39. A Latter

1.6K 41 0
                                    


"Setelah kepergiannya sebagian dari diriku juga ikut pergi mengikutinya"

M2r


Perjalanan panjang yang Sea dan Noah tempuh benar-benar melelahkan. Keduanya membutuhkan waktu lima belas sampai duapuluh jam dalam pesawat Qatar menuju Austria. Pesawat itu melakukan transit di Doha kemudian terbang menuju Frankfurt setelah sampai di Frankfurt mereka kembali menaiki pesawat Lufthans selama satu jam.

Setibanya mereka dibandara Salzburg airport mereka harus menaiki bus menuju stasiun utama Salzburgh Haupfbanhof sekitar duapuluh tiga menit. Sea dan Noah tidak meminta bantuan dari anak buah Noah hal ini untuk jaga-jaga agar Kenzie tidak bisa melacak keduaya. Sea tidak pernah sekalipun menjauh dari jangkawan Noah, gadis itu dengan setia menempel pada Noah.

Tak terasa mereka telah sampai, keduanya harus kembali menaiki kereta api menuju Attnang-Puchheim lalu mengganti kereta menuju stasiun Hallstatt. Disetiap titik pemberhentian mereka, ada orang-orang yang ditugaskan oleh Noah untuk menunggu hanya untuk memastikan mereka telah tiba, tidak sampai berinteraksi.

Sea merasa sudah sangat lelah, Noah benar-benar menempati janjinya untuk membawa Sea menjauh dan membangun kehidupan baru tanpa ada orang yang mengenali keduanya. Keduanya telah tiba di stasiun Hallstatt tapi mereka harus kembali naik kapal fery menuju desa Hallstatt butuh waktu lima belas menit untuk sampai.

Setelah sekian banyak rasa lelah yang Sea rasakan semuanya terbayarkan dengan pemandangan desa Hallstatt yang indah. Pemandangan yang disajikan desa Hallstatt seolah membayar segala kelelahan yang Sea dan Noah rasakan.

Keduanya berjalan menuju rumah yang sudah Noah siapkan dari jauh hari, perjalanan yang mereka tempuh tidak terlalu jauh.

Rumah dengan desain sederhana menyuguhkan mata Sea, gadis itu tidak henti-hentinya terpukau dengan desa Hallstatt ini.

Noah melihat senyum yang terpancar dari wajah Sea membuat dirinya lega, ternyata gadis itu menyukai tempat tinggal baru mereka. "Lo mau ikut atau istirahat disini? Gue mau pergi ke Markplatz" ujar Noah.

"Maksud lo?" tanya Sea.

Noah terkekeh dengan wajah bingung Sea. "Markplatz itu pusat kota Hallstatt, tadi kita nggak lewat situ, intinya gue mau ke kota mau beli beberapa keperluan berapa hari disini sebelum pergi ke Obertraun" jelas Noah.

Masih banyak hal yang ingin Sea tanyakan pada Noah hanya saja gadis itu mengurungkannya, toh mereka tinggal satu rumah masih banyak waktu untuk bertanya. Gadis mengangguk dirinya ingin ikut Noah untuk berbelanja dikota.

Udara didesa Hallstatt benar-benar masih sejuk bahkan rumah-rumah yang ada disini masih bernuansa zaman dulu hanya beberapa rumah yang sudah di bangun menjadi rumah beton sisanya masih ada rumah yang terbuat dari kayu hal ini menambah kesan asri dari desa Hallstatt ini.

Pusat kota Hallstatt sangat indah dan ramai di penuhi oleh para turis dari berbagai macan negara membuat kota ini terkesan sangat sibuk. Sea dan Noah masuk ke salah satu supermarket untuk membeli beberapa keperluan mereka.


Untung saja beberapa orang di supermarket ini bisa berbasahasa inggris, kalau tidak mungkin Sea akan bingung dengan bahasa jerman yang digunakan oleh orang-orang yang berkunjung ke desa ini.

Bahasa jerman merupan bahasa khas di Austria hal ini karena Austria merupakan bagian dari Eropa. Tapi karena kemajuan orang-orang mulai belajar menggunakan bahasa inggris, desa Hallstatt merupakan salah satunya karena desa ini menjadi salah satu desa wisata yang banyak digemari oleh turis dari macan negara membuat desa Hallstatt juga membuka diri oleh bahasa luar.

The Lust

Newt merasa ada yang aneh dengan tingkah Kenzie yang terlihat sedikit berbeda semenjak pergi menyusuli Minho dua hari yang lalu.

Lihat saja lelaki itu sekarang seibuk memutar-mutar cincin pertunangan miliknya dengan Rora, terlihat sedikit berbeda dengan sifat lelaki itu.

"Lo ada masalah?" tanya Newt pada Kenzie.

Sedikit memikirkan apakah dirinya harus bertanya pada Newt atau bagaimana? Tapi pada akhirnya Kenzie membuka suara. "Lo kalau ketemu surat warna hitam, kasi ke gue" pinta Kenzie lalu kembali tenggelam dalam dunianya.

Newt jadi penasaran kertas apa yang dimaksud oleh Kenzie, dan apa isi kertas itu? Memilih untuk tidak memikirkannya dan kembali dengan kegiatan yang Newt lakukan.

Di tengah suasana yang hening tiba-tiba seseorang mendobrak pintu markas dan berteriak dengan lantang. "GUE ADA KABAR GEMBIRA!!!" teriak Zuar dengan senang.

"UNTUK KITA SEMUA"

"KULIT MAKSIN KINI ADA EKSTRANYA"

"MAKSIN HADIR DAN RAWAT TUBUH KITA"

"JADIKAN HARI INI HARI MAKSIN"

Zuar dengan muka masamnya melihat pada teman-temanya yang menyambung kalimatnya dengan salah satu lagu iklan terkenal.

"GUE NGGAK SURUH LO PADA NANYI" teriak Zuar. Zuar menarik nafas seperti mempersiapkan dirinya "JADI KAN SEMI UDAH BALIK DARI PERTUKARAN PELAJAR DAN DIA BAWAH KADO BUAT GUE YAITU BUKU RESEP GUE YANG DI TANDA TANGAN SAMA KOKI TERKENAL" lanjut teriak Zuar.

Tidak ada yang marah semuanya terlihat memasang wajah seolah tak terjadi apa-apa, meskipun begitu semunya memberi selamat pada Zuar karena mereka tau betapa cinta lelaki itu dengan hal-hal yang berbau masakan.

Terkadang jika Zuar makan di salah satu restoran jika dirinya tertarik dengan masakan yang disajikan lelaki itu tidak akan menahan niatnya untuk bertanya resep masakan itu pada sang koki.

Bahakan lelaki itu dengan ringan tangannya akan memberi bayaran jika sang koki tidak memberitahu resep masakan yang lelaki itu mau. Tetapi sejauh ini kebanyakan dari koki-koki itu akan memberi resep masakan mereka dengan sukarela.

Hal ini karena Zuar menjelaskan pada mereka kalau dirinya menggemari dunia masakan tapi tidak ada niatan sama sekali untuk membuka sebuah restoran. Maka dari itu para koki tidak merasa ragu dalam memberikan resep masakan mereka.

Di saat semuanya memberi selamat pada Zuar hanya Kenzie yang membuang pandangannya pada seluruh penjuru ruangan itu untuk mencari seseorang.

Dirinya tidak mendapati seseorang itu akhirnya Kenzie beranjak dari sofa yang didudukinya. Lelaki berjalan menuju kolam berenang yang ada dibelakang markas untuk mengecek siapa tau seseorang itu ada disana.

Dan benar saja seseorang itu sedang asik berenang kesana kemari dengan lihainya padahal langit sedang menurunkan hujan.

"Gue mau ngomong" ujar Kenzie dengan dingin lalu berlalu menuju gazebo yang dekat kolam berenang.

"Kenapa?" tanya lelaki itu yang sudah duduk bersebrangan dengan Kenzie.

Kenzie melirik lelaki itu dengan pandangan mata yang tajam. "Dia nggak ada dirumahnya, rumahnya kosong. Gue dapat surat dan suratnya hilang" jelas Kenzie dengan tidak panjang lebar

"Gue nggak tau" jawab lelaki itu dengan tegas.

Kenzie seolah merasa tidak yakin dengan jawaban dari lelaki itu. "Jangan pernah bohongin gue Marvel lo tau akibatnya" kata Kenzie dengan ancaman sebelum lelaki itu pergi meninggalkan Marvel yang terlihat sedang memandang hujan.

"Penyesalan sang iblis karena mempermainkan sang malaikat" gumam Marvel dengan sebatang nikotin hisap yang sudah dibakar.

The Lust 

THE LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang