Bab 17

5.4K 553 59
                                    

Vote dan komentarnya jangan lupa.

Hati-hati typonya banyak.

Selamat membaca.

Terimakasih.

*

*

*

***

" Tidak semua hal di dunia ini bisa di jadikan sebagai bahan lelucon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Tidak semua hal di dunia ini bisa di jadikan sebagai bahan lelucon."

-after 30-

***

*

*

*

Setelah secara spontan Bian mengklaimnya sebagai calon istri, Naya benar-benar marah dan kecewa. Dia merasa Bian terlalu menyepelekan dan dengan enteng menjadikan hal yang dia anggap sangat serius itu sebagai lelucon.

Ini benar-benar tidak lucu!

Sebelum Bian masuk kedalam mobil, secepat mungkin Naya mengirimkan pesan permohonan maaf pada Bayu. Dan untunglah, Bayu dengan bijaksana memaafkannya.

Dan, Naya pastikan jika ini terakhir kalinya Bian bisa mengaturnya. Karena setelah ini dia akan memberi batas pada lelaki itu. Tidak semua hal di dunia ini bisa di jadikan sebagai bahan lelucon. Naya ingin Bian faham itu.

Naya melirik Bian yang baru masuk ke dalam mobil dengan ekor matanya. Tidak ada pembicaraan apapun lagi dari mereka. Penjelasan yang Bian janjikan pun tidak ada. Lelaki itu tetap fokus pada kemudinya. Memandang lurus jalanan didepannya.

'Apa maksudnya ini?' Geram Naya dibalik tatapan dan diamnya itu.

"Tanpa mengurangi rasa hormat saya, Mas. Kenapa Mas Bian mengaku-ngaku calon suami saya?"

Naya memberanikan diri membuka suara. Menuntut jawaban dengan tajam dan penuh penekanan.

Bian menoleh sesaat, lalu kembali fokus pada jalanan.

"Kenapa? Kamu tidak suka?"

Bian memejamkan matanya sesaat. Entah apa yang terjadi, hati dan bibirnya belum juga bisa sejalan. Dari sekian banyak kata-kata yang terkumpul dalam otaknya, dia sangat mengutuk kalimat yang baru saja keluar. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Bian tidak bisa menarik lagi kata-katanya.

Naya memicingkan matanya pad Bian lebih tajam. Entah dari mana keberanian itu datang, dia tidak tahu.

"Mas Bian tidak sedang menggantikan para pemain lenong manggung kan, Mas?" celetuk Naya mengundang kekehan kecil Bian.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang