34. Markas Blasteride

697 54 22
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW AKU JUGA.

HAPPY READING^^

.
.
.

Aldi menghentikan motor moge hitamnya ditengah jalan, ia tadinya mengikuti taksi yang dinaiki oleh Meyy. Sial nya ia kehilangan jejak karena lampu merah yang menyala, mengharuskan motornya dan juga pengendara yang satu jalur dengannya menghentikan kendaraan.

"AARGHH... SIAL!!" teriak Aldi memukul tangki motornya, membuat orang-orang yang berada disekitar melihat nya dengan berbagai tatapan.

"Cil, lo kemana si? Gue khawatir." lirih Aldi yang terus-terusan melihat kearah lampu lalu lintas, lampu hijau pun menyala membuat ia refleks melajukan motornya hingga membuat suara mesin motornya membesar.

"Pak-pak ikutin motor moge hitam itu ya pak." ujar seorang gadis yang mengikuti Aldi dari tadi.

"Baik mbak."

Di lain tempat.

Bara membawa Meyy ke markasnya, setelah diberi izin oleh Farell. Meyy tadi sempat bilang ke Farell, 'kalo kak Aldi kesini nyariin Meyy, bilang aja Meyy nggak ada kesini.' entah apa yang di alami oleh gadis yang sedang diboncengnya.

"Sa?" panggil Bara.

"Ada apa?" jawab Meyy mendekat.

"Lo ada masalah apa? Kenapa tadi lo nangis?"

"Nggak ada dan lo nggak perlu tau juga, nggak apa-apa kan?"

"Yaa nggak apa-apa si, cuma kalo lo lagi butuh temen curhat atau apapun lo bisa datang ke gue atau nggak kemarkas gue, anak buah gue bakal selalu welcome khusus buat lo."

"Segitu nya?"

"Ehem." dehem Bara disertai anggukan.

"Hmm iya, makasih ya kak." ucap Meyy yang diangguki oleh Bara.

"Kak, gue orangnya baperan nggak si?" tanya Meyy tiba-tiba.

"Emang lo baperan? Kayaknya si bukan lo banget." kata Bara diiringi tawanya.

"Masa kayak gitu si?"

"Iya, setelah beberapa minggu gue kenal sama lo itu keliatan banget kalo bukan orang yang baperan." jelas Bara.

"Gitu ya?" tanya Meyy yang bingung, lalu diangguki oleh Bara.

"Tapi kenapa dibilang murahan kok sakit banget banget ya?" gumam Meyy.

"Lo dibilang murahan sama siapa?" tanya Bara yang sepertinya emosi, dilihat dari nada bicaranya.

Meyy terkejut mendengar pertanyaan Bara, Meyy tak sadar kalo ia menyandarkan dagunya dibahu milik Bara, dan bergumam seperti tadi sudah dipastikan Bara mendengar gumaman nya.

"Sa, jawab gue siapa orangnya?" tanya Bara sekali lagi karena Meyy tidak kunjung menjawab.

"Nggak ada." jawab Meyy menjauhkan dagunya dari bahu Bara.

"Oke, gue bakal cari tau sendiri." final Bara.

"Jangan!" cegah Meyy.

"Kenapa jangan? Pasti orang itu yang bikin lo nangis di rumah sakit tadi kan?"

Meyy terdiam.

"Sa kalau lo nggak mau kasih tau gue, izinin gue buat cari tau sendiri."

Meyy tak menjawab.

"Sa?"

"Udah nggak perlu kak, nggak penting juga kok."

Bara menghela nafas kasar, "oke."

My Bocil Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang