48. Fail

1.5K 62 35
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAHULU SEBELUM MEMBACA AGAR TIDAK LUPA KARENA KEASYIKAN MEMBACA.

Happy reading<3
.
.
.

Hari minggu ini Meyy akan pergi bersama Aldi, Meyy ingin menghabiskan waktu seharian bersama Aldi tentunya. Dan Aldi hanya menuruti kemauan kekasihnya itu, mereka pergi menggunakan mobil milik Aldi.

Mengenai ujian, Meyy bisa bertahan sampai sekarang saja ia sudah bersyukur. Walaupun mereka belum ujian akhir, tapi Meyy masih bisa sampai ditahap ujian praktek, dan sebentar lagi akan ujian akhir. Meyy harus bisa sampai ketahap itu, harus.

Meyy sangat bersyukur, setelah Farell dan Mr. Farhan tahu tentang kondisi nya, ia masih bisa mengerjakan ujian sampai sekarang. Sebenarnya setelah Farell tahu tentang kondisinya, ia melarang Meyy untuk pergi ke sekolah dan memaksanya untuk tinggal dirumah sakit dan melakukan operasi saat itu juga. Tetapi Meyy menolak dengan mengatakan alasannya, dan setelah membujuk Farell dan juga sang papa, Meyy diperbolehkan untuk menyelesaikan urusan sekolah. Lagian dia juga masih punya obat pereda sakitnya, untuk dia bisa bertahan sampai sekarang ini.

"Kita mau kemana?" tanya Aldi yang sedang mengemudi, ia menoleh kearah Meyy setelah itu fokus lagi ke depan.

"Kalo kita piknik, kakak mau nggak?" tanya Meyy menatap Aldi disampingnya.

"Mau, dimana?"

"Em, di tempat yang hijau-hijau gitu kayaknya sesuai."

Aldi mengangguk, "bawa perlengkapan nggak?"

"Meyy cuma bawa makanan sama minuman, soalnya tadi di rumah Meyy nyari tikar gak ada, karpet juga gak ada masih dicuci sama bibi." jawab Meyy sedih.

"Ya udah nanti kita beli aja." ucap Aldi enteng.

"Nggak apa-apa?" tanya Meyy yang masih setia menatap Aldi.

Aldi menoleh, kemudian ia menggeleng. "Nggak, duit gue banyak gue bisa beli sepuluh kalo lo mau." ucapnya menyombongkan diri.

"Cih, sombong banget untung pacar." gumam Meyy pelan.

"Ngomong apa barusan?"

"Nggak ada."

*****

Setelah tadi membeli karpet dan melanjutkan perjalanan, kini mereka tiba di perbukitan yang luas dan indah. Aldi membawa Meyy ke daerah perbukitan, tempat yang sama saat ia di ajak oleh Zoe dan teman-temannya untuk menjernihkan pikirannya yang saat itu sedang kacau.

"Wah bagus banget tempatnya kak." takjub Meyy, ia bisa menghirup udara yang segar pagi hari disini.

Aldi hanya tersenyum memperhatikan Meyy yang tampak bahagia dengan senyuman yang terukir indah di bibirnya, Aldi perlahan mendekat ke Meyy kemudian memeluknya dari belakang.

Aldi memeluknya sangat erat, seperti ia sangat takut untuk kehilangan Meyy. Ia mencium tengkuk dan leher Meyy kemudian ia menyandarkan dagunya di kepala Meyy.

"Meyy?" panggilnya dengan suara berat.

"Hm?" Meyy berdehem dan memegang tangan Aldi yang memeluk pinggangnya.

"Nggak tau kenapa, perasaan gue mengatakan lo bakal ninggalin gue sendiri."

Deg.

Meyy membeku di tempat, yang di katakan Aldi bukan lah hanya perasaannya saja, melainkan kebenaran. Kebenaran bahwa ia memang akan meninggalkan Aldi suatu hari nanti.

Aldi semakin mengeratkan pelukannya, "lo nggak akan ninggalin gue kan?"

Meyy terdiam.

"Oh iya, kakak pernah kesini sebelumnya?" tanya Meyy mengalihkan pembicaraan.

My Bocil Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang