Bab 16

5.8K 561 52
                                    

Sekedar info, dari bab 15 alurnya aku rubah.

Hati-hati typonya banyak.

Vote dan komentarnya jangan lupa.

Selemat membaca.

Terimakasih.

*

*

*

***

"Waktu yang tidak tepat terkadang membawamu pada kekecewaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waktu yang tidak tepat terkadang membawamu pada kekecewaan. Namun kelapangan dada membawamu pada ke ikhlaskan."

-after 30-

***

*

*

*

Tiga puluh menit sudah Bian sampai di unit apartemennya. Sedari tadi, dia tetap pada posisinya. Duduk di sofa, dengan kepala terkulai menghadap langit-langit dan kaki menjuntai ke lantai.

Matanya terpejam, sedangkan kedua tangannya, bertumpuk di dada kirinya. Merasakan debaran yang terus menerus ia rasakan.

Akibat dari perkataannya pada Naya tadi, Bian salah tingkah sendiri. Debar jantungnya semakin tidak terkendali. Bahkan, untuk sekedar melepas alas kakinya saja Bian lupakan.

Ritme detakan jantungnya meningkat pesat, saat bayangan wajah Naya terlintas lagi dalam pikirannya.

Perlahan bibir Bian melengkung tertarik ke atas, membetuk senyuman.

Jatuh cinta memang bukan pertama kali untuknya. Tetapi, kali ini Bian merasa ada hal yang lebih luar biasa terjadi padanya. Tepatnya pada hatinya. Namun, dia masih sulit untuk mengungkapnya.

Bian membuka mata saat hatinya berbisik untuk tidak terus seperti ini. Dia harus cepat mengambil keputusan yang tepat setelah dirasa cukup menyakinkan perasaannya sendiri.

***

Pagi harinya.

Sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela berhasil membuat Naya terjaga. Beberapa detik Naya mengamati langit-langit kamar. Memastikan keberadaannya saat ini. Dia ingat betul jika sebelumya tertidur di dalam mobil bukan di dalam kamar.

Naya meraba dahinya. Dia semakin heran saat jemarinya menyentuh kain setengah kering di sana.

Naya melepas kain yang kini sudah dapat dia lihat berupa handuk itu dari dahinya. Dan, saat menelan salivanya, kerongkongannya terasa kering, seperti berjarak. Sakit sekali. Hidungnya benar-benar tersumbat.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang