Bab 5

8.2K 766 20
                                    

Vote dan komentarnya jangan lupa.

Selamat membaca.

Terimakasih.

Hati-hati typonya banyak.

*

*

*

***

"Penasaran, suatu rasa keingin tahuan yang membuat hati kian resah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Penasaran, suatu rasa keingin tahuan yang membuat hati kian resah."

- after 30 -

***

*

*

*


Naya masih memaku menatap kosong sekuntum bunga yang terbungkus plastik rapi itu dalam. Isi kepalanya sibuk menerka. Sampai nama Damar terlintas kuat sebagai si pengirim. Tetapi, apa tujuan lelaki itu mengirimkan bunga padanya? Bukankah diantara meraka sudah tidak ada hubungan apapun lagi? Bahkan, bertemu pun sudah tidak pernah.

"Kamu yakin Des, nggak tahu siapa yang ngirim?" tanya Naya lagi untuk lebih memastikan rasa penasarannya.

Desi menggelengkan kepalanya sebelum menjawab.

"Tadi, kurirnya bilang cuma buat Nayara Putri. Atau 'Ara' katanya. Dan disini yang namanya Nayara Putri kan, cuma kamu aja," sahut Desi. "Kalau nama panggilan mah, tergantung siapa yang kenal sama kita. Iya nggak, sih?" lanjut Desi berpendapat.

Naya menyetujui pendapat Desi. Namun hatinya tetap bertanya-tanya. Ara? Siapa yang memanggilnya dengan sebutan itu?

Rasa penasaran Naya semakin terusik untuk mengetahui sosok pengirim bunga yang mengatas namakan dirinya sebagai 'Ara' tersebut.

"Iya sih, Des. Kalau panggilan tergantung siapa yang kenal kita." Naya menopang dagu dengan kedua tangannya. Dia resah. Otaknya di paksa berpikir lebih keras lagi untuk menerka.

Desi merubah mimik wajah serius ikut berfikir. Nama panggilan terkadang membuat oramg pusing. Dirinya pun terkadang dipanggil dengan nama asli, atau Eci atau cebol karena mempunyai postur tubuh minimalis.

'Huh, panggilan terakhir adalah panggilan yang paling menyebalkan!' sungut Desi dalam hati.

"Mbak Fani kenapa tadi, ngomel-ngomel keluar dari sini?" tanya Desi kepo mengalihkan pembicaraan.

"Itu, klien kita yang anaknya anggota dewan minta ganti konsep lagi," jelas Naya. lesu.

"Hah! Serius?" Desi memekik kesal dengan klien yang sudah beberapa kali meminta konsep tersebut.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang