Bab 13

5.5K 609 34
                                    

Selamat membaca 😊

*

*

*

***

"Tidak selamanya rindu harus selalu bertemu dan saling menggenggam."


-after 30-

***

*

*

*


Naya turun dari sepeda motor dengan segudang pertanyaan untuk Ghani yang dia simpan beberapa hari terakhir, karena adiknya itu jarang sekali mempunyai waktu banyak di rumah.

"Ghani." Naya berkata sambil membuka helm. Dia sudah tidak bisa menahan lagi pertanyaan yang semakin menupuk itu.

"Kenapa, teh?" sahut Ghani lantas menerima helm yang baru Naya lepas.

"Bagaimana ceritanya Fian ketemu kamu? Dan...tau tempat kerja teteh?" tanya Naya sebelum membuka pagar.

"Oh, itu..." Ghani mencoba mengingat. "...waktu itu, Ghani lagi makan siang diluar sama temen-temen. Salah satu temen Ghani kenal sama A Bayu, kerena pernah jadi dokter yang nanganin ibunya waktu sakit. Terus ngobrol-ngobrol sampai akhirnya Ghani sadar kalau itu A Bayu yang kita kenal." jelas Ghani tidak ada yang di tutup-tutupi.

"Terus, tempat kerja teteh juga kamu yang kasih tau dia?"

"Kalau tempat kerja, iya Ghani yang kasih tau. A Bayu nanya duluan soalnya. Masa Ghani nggak kasih. Kan kesannya nggak etis aja. Toh, dulu juga kita nggak pernah bermasalah sama A Bayu, atau A Bayu juga nggak pernah macam-macam sama kita."

"Asal..." Ghani menggaruk tengkuknya tidak yang gatal.

"Asal apa?" Dahi Naya berkerut.

"Asal jangan ada sesuatu aja nantinya!"

Naya menggelng heran. Ghani masih se~posesif itu padanya.

"Kamu masuk duluan. Teteh mau kunci lagi pagarnya." Naya membuka pagar lebih lebar supaya Ghani dengan sepeda motornya lebih mudah untuk masuk.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang