Bab 6

7.8K 767 48
                                    

Vote dan komentarnya jangan lupa.

Terimakasih

Selamat membaca.

Hati-hati typonya banyak.

***

*

*

*

"Jika ada hal yang membuatmu goyah hanya ada satu, yaitu masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika ada hal yang membuatmu goyah hanya ada satu, yaitu masa lalu."

-after 30-

***

*

*

*

Naya mencoba meredam Fani yang sejak turun dari mobil mencak-mencak karena klien mereka yang merupakam anak dari anggota dewan bernama Andrew, dan calon istrinya Shania mengganti tempat untuk bertemu sebanyak dua kali dalam satu hari. Andrew dan Shania menolak untuk bertemu dikantor karena kesibukan Shania yang merupakan seorang model papan gilesan, begitu Fani memberinya gelar.

"Tuh, kan Nay. Nyebelin emang klien kita satu ini. Dari kemarin udah bener meeting di kantor. Pake alesan nggak bisa, sibuklah, nggak ada waktulah. Emang dia doang yang sibuk! Mana minta ketemunya di resto tempat jin buang anak. Bener-bener deh!"
Fani bersengut, berapi-api. Dan sudah tidak terhitung kalimat-kalimat pedas serta sumpah serapah yang terlontar sejak dari perjalanan yang memakan waktu cukup lama.

"Mau bagaiamana mbak. Kita cancel acaranya dia, bisa jelek juga citra kita."

"Mentang-mentang klien itu raja. Tapi nggak seenaknya dong! Nggak gini juga konsepnya!"

Sementara Fani sibuk mengeluarkan ocehan-ocehan pedas lainnya, Naya mengedarkan pandangannya menyapu seluruh isi restauran untuk mencari Andrew dan Shania, klien yang selama dua bulan terakhir membuatnya dan Fani serta timnya uring-uringan.

"Itu mereka, Mbak!" Naya menujuk salah satu dari klien yang terjangkau oleh matanya.

Tangan Fani terkepal penuh kekesalan saat matanya pun melihat sosok terdebut. "Ayo Nay! Kita beresin sekarang juga. Nggak ada nego lagi! Baru calon mantu anggota dewan udah belagu!" melangkah lebar. Fani sudah tidak sabar menyelsaikan urusannya.

Sampai di mulut ruangan yang akan Naya masuki. Kakinya tiba-tiba memberat. Memaku, enggan melanjutkan langkah masuk lebih dalam ketika seseorang yang duduk diseberang Andrew dan Shania itu menolehkan kepala dan langsung mengunci kedua bola matanya.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang