Update hari pertama di tahun 2022.
Hati-hati typonya banyak.
Selamat membaca.
Terimakasih.
*
*
*
***
"Salah satu angugrah terindah yang Tuhan berikan adalah rasa cinta."-after 30-
***
*
*
*
"Mas Bian benar-benar mencintai Teh Naya?"Ghani meluruskan punggungnya. Merubah posisinya menjadi duduk tegap sempurna. Dia tidak menghitung berapa jam mencecar Bian habis-habisan tanpa jeda.
"Sudah setengah satu pagi. Lebih baik kamu pulang sekarang Ghan," kata Bian setelah melihat jam pada layar ponselnya.
Bukan niat Bian mengusir Ghani yang tetap bertahan di apartemennya. Tetapi, karena pesan yang Naya kirimkan penuh kekhawatiran mencari keberadaan Ghani, membuat Bian mau tidak mau menyuruh pemuda itu untuk segera pulang.
Ya, Ghani mengantarnya pulang sebagai bentuk lain dari permintaan maaf padanya.
"Mas Bian ngusir Ghani ceritanya?" Mata Ghani meherling tajam.
"Mas tidak mengusir kamu. Kakakmu panik pas tau kamu tidak ada di teras." Bian menunjukkan pesan yang baru saja Naya kirimkan padanya.
Ghani melayangkan tatapan sinis setelah tidak sengaja percakapan Naya dan Bian yang romantis terbaca, membuat jiwa ke jombloannya meronta.
"Kenapa kamu liatin Mas seperti itu?" tanya Bian heran.
"Apa Mas Bian yakin, bisa mencintai Teh Naya tanpa ada bayang-bayang Mbak Rania?" tatapan Ghani menyelidik dalam.
Bian menarik nafas lagi. Lalu meraih kaleng minuman dingin miliknya. Meneguk isi kaleng tersebut sampai tersisa setengah. Kerongkongan terasa sangat kering.
"Sejak mengenal kakakmu, entah bagaimana, rasa untuk Rania perlahan pudar." Bian mengungkap apa yang sesungguhnya dia rasakan.
Ghani berdecih, setengah mengejek. Dia menyandarkan lagi punggungnya pada sandaran kursi. Kalimat yang Bian katakan terdengar seperti perkataan lelaki buaya darat.
KAMU SEDANG MEMBACA
after 30
ChickLit"Dalam setiap perjalanan hidup selalu ada pertemuan dan perpisahan. Begitu juga dengan sebuah pelajaran." Dua tahun setelah kisah cintanya dengan Damar benar-benar kandas, Naya lebih fokus pada hidupnya. Mengejar kebahagian untuk dirinya sendiri. Me...