Vote dan komentarnya jangan lupa.
Hati-hati typonya banyak.
Selamat membaca.
Terimakasih.
*
*
*
***
"Meminta maaf dan mengakui kesalahan adalah sikap yang dewasa. Menjadi lebih baik dan tidak melakukan kesalahan yang sama adalah hal yang luar biasa."
-after 30-
***
*
*
*
"Eh, Mas Bian?" Desi mengelus dada ketika berbalik, Bian sudah berdiri menjulang di hadapannya.
"Naya masih di atas, Des?" tanya Bian tanpa basa basi namun lebih bersahabat. Tidak seketus biasanya.
"Naya lagi keluar sama Mbak Fani, Mas," jawab Desi.
"Sudah lama?" tanya Bian lagi.
"Lumayan sih. Tunggu saja, Mas. Mungkin sebentar lagi mereka kembali," jelas Desi kemudian.
"Ya sudah, terimakasih Desi. Kalau begitu saya tunggu di ruangan Naya," tukas Bian langsung naik ke lantai dua.
Desi mengikuti punggung Bian dengan pandangan aneh."Tumben nggak judes? Tapi bagus lah. Mental aman."
Di lantai dua.
Bian meyimpan buket bunga yang dia bawa di atas meja kerja Naya, matanya kemudian menjelajah setiap jengkal ruangan itu tanpa ada yang ingin terlewatkan.
Cukup lama menghindari Naya, rupanya hanya menyiksa dirinya saja.
Dari banyak waktu yang Bian gunakan untuk merenungi sikapnya, akhirnya Tuhan membantunya untuk meredakan egonya. Mengukuhkan hatinya untuk meminta maaf dengan tulus dan niat memperbaiki kesalahannya.
Sudut bibir Bian tertarik keatas ketika bunga mawar segar yang selalu dia kirimkan setiap hari terangkai indah dalam vas bunga. Dan satu hal yang membuat hati Bian menghangat ketika matanya menemukan pigura kecil poto berisi mereka berdua juga terpajang di samping komputer. Di apit miniatur minions favorit Naya.
Bian ingat betul, jika poto itu di ambil saat beberapa minggu setelah mereka resmi bersama.
Sangat manis, batin Bian berbakata.
KAMU SEDANG MEMBACA
after 30
ChickLit"Dalam setiap perjalanan hidup selalu ada pertemuan dan perpisahan. Begitu juga dengan sebuah pelajaran." Dua tahun setelah kisah cintanya dengan Damar benar-benar kandas, Naya lebih fokus pada hidupnya. Mengejar kebahagian untuk dirinya sendiri. Me...