Bab 39

5.3K 519 18
                                    

Vote dan komentarnya jangan lupa.

Terimakasih.

Selamat membaca.

Hati-hati typonya banyak.

*

*

*

***

"Takdir Tuhan itu sangat tersembunyi, penuh misteri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Takdir Tuhan itu sangat tersembunyi, penuh misteri. Bahkan, satu menit setelah ini pun kita tidak tahu apa yang akan terjadi."

-after 30-

***

*

*

*

"Untuk ruang tamu, bagaimana kalau sofa yang tadi saja, Mas?"

Tidak mendapatkan jawaban, Naya melemparkan pandangannya kesana kemari mencari keberadaan Bian yang ternyata berjalan agak jauh di belakangnya.

Sejenak Naya berhenti di tempat itu. Menunggu Bian yang tampak sedang sibuk dengan ponselnya. Mengingat posisi Bian di perusahaan paling penting sekaligus mengemban tanggung jawab yang sangat besar, Naya mencoba mengerti jika saat suatu waktu Bian asyik dengan layar datar itu.

Seulas senyum terbit dari bibir Naya. Dia benar-benar takjub atas kekuasaan Sang Maha 'penyusun skenario terbaik' untuknya. Jika diingat kembali bagaimana pertemuannya dengan Bian, sangat mustahil untuk mereka bersama.

Dahulu, mereka hanyalah dua manusia asing yang tidak saling mengenal, lalu kenal, dekat, dan semakin dekat, sempat ada penolakan, akhirnya memutuskan bersama, dan menikah. Itulah siklus yang mereka lewati.

"Takdir Tuhan itu sangat tersembunyi, penuh misteri. Bahkan, satu menit setelah ini pun kita tidak tahu apa yang akan terjadi," gumam Naya. Matanya tidak lepas dari lelaki yang kini melempar senyum padanya.

Tanpa Naya sadari beberapa impiannya berhasil Bian wujudkan satu persatu. Di lamar, merencanakan pernikahan yang sangat di nantinya, di terima dengan baik oleh calon mertua, dan masih banyak lagi hal lain yang tidak bisa Naya ungkapkan.

Meskipun semua hal tersebut terwujud sedikit lambat dari teman-teman sebayanya, tetapi Naya merasa inilah saat yang tepat untuknya dan saat ini adalah waktunya. Tidak lambat seperti yang orang-orang katakan. Dia yakin itu.

'Setiap orang ada masanya, ada usianya.'

Naya setuju sekali dengan gagasan itu. Manusia berproses dari lahir kemudian berkembang lagi, dari bayi, anak-anak, menjadi remaja, dewasa, hingga tua dan mati. Itulah umumnya siklus hidup manusia. Bukan hanya dalam kehidupan, dalam pekerjaan pun, khususnya jabatan seperti itu, dilantik bekerja, selesai, dan diganti.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang