucu itu hidup sampai-sampai kita tertawa bersama air mata. Kau yang mudah mematahkan segalanya dan aku yang terlalu berharap bahwa kau akan menjaga segalanya.

Kisah cinta yang bahkan baru kita mulai nyatanya tak akan berakhir dengan indah. Mungkin ini karma kita ah bukan kita tapi aku. Ini karma yang harus aku terima karena telah mengambilmu dari sisinya, aku yang dengan sangat egois mau merebutmu.

Bahkan sempat terlintas bagaimana lucunya jika menua bersama, bagaimana jika kita mengantar anak-anak kita untuk berangkat sekolah nyatanya itu hanya sampai pada imajinasiku. Kau adalah nyata yang terasa fiksi bagiku.

Gadis itu masih merenung didalam mobil tempat dia melarikan diri, memandang halaman luas rumah tanpa berniat melakukan hal lain. Terlihat kedua temanya yang datang menuju mobil mungkin acaranya sudah selesai dan mereka akan mengangkat baran-barang. Sea beranjak dari mobil berjalan menuju kedua temanya.

"Udah mau pulang?" tanya Sea sambil membantu Ilham dan Juki memasukan barang-barang kedalam mobil.

Juki mengelap peluhnya dengan tisu, "Iya, tapi masih ada beberapa barang lain. Tapi lo nggak usah ikut ngakut barang tugas lo minta bayaran sama yang punya acara" jelas Juki.

"Sama siapa mintanya? Orangnya yang mana?" tanya Sea dengan beruntun.

Belum selesai Juki menjawab pertanyaan Sea tiba-tiba Ilham meneriaki mereka. Tanpa keduanya sadar ternyata Ilham sudah meninggalkan mereka berdua dan lanjut mengangkut barang. "WOY SEA SINI!!" teriak Ilham.

Sea berjalan menuju Ilham yang jaraknya tidak terlalu jauh, tetapi kenapa lelaki itu harus berteriak kalau ada yang dengar bagaimana?.

Ilham menyerahkan kertas kecil yang ternyata Bill yang harus dibayar "Ini Billnya lo tinggal ikutin mbanya yang ini nanti dia anterin lo" kata Ilham dan menunjuk seorang pelayan yang ada disampingnya.

Sedikit ada rasa gugup dicampuri rasa takut. Sea takut kalau-kalau dia bertemu dengan Kenzie atau teman-teman Kenzie yang lain. pelayan itu membawa Sea memasuki sebuah ruangan yang besar ada sofa ditengah ruangan itu, dan ada meja kerja yang besar.

Gadis itu menatap sekelilingnya, pelayan yang tadi membawanya ketempat ini sudah meninggalakan ruangan itu dan hanya menyisahkan Sea sendiri didalam. Sea berdiri kaku sebenarnya gadis itu sudah lelah berdiri tetapi tidak mungkin dia langsung duduk tanpa dipersilahkan oleh yang punya bukan?

Sudah lima menit Sea menunggu, pintu ruangan tiba-tiba terbuka kemudian seorang kakek masuk didampingi lelaki yang juga sudah sedikit berumur. Kakek itu menatap Sea dengan pandangan menilai sambil menghisap rokok.

"Kau pelayan dikedai ramen?" tanya Kakek itu dengan bahasa inggirs.

Sea sdikit mendongak kearah kakek yang masih setia merokok "Iya" jawab Sea dengan pelan dan sopan.

Kakek itu menghisap rokoknya dan mengembuskannya keudara, dia menatap Sea yang berada didekat pintu masuk. "Mendekat, kau terlalu jauh untuk kuajak berbicara" gerutu kakek itu.

Sea mengikuti perintah kakek itu, dia berjalan perlahan. Sea senantiasa menunduk entah kenapa aura yang ada diruangan ini tiba-tiba sedikit membuat Sea merinding.

"Apa kau tau siapa aku?" tanya Kakek itu.

"Tidak Kek" jawab Sea dengan sopan.

Kakek itu melirik sinis kearah Sea. "Aku adalah kakeknya Kenzie, dan kau adalah pelacur Kenzie kan?" Sea kalah telak dengan perkataan Kakek Kenzie, ucapanya sangat menyakiti Sea. "Cih jangan menampilkan muka sedihmu disini kau tidak perlu bersedih yang seharusnya bersedih itu Rora karena ternyata calon suaminya memiliki pelacur cantik" Kakek Kenzie terkekeh melihat air mata Sea yang jatuh.

THE LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang