Bab 29

5K 533 28
                                    

Vote dan komentar nya kencengin dong, supaya semangat buat lanjut....

Hati-hati typonya banyak.

Selamat membaca.

Terimakasih.

*

*

*

***

"Jangan pernah sekalipun mengambil keputusan dengan tergesa-gesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah sekalipun mengambil keputusan dengan tergesa-gesa."

-after 30-

***

*

*

*


Jemari Bian menari dengan lincah di atas nuts piano. Matanya terpejam, menghayati musik yang dia maninkan. Kenangan saat pertama kali bertemu dengan Naya berputar apik tersusun dalam ingatannya.

Namun kenangan indah itu pelahan memudar, di gantikan dengan bayangan kebersamaan Naya dan Damar yang pernah dia lihat dahulu. Bian langsung menghentikan permainan pianonya dan membuka mata. Tetapi, bayangan Naya dan Damar semakin nyata di matanya.

Kesal karena isi kepalanya di penuhi ketakutan Naya kembali pada Damar, Bian memukul nuts piano dengan keras. Rahangnya mengeras, marah. Dia kesulitan melampiaskan kemarahannya.

Bian meraup wajahnya gusar. Perkataan Gendis tentang perasaan Damar terhadap Naya, terus terngiang. Sangat mengganggunya.

Suara gelegar disertai kilatan petir dari luar terdengar mengerikkan. Bian langsung menoleh pada jendela besar apartemen yang dibiarkan tidak tertutup tirai.

Bian melangkah mendekat pada jendela. Pandangannya jauh kedepan. Pikirannya tepusatkan lagi pada Naya. Sedang apa kekasihnya itu saat ini? Bisakah terlelap setelah perlakuan Gendis tadi?

Sementara itu, Naya terbangun dari lelapnya dengan deru nafas memburu. Perkataan dan sikap kasar yang Gendis, terbawa sampai ke alam bawah sadarnya.

"Mimpi," gumam Naya sambil menyetuh dadanya. Degup jantungnya pun terasa tidak beraturan."Tapi kenapa rasanya nyata sekali, Tuhan?" lanjutnya seraya menarik nafas panjang. Menenangkan diri beberapa saat.

Kilatan petir serta angin membuat jendela kamar yang tidak tertutup sempurna itu terbuka dan terhempas sehingga menimbulkan bunyi bantingan yang kencang. Naya terperanjat dengan bunyi tersebut. Degupan jantungnya bertambah cepat.

after 30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang