Bab 3

10.3K 848 23
                                    

Vote dan komentarnya jangan lupa.

Terimakasih.

Selamat membaca.

Hati-hati typonya banyak.

*

*

*

***

"Dengarkan kata hatimu, jangan biarkan orang lain menggoyahkan pendirianmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dengarkan kata hatimu, jangan biarkan orang lain menggoyahkan pendirianmu."

- after 30 -

***

*

*

*

Naya memandangi boneka kucing berwarna coklat yang di berinama 'Choco' tersebut berulang kali, begitu pula dengan ucapan Bian yang secara tiba-tiba membuatnya berfikir berkali-kali. Entah angin apa yang membuat lelaki itu memberikannya sebuah boneka dan berucap demikian.

"Apakah,- tidak-tidak!" Naya segera mengenyahkan fikiran aneh tentang maksud Bian memberikan benda tersebut. Dirinya hanya tidak ingin bersasumsi berlebihan. Bian baginya hanya teman dan suatu ketidak mungkinan jika memiliki sebuah ketertarikan padanya yang hanya rakyat jelata. Bian hanyalah temann tidak lebih, begitu prinsipnya.

'Dengarkan kata hatimu, jangan biarkan orang lain menggoyahkan pendirianmu.' batin Naya menguatkan prinsipnya untuk tetap dengan keputusannya.

Namun Naya masih tetap tidak mengerti dan satu hal yang masih menjadi pertanyaannya. Tidak tahukah lelaki itu, jika dirinya tidak menyukai kucing atau tentang hal yang berbau binatang berbulu terutama kucing, karena alergi? Tetapi apalah daya, menolak kebaikan seseorang tidak elok. Bukan?

Lelah berperang dengan berbagai asumsi dalam fikirannya, Naya beranjak menuju dapur hendak membuat coklat hangat favoritnya yang sulit sekali untuk dilewatkan. Dimanapun, dan kapanpun coklat hangat tidak pernah absen menemani harinya.

Bersenandung kecil, Naya mencoba mengisi kesunyian yang kian terasa karena Ghani yang selalu bernyanyi menghiburnya belum bisa kembali dalam waktu dekat. Dering ponsel diatas meja, membuat Naya menghentikan senandungnya.

Berlari cepat kembali kekamar, Naya segera melihat siapa gerangan yang menghubunginya. "Ghani," gumamnya dengan senyum merekah saat adiknya melakukan panggilan video. Dengan semangat dirinya menerima panggilan vidio tersebut.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang