Bab 15

6.1K 606 18
                                    

Vote dan komentar nya jangan lupa.

Hati-hati typonya banyak.

Selamat membaca.

Terimakasih.

*

*

*

***

"Jatuh cinta itu aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jatuh cinta itu aneh. Sekedar memandang tanpa kata saja, sudah berdebar-debar di dada."

-after 30-

***

*

*

*

Waktu berputar begitu cepat. Cahaya rembulan sudah menggantikan matahari menerangi bumi. Dan kini waktu sudah memasuki pukul 10 malam.

Naya baru saja selesai mengerjakan beberapa salinan data klien untuk bulan depan. Pekerjaan yang padat itu membuatnya lelah karena kurang istirahat. Duduk sehari penuh nyaris tanpa jeda menjadikan punggungnya kaku. Selain itu, tubuhnya mulai menunjukkan gejala kecil penyebab flu. Kepala pening, hidung mulai tersumbat, mata sedikit berair serta demam.

Naya menguap lebar, kantuknya sudah sangat berat. Dia benar-benar merindukan tempat tidurnya. Tetapi tiba-tiba miniatur minion menyita perhatiannya.

Cukup lama, Naya melihat benda tersebut. Sampai perkataan Bian beberapa waktu lalu terlintas.

"Kamu cuekin saya?"

Naya menghela nafas pendek. Entah mengapa dalam beberapa waktu terakhir, Bian tidak berhenti berlalu lalang menggangu pikirannya.

Lamunan Naya buyar saat ponselnya berbunyi. Menampilkan notif pesan dari lelaki yang sedang di pikirkannya.

"Saya sudah di bawah."

Hanya satu kalimat yang Bian kirimkan. Dan Naya langsung membalas 'iya' kemudian membereskan barang-barangnya. Naya turun ke lantai satu. Di sana, dia menemukan Bian duduk bersandar pada sandaran sofa menunggunya sambil bermain ponsel. Tidak menyadari kedatangannya.

Beberapa detik Naya memperhatikan Bian dari tempatnya berdiri. Sengaja tidak langsung menghampiri.

Melihat ketulusan Bian yang tetap menjemputnya meski sudah dia tolak, mengetuk hati Naya untuk belajar mengikis rasa canggungnya pada lelaki itu.

Naya berjalan mendekati sofa tempat Bian duduk dan berkata.

"Maaf, saya selalu merepotkan Mas Bian."

Bian langsung menoleh pada sumber suara lalu memasukkan ponsel pada katong jaketnya.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang