33. Sakit Sekali

869 58 38
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA. JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU.

HAPPY READING^^

.
.
.

Aldi dan Meyy sama-sama tertidur di balkon kamar Aldi, Aldi masih setia tidur di pangkuan Meyy. Tangan Meyy yang berada di kepalanya, ia pindahkan tadi ke dada dan digenggam nya dengan erat.

Sedangkan Meyy tertidur di sandaran sofa, sampai Aldi terbangun dan membuka matanya. Ia seperti melihat pemandangan yang indah dimatanya, Meyy yang tertidur pulas di atas sana. Aldi pun tersenyum.

"Bahagia banget gue hari ini, bangun tidur langsung di suguhi pemandangan bidadari imut yang lagi tidur." gumam Aldi pelan.

Meyy menggeliat pelan, sepertinya ia akan terbangun, pikir Aldi. Ia pun kembali memejamkan matanya berpura-pura untuk tidur.

Meyy perlahan membuka matanya menoleh kekanan dan kekiri, sepertinya ini bukan kamarnya dan nyawanya juga belum terkumpul sepenuhnya. Dan Meyy merasakan ada sesuatu di pahanya, ia pun melihat kebawah ada Aldi yang sedang tertidur di pangkuannya sembari menggenggam tangannya.

Meyy pun tersenyum dan kembali mengusap rambut Aldi perlahan, takut si empunya akan terbangun.

"Kak Aldi tidur aja ganteng." gumamnya pelan yang masih didengar oleh Aldi.

Aldi tersenyum dalam hati.

"Tante Divya dulu ngidam apa si? Kenapa anaknya gantengnya nggak ngotak banget si?" tanya nya entah ke siapa.

Aldi pun terkekeh dalam hati, ia masih menjalan kan aktingnya yang pura-pura tidur. Sepertinya kalau ia akting untuk bermain film, ia akan lolos casting dengan mudah. Pikir Aldi.

Kemudian ia terkejut merasakan ada yang mengelus pipinya, yang sudah dipastikan itu ulah Meyy. Aldi meneguk Saliva nya kasar, yang tidak disadari oleh Meyy.

Meyy mengelus pipi Aldi, kemudian ia menyentuh mata Aldi, turun ke hidung Aldi yang mancung, dan kemudian turun ke bibir Aldi, ia mengelus bibir Aldi dan berhenti cukup lama. Ia menatap bibir itu.

"Jangan nakal cil."

Meyy terkejut bukan main, mendengar suara berat itu. Ia segera menyingkirkan tangannya dari bibir Aldi. Meyy melihat Aldi membuka matanya cepat.

"K... Kak A... Aldi udah bangun?" tanya Meyy gugup.

"Udah dari tadi." jawab Aldi.

"M... Maaf, tangan Meyy lancang."

"Iya nggak apa-apa."

Aldi pun bangkit dari pangkuan Meyy, dan mendekat. "Ngapain pegang-pegang tadi?"

"Ng... Nggak apa-apa." jawab Meyy gugup.

"Mau di cium?" tanya Aldi jahil.

Meyy mengangguk kemudian menggeleng dengan cepat. "N... Nggak kok."

"Beneran nih?" tanya Aldi semakin jahil.

"I... Iyaa n... Nggak kok." gugup Meyy.

"Yaudah gue mau kedalam dulu balikin gitar."

"I... Iya."

Cup.

Dengan gerakan secepat kilat Aldi mencium pipi Meyy, membuat Meyy mematung ditempat.

"Kak aldiii!"

*****

"Kak Aldi itu kak Iqbal bukan si?" tanya Meyy sembari menunjuk seseorang yang duduk dan membaca buku di meja depan mereka.

My Bocil Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang